Tidur Viora sama sekali tak nyenyak semalam. Berulang kali ia mengecek ponsel, siapa tahu Nathan sudah membalas pesannya. Namun nyatanya hingga pagi ini, tak ada satu pun kabar dari lelaki itu.
Dengan tubuh lesu dan sorot mata yang sayu, Viora melangkah menuju pantry hendak membuat secangkir teh melati untuk membantu menenangkan pikirannya.
"Lo lagi sakit, Vi?" tanya Karin yang juga ternyata berada di pantry sambil mengaduk gelas minumannya.
"Nggak, lagi kurang tidur aja, mbak," jawab Viora.
"Pantes kantung mata lo gede banget tuh."
"Lagi ada masalah?" tanya Karin sekali lagi.
"Ya ada problem sedikit sih mbak tapi aman aja kok."
"Ya udah kalau gitu, gue ke ruangan duluan ya," sahut Karin sambil menepuk pundak temannya itu.
Viora menghela nafas sejenak, kemudian dering telepon membuatnya bergegas meraih ponsel di kantong celananya.
"Halo."
"Halo, Vi. Lo lagi di mana?"
"Gue di kantor. Gimana, Jo? Udah ada kabar dari Nathan?"
"Belum sih, Vi. Tapi barusan gue ngecek ke security apart, katanya semalem Nathan balik ke apart."
"Apart?"
"Iya, satu tower sama gue. Lo cek ke sana aja, mau nggak? Kayaknya tuh anak sengaja matiin hp nya, hari ini juga nggak ke kantor."
"Gue mendadak sore ini harus ke Solo soalnya, jadi gue nggak bisa balik ke apart buat nemuin Nathan."
"Hmmm.. Boleh deh. Gue minta alamat apart nya ya."
"Oke, Vi. Ntar gue chat ya."
"Oke. Thanks ya, Jo."
Pagi tadi Viora sempat mengirim pesan pada Jo menanyakan apakah ia sempat bertukar kabar dengan Nathan. Namun ternyata Jo juga tidak tahu menahu tentang kabar Nathan.
Viora segera kembali ke mejanya untuk menyelesaikan pekerjaannya hari ini, sehingga ia bisa pulang tepat waktu dan pergi ke apartemen Nathan untuk mengecek keadaannya.
~~~
Setelah menyelesaikan tanggung jawabnya di kantor, dengan tergesa Viora melajukan mobilnya menuju ke sebuah alamat yang dikirimkan oleh Jo melalui pesan whatsapp. Beruntung jalanan masih relatif lengang sehingga tak perlu waktu lama untuk Viora tiba di lokasi yang ia tuju.
Dengan bantuan security gedung, Viora kini telah menginjakkan kakinya di lantai 12 gedung itu. Pandangannya menyisir nomor-nomor unit yang ada di masing-masing pintu, hingga ia menemukan unit bernomor 1208.
Sedikit ragu, ia memencet bel yang ada di samping kanan pintu. Sebenarnya ia juga bingung jika bertemu dengan Nathan apa yang akan ia ucapkan.
Setelah bel dibunyikan dua kali, gagang pintu tampak bergerak menandakan seseorang di dalam sana sedang membukanya.
Pintu terbuka dan menampilkan sesosok lelaki yang nampak lesu di baliknya. Kedua insan yang berdiri berhadapan itu menghabiskan beberapa detik hanya dengan saling menatap dan mulut yang terkatup rapat.
"Kok bisa di sini, Vi?"
Kalimat pertama yang keluar dari mulut sang lelaki."Iya sorry ya kalau gue lancang ke sini. Habis dari kemarin lo nggak ada kabar dan hp lo nggak aktif, jadi gue tanya sama Jo dan dia bilang cek ke sini aja," ungkap Viora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali
RomanceKepala Viora tak berhenti memutar kembali memori-memori 10 tahun silam. Memori yang sengaja ia letakkan jauh di dalam hatinya, berharap bisa melupakannya. Namun, ternyata hanya perlu waktu yang tepat untuknya kembali memenuhi otak Viora. Bertemu...