11

140 11 1
                                    

"Hai adik ipar!" teriakan Yoona menggema saat Ruowei keluar dari kamar mandi. Untung saja dia sudah berpakaian lengkap. Hanya saja rambutnya masih basah.

"Astaga!" Ruowei memegang dadanya. "Jiejie aku kaget."

"Panggil Yoona saja umur kita tidak beda jauh," pinta Yoona.

"Tiga tahun menurutku lumayan. Tidak sopan jika tidak memanggilmu jiejie," ucap Ruowei segan.

"Tidak masalah, justru aku senang dipanggil nama."

"Ekhem. Nona Lin sarapanmu." Krystian yang ternyata masih berada di dalam kamar mengingatkan. Tatapan pria itu lalu beralih pada Yoona. Ia hendak menyuruhnya keluar.

Ruowei yang peka pun segera mencegat. "Jangan suruh dia keluar Krystian. Biarkan Yoona disini bersamaku."

"Kau dengar itu? Sedari tadi tatapannya seperti ingin memakanku."

Yoona mengira seusai berbicara dengan Ruowei asisten Ricky tersebut akan keluar dari kamar. Tapi dia salah. Krystian tetap setia berdiri di dalam sana.

"Kenapa dia tidak pergi?" tanya Yoona pada Ruowei.

"Dia akan pergi kalau aku sudah selesai makan," ujar Ruowei. "Mari makan bersama."

"Ya makanlah. Aku sudah sarapan tadi."

Makan dalam diam, pandangan Ruowei tak lepas dari Yoona. Gadis berdarah China Korea itu sangatlah cantik. Wajahnya kecil, matanya lebar, hidungnya mancung seperti keturunan Shen yang lain. Dan yang paling menarik ialah bibirnya yang tipis dan indah. Sedang bermain ponsel saja dia terlihat mempesona, apalagi jika tersenyum.

"Kau cantik sekali." Tanpa sadar kalimat tersebut keluar dari mulut Ruowei. Saat Yoona mendengar dan berbalik, Ruowei menjadi takut. Ada sedikit rasa trauma akibat Xiaoting yang ia puji jelita terakhir kali. "Ah tidak, maksudku-"

"Benarkah?" Diluar perkiraan Ruowei, Yoona malah tersenyum gembira. "Terima kasih banyak! Kau juga sangat cantik."

Ikut tersenyum sembari melanjutkan makannya, Ruowei membatin senang. Reaksi Yoona sungguh membuatnya terharu. Ia pikir Yoona akan marah atau sebaliknya. Ternyata tidak sama sekali.

Setelah makanan di piringnya habis, Ruowei menunjukkan pada Krystian. "Aku sudah makan. Kau pergilah."

"Baik nona, aku pergi dulu."

Sesudah berpamitan Krystian pergi. Tersisa Ruowei dan Yoona di dalam kamar.

"Oh ya tadi kau bilang kita beda tiga tahun, berarti kau masih dua puluh. Kau kuliah ya?" tanya Yoona.

"Tidak, aku tidak kuliah. Aku hanya tamat SMA," cicit Ruowei pelan. Ia malu karena pasti Yoona tidak jauh berbeda dengan saudaranya, yaitu berpendidikan tinggi.

"Mengapa kau terlihat minder? Padahal Mingyu oppa juga hanya tamat SMA saat menikah dengan eonnie."

Kim Mingyu suami Tzuyu yang kini menjabat sebagai Direktur NS Entertainment memang baru melanjutkan kuliahnya setelah menikah.

"Sungguh?"

"Ya, Ayahku yang membiayainya. Ayah juga memberi hak penuh padanya untuk memegang kendali perusahaan," jelas Yoona.

"Tapi tetap saja aku tidak percaya diri."

"Aku mengerti maksudmu. Bibi Zige telah menceritakan semuanya tentang kau pula. Termasuk keluargamu."

Mendengar Yoona sudah tau tentang kemiskinannya, Ruowei semakin tidak percaya diri. Pasti Zige mengatakan pula mengenai pekerjaan orangtuanya.

"Jangan sedih! Pertama dengar ini, Sicheng ge suami Yiren jie sama sepertimu. Bahkan lebih parah, dia bisa bersekolah dari sekolah menengah hingga berkuliah karena beasiswa. Tapi keluarga Shen dengan lapang dada menerima. Kau mungkin melihat kami diberi banyak sekali aturan, namun masalah cinta dan perasaan kami tidak pernah diatur. Kami dibiarkan memilih pasangan kami sendiri. Sebenarnya dulu banyak yang menyayangkan keputusan Ayah untuk membiarkan Sicheng ge menjadi menantunya. Tetapi lihatlah sekarang, tanpa diberi modal usaha dia dan Yiren jie sukses membangun toko kosmetik di Korea." Panjang lebar Yoona menjelaskan, tapi Ruowei masih diam.

ISTRI KONTRAK TUAN MUDA || Ricky ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang