19

190 19 12
                                    

Ruangan kosong di sebelah kamar Ricky yang telah di sulapnya menjadi ruang kerja, menjadi saksi pemberian gaji pertama Ruowei malam ini. Jangan tanyakan perasaan gadis itu. Matanya begitu berbinar antusias menatap Ricky di hadapannya.

Ricky suka ekspresi itu, hingga tak sadar ia sendiri tertawa kecil. Ada sedikit rasa puas berhasil membawa Ruowei pergi dari Zhang Hao dengan cepat tanpa bersusah-payah.

"Ayo berikan gajiku!" seru Ruowei bersemangat.

"Bersabarlah sedikit, aku lihat dulu." Ricky membuka amplop berisi uang di tangannya kemudian. Setelah memastikan jumlahnya cukup, dia memberikan pada Ruowei. "Ini."

"Terima kasih!"

Ruowei tentu menerima dengan senang hati. Hanya butuh beberapa detik, amplop yang telah berpindah tangan itu terbuka.

"Astaga ini banyak sekali!" kembali Ruowei berseru.

"Tidak, itu hanya uang jajanku. Bagiku tidak seberapa jadi ambil saja semuanya." Ricky berucap santai dengan kedua tangan di saku celana.

"Sungguh?!"

Jujur Ruowei masih belum percaya. Sepuluh ribu Yuan (22.423.000,00 Rupiah) terlalu banyak untuknya. Memang untuk ukuran Ricky Shen itu hanya sebagian kecil dari hartanya yang melimpah. Tetapi bagi Ruowei yang terbiasa hidup sederhana, uang ini benar-benar luar biasa.

"Ya. Dan sesuai janjiku yang kau pegang hanya gaji murni. Jika ingin membeli sesuatu pakai kartuku-"

Belum sempat menyelesaikan kata katanya, Ricky terlebih dulu terhuyung ke belakang akibat pelukan Ruowei yang mendadak. Untung Ricky bisa menjaga keseimbangan.

"Terima kasih banyak." Ricky tau ada ketulusan disana. Ruowei memeluknya sangat erat. "Kau juga telah merenovasi rumahku dan toko laundry Ibu. Belum lagi pekerja baru yang ada disana. Walau ini hubungan timbal balik, tetap saja aku merasa harus menyampaikan ucapan terima kasih tak terhingga."

Cukup lama mereka berada di posisi itu. Tangan Ruowei pun masih melingkar di pinggang Ricky. Sementara Ricky masih dengan posisi sama, berdiri tegak tanpa membalas pelukan Ruowei.

Ricky terpaku dan kehilangan kata-kata. Namun jujur jauh di dalam lubuk hatinya, dia merasa senang. Dipeluk Ruowei tanpa diminta dan dipaksa membuatnya berbangga.

'Mana bisa Zhang Hao seperti ini'

Tapi Ricky sadar mereka berdua harus kembali pada realita. Senyum kecil di wajahnya ia ganti dengan wajah datar tanpa ekpresi.

"Sudah puas memeluknya?"

Pertanyaan sarkas tersebut membuat Ruowei segera menjauhkan diri.

"Maaf, aku tidak sengaja." Melangkah mundur dengan perlahan, Ruowei menatap Ricky takut.

"Hm."

'Dasar bodoh, seharusnya ucapan saja sudah cukup. Mengapa memeluknya segala?'

"Kalau begitu aku akan pergi, sekali lagi terima kasih," pamit Ruowei. Tanpa menengok Ricky lagi, ia bergegas keluar ruangan.

Tetapi belum sempat kaki Ruowei meninggalkan pintu, Ricky meneriaki nya.

"Hei Tunggu!"

"Ada apa?" tanya Ruowei.

"Aku ingin satu hal lagi."

"Kau mau apa, katakan saja." Ruowei berujar langsung.

'Sepertinya suasana hatinya benar-benar baik.' Ricky bisa merasakan bagaimana atmosfer di sekitar Ruowei yang seakan akan ringan dan bebas. Ia juga merasa tenang bisa menyampaikan permintaannya tanpa reaksi marah atau melawan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ISTRI KONTRAK TUAN MUDA || Ricky ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang