16

187 17 6
                                    

Hexiang tersenyum bahagia melihat istri, anak dan menantunya berkumpul di meja makan. Sungguh makan malam pertama dengan anggota keluarga lengkap di rumah sendiri memiliki suasana tersendiri.

Berbeda dengan Xiaoting yang terus membuang muka. Xiaoting kesal tapi tidak bisa mengekspresikannya di depan sang Ayah. Oleh karena itu ia hanya diam sambil menatap lurus ke sembarang arah, kecuali ke depan karena Kun duduk tepat di hadapannya.

Kursi besar di ujung meja makan, atau kursi tengah diisi Hexiang sebagai kepala keluarga. Di sebelah kanan berjejer Zige, Hedi, dan Xiaoting. Sedang di sisi kiri ada Ricky di dekat Ayahnya, Ruowei, lalu Kun.

Jika Hexiang senang dan Xiaoting gundah, Ruowei dan Ricky berada dalam perasaan lain. Apalagi kalau bukan canggung sehabis dipergoki berduaan. Ricky tidak pernah mengira di dapati Hexiang dalam posisi demikian. Bahkan ada Zige pula walaupun ibunya itu tidak melihat langsung. Entah mengapa tadi pendengaran Ricky seakan-akan menuli akan ketukan pintu Hexiang. Wajah cantik Ruowei yang ketakutan di bawahnya tadi lebih menarik dari hal lain untuk diperhatikan.

"Kau mau makan apa?" pertanyaan Ruowei memecah keheningan. Soalan tersebut ditujukan untuk Ricky karena memang hanya mereka berdua yang belum memiliki makanan sekarang.

"Samakan saja denganmu." Ricky merasa wajib memberi gaji lebih pada Ruowei. Setelah berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan, Ruowei masih bisa bersikap biasa saja.

Dan bersamaan dengan gadis itu bangkit mengambil makanan, Kun juga ikut berdiri. Tentu gerak geriknya tak lepas dari tatapan sekeluarga.

"Mau apa gege? Biar sekalian ku ambilkan," tawar Ruowei ramah.

"Terima kasih, tapi aku hanya ingin mengambil sedikit lauk. Tidak perlu bersusah-payah," jawab Kun tak kalah santun.

Mendengar jawaban itu Hexiang tersadar lalu membuka suara. "Astaga Xiaoting! Lihatlah piring suamimu, hanya ada nasi disana," tegur nya. "Cepat berdiri dan ambil lauk untuknya."

Baik Kun maupun Ruowei, keduanya merasa bersalah melihat raut tidak bersahabat Xiaoting. Kun merasa bersalah karena kembali membuat Xiaoting kesal, sedang Ruowei karena ia sendiri berpikir perintah Hexiang ada karena dirinya. Xiaoting disuruh mengambil lauk karena Ruowei, begitulah isi benaknya saat ini.

"Tunggu." Ricky mendadak berdiri. Ia lantas memegang kedua bahu Ruowei untuk disuruh duduk. "Walau memang kodratnya istri melayani suami, sesekali kita juga harus mengerti."

"Apa yang-"

Belum selesai Ruowei berbicara, Ricky memotong. "Duduk dan diam saja okay? Aku yang akan mengambil makanan untukmu."

Meski keheranan Ruowei tetap menurut. Ia juga hanya diam kemudian, membiarkan Ricky mengoceh sendiri yang entah untuk apa.

"Sebagai laki-laki sudah seharusnya kita mandiri dan tidak selalu mengharapkan pasangan." Tangan Ricky dengan lihai mengambil dua porsi makanan sambil berkata demikian.

Kun sadar perkataan Ricky merupakan sindiran halus baginya. "Kau benar," ucapnya seraya tersenyum. Itulah keahlian Qian Kun, selalu terlihat tenang walau mendapat serangan. "Xiaoting, tidak perlu berdiri. Aku akan melakukannya sendiri."

'Siapa juga yang mau melayanimu.' batin Xiaoting. Entah mengapa apapun yang dilakukan Kun akan selalu salah di matanya. Sayang sekali malam ini Xiaoting tidak bisa meluapkan emosinya karena keberadaan Hexiang dan Zige.

"Aku tidak setuju dengan Rui," ucap Hedi tiba-tiba. Ia lantas menyuruh Xiaoting untuk mengambilkan Kun lauk.

"Gege?!" Melalui kode mata Xiaoting meminta penjelasan lebih. Mengapa Gegenya mendadak membela Kun. Parahnya lagi ia menyuruh Xiaoting melakukan hal yang paling tidak disukai.

ISTRI KONTRAK TUAN MUDA || Ricky ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang