#2

404 34 4
                                    

"Hai... Viora ya?"

Viora menoleh ketika mendengar ada yang memanggil namanya.

Detik itu, Viora tak tahu reaksi apa yang terjadi dalam tubuhnya.
Gadis itu diam, tak langsung menyahut sapaan seseorang di hadapannya. Tak ia sangka akan melihat lagi wajah itu yang tak berubah meskipun sudah bertahun-tahun ia tidak melihatnya.

"Eh iya, hai.." jawabnya ketika kesadarannya mulai kembali.

"Apa kabar, Vi? Udah lama ya kita nggak ketemu," tanya lelaki bertubuh tegap itu sambil mengulurkan tangan padanya.

"Gue baik, lo gimana kabarnya?" sahut Viora sembari menjabat tangannya sekilas.

"Gue juga baik, Vi. Lo sendiri aja nih?"

"Gue sama teman gue di sini."
Entah kenapa kata-kata itu yang keluar dari mulut gadis itu, seperti tak ingin lawan bicaranya mengira bahwa ia duduk seorang diri di sini. Toh, memang benar ia sedang menunggu sahabatnya, Dea datang kemari.

"Lo udah mau balik nih?" sambung Viora.

"Iya, Vi masih ada keperluan lain soalnya. Kalo gitu, gue duluan ya. Sampai ketemu lagi."

Viora hanya tersenyum menanggapinya.

Sesaat gadis itu menarik nafas lega ketika melihat punggung lelaki yang tiba-tiba muncul di hadapannya itu bergerak menjauh lalu menghilang dari pandangan si gadis.

~~~

Mata gadis itu memang tertuju pada novel yang ia genggam, tapi pikirannya melayang entah kemana.

Otaknya tak henti memutar kembali memori-memori 10 tahun silam.

Memori yang sengaja ia letakkan jauh di dalam hatinya, berharap bisa melupakannya.

Tapi kenyataannya, hanya karena obrolan singkat yang tak sampai 5 menit itu, memori itu kembali bermunculan ke permukaan.

"Vio, sori ya lama, tadi lagi nyelesaiin list buat restock barang-barang keperluan cafe," ucap Dea membuyarkan lamunannya.

"Iya santai aja De, gue juga belum lama banget kok."

"Tumben banget ini gelas masih penuh, biasanya nggak sampe setengah jam udah ludes isinya,"
tanya Dea ketika menatap cokelat panas yang Viora pesan masih utuh belum tersentuh sama sekali.

"Iya masih belum pengen minum aja," jawabnya singkat.

"Wah wah nggak biasanya nih kayak gini. Lo lagi kenapa? Ada yang lagi dipikirin ya?"

"Ada apa sih, Vi? Cerita dong," lanjut Dea ketika sahabatnya tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Hah nggak ada apa-apa kok, De. Emang keliatan ada yang aneh ya?"

"Kita deket bukan 1 tahun 2 tahun ya, Vi. Jangan coba nyembunyiin sesuatu dari gue," selidik Dea dengan mata menyipit menatap Viora.

Viora menghela nafas panjang sebelum menanggapi perkataan Dea.

"Tadi gue ketemu Nathan."

Akhirnya ia memutuskan untuk menceritakannya pada Dea.

"Nathan siapa?"

"Nathan Giovano."
Lidah Viora sedikit kelu mengucapkan nama itu.

Nama yang selama bertahun-tahun lamanya berusaha untuk tidak ia sebut dan ia pikirkan.

"Hah? Nathan Giovano? Mantan lo waktu SMA itu kan?"

"Temen, De. Bukan mantan."

"Teman tapi mesra," ejek Dea sambil tertawa terbahak-bahak.

KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang