Tuduhan

2.5K 138 2
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Selamat membaca 🐱💗

***

Pagi ini gus Athar mengajar disalah satu kelas santri, saat berjalan menuju kelas yang akan beliau ajar banyak pasang mata yang melirik beliau dengan tatapan tidak enak.

"Difoto itu si perempuan itu nempel banget sama gus Athar mungkin dia istrinya gus Athar."

"Ga mungkin, kalau gus Athar menikah kita harusnya tau, pasti itu perempuan ga bener yang ikut gus Athar kesini."

"Atau jangan jangan beliau dipel*t sama perempuan itu deh."

Ya begitulah omongan santri putri di pondok itu menyakitkan sekali bukan? Bukan yaudah deh kalau bukan^^.

Gus Athar menghiraukan bisikan dari santri santri putri itu.

"Assalamualaikum." Salam gus Athar memasuki kelas.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Ucap semua santri putra dan langsung duduk dibangku mereka masing masing.

"Silahkan ketua kelas pimpin doa." Ucap gus Athar saat sudah duduk dibangku guru.

Selesai berdoa gus Athar mulai menjelaskan materi yang akan ia berikan kepada semua santri.

Bel istirahat berbunyi menggema disetiap sudut pesantren membuat santri putri maupun santri putra berbondong bondong keluar dari kelas mereka masing-masing, ada yang pergi kekantin untuk mengisi perut atau pergi bermain dilapangan.

Gus Athar yang merasa jadwal mengajarnya sudah selesai berlalu pergi meninggalkan sekolah menuju ke ndalem untuk menemui orang tua dan sang kekasih.

"Assalamualaikum." Salam gus Athar memasuki ndalem.

"Waalaikumsalam." Ucap umi Laila menjawab salam gas Athar.

Gus Athar menyalimi tangan umi Laila "Umi, Istri Athar mana?" Tanya gus Athar saat tidak melihat keberadaan sang istri.

"Pergi Jalan-jalan tadi." Jawab umi Laila lalu melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

"Kemana umi?" Tanya gus Athar lagi dengan raut wajah sedikit khawatir.

"Katanya mau liat liat Pesantren."

"ooh, yaudah kalau begitu Athar kekamar dulu ya umi." Ucap gus Athar menuju kamarnya.

"Iya nak." Ucap umi Laila sebelum gus Athar berlalu dari sana.

***

Disisi lain seorang perempuan berjalan perlahan melihat lihat pesantren ia memakai setelan gamis abaya berwarna coksu dan jilbab yang setara.

BUK!

Ayra menabrak seseorang sampai mereka berdua terduduk dibawah "Astagfirullah, maaf maaf saya tidak sengaja." Ucap Ayra berdiri lalu membantu santri putri yang ia tabrak.

"Aduh kalau jalan liat liat dong." Ucapnya dan menyingkirkan tangan Ayra.

"Maaf." ucap Ayra menunduk.

"Hm, eh lu perempuan yang caper sama gus Athar Itu kan."

"Dasar perempuan murahan, asal lu tau yang lu caperin itu calon suami gue."

Ayra tidak berani melawan ia takut masalahnya semakin besar, ia terdiam menunduk tetapi tidak dengan hatinya.

"Calon suami? halu banget ni orang." Sindir Ayra dalam hatinya.

Setelah kepergian santri putri itu, Ayra melanjutkan jalan jalan nya banyak bisikan bisikan negatif tentang dirinya, tak kuat dengan bisikan dan tatapan para santri ia memutuskan untuk kembali ke ndalem.

"Ada apa ini, kenapa mereka menatapku seperti itu." Ucap Ayra ngebatin.

"Assalamualaikum." Salam Ayra Memasuki ndalem.

"Waalaikumsalam." Jawab gus Athar yang sedang duduk diruang tamu menunggu sang istri Pulang.

"Habis dari mana hm?" Tanya gus Athar.

"Jalan jalan mas." Jawab Ayra tersenyum.

"Ooh, mau temenin mas ngga?"

"Temenin ngapain mas?" Tanya Ayra.

Gus Athar tidak menjawab ia menarik tangan Ayra lalu pergi kekamar.

"Temenin mas kerja." Ucap gus Athar setelah sampai dikamar.

"Okey."

Gus Athar mengambil laptop dan berkas berkas yang beliau butuhkan lalu duduk disofa yang ada dikamar nya.

"Sini." Perintah gus Athar menepuk tempat disebelahnya.

Ayra duduk disebelah gus Athar menemani suaminya kerja.

Setelah beberapa menit menemani sang suami, Ayra merasakan ngantuk yang luar biasa menghampirinya ia mencoba untuk tetap membuka matanya tetapi tetap tidak berhasil alhasil Ayra tetidur bersandar dibahu gus Athar.

Gus Athar menggeleng sambil tersenyum melihat istri kecilnya, beliau perlahan memindahkan kepala Ayra untuk ia taruh dipahanya.

"Selamat tidur sayang." Bisik gus Athar mencium kening Ayra.

***

2 jam telah berlalu, akhirnya pekerjaan gus Athar selesai bertepatan dengan itu adzan zuhur berkumandang.

"Humairah, bangun sayang." Ucap gus Athar menepuk pipi Ayra.

"Heum, lima menit lagi mas." Jawab Ayra yang masih berada di alam bawah sadarnya.

"Ga ada lima menit sayang, bangun yuk kita menghadap Allah sama sama."

"Heem." Dehem Ayra yang masih menutup matanya.

"Mas hitung sampai lima ya, kalau ga bangun bangun mas gendong."

Tidak ada jawaban dari sang istri alhasil gus Athar mulai menghitung.

"1...2...3...4...5..." Hitung gus Athar.

Selesai menghitung tidak ada reaksi dari sang istri alhasil gus Athar dengan pelan mengangkat badan istrinya dan menggendong Ayra menuju kamar mandi.

Bukannya terganggu Ayra malah nyaman di gendongan suaminya.

"Astaghfirullah humairah, bangun hey." Ucap gus Athar menepuk badan Ayra.

"Heum, sebentar."

Gus Athar hanya bisa menggeleng mendengar jawaban istrinya, ia kemudian membasahi tangan nya dengan air lalu mengusap wajah Ayra.

"Tidur nya dilanjut nanti ya sayang sekarang kita sholat dulu okey?"

"Iya mas." Ucap Ayra dengan suara khas orang bangun tidur.

Selesai mengambil wudhu mereka kemudian melaksanakan sholat zuhur bersama dilanjut dengan zikir dan doa.

"Mas." Panggil Ayra.

"Iya humairah." Jawab gus Athar membalikkan badannya.

"Mau tidur lagi."

"Sini sayang." Ucap gus Athar menepuk pahanya.

Ayra menghampiri gus Athar dan tiduran dipaha sang suami, tak butuh waktu lama Ayra langsung tertidur.

"Ngantuk sekali ya sayang." Ujar gus Athar dengan kekehan.

Gus Athar mengambil kitab yang berada disebelahnya, lalu mengaji sambil terus mengusap lembut pipi sang istri agar tidurnya nyaman.


Bersambung...

Segini dulu ya ges:)

Maaf kalau kelamaan update lagi banyak tugas😓🙏🙏  



Go To Jannah With My Husband [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang