part 10

497 47 0
                                    

"Gue tau apa pikiran Lo.." bisik Zervis membuat Prince lagi lagi menegang.

Zervis dkk kini berada di rooftop yang langsung berhadapan pada gedung milik keluarga baskara yang terbakar.

"Siapapun pelakunya ini gambaran bahwa keluarga baskara untuk tidak semena-mena..." Ucap Afnan.

"Bener kata Lo..." Ucap Kenzo setuju.

"Tapi agak aneh kejadiannya benar-benar udah matang banget ya yang buat..." Ujar Afnan yang langsung disetujui oleh Kenzo maupun Zervis namun mata Zervis tertuju pada Prince yang tengah menatap kearah gedung milik keluarga baskara.

Duarrr.

"Khiyak..."

Mereka berempat menunduk karena kaget dengan suara ledakan yang begitu dahsyat.

"Apa itu.." ucap Kenzo.

"Ledakan lagi..." Afnan kaget.

"Gila itu gedung hotel yang dekat mesjid..." Ucap Afnan terbelalak saat melihat arah ledakan tersebut.

"Ledakan Mulu serasa jadi bangsa Palestina diserang Israelanjing..." Ucap Kenzo was was sambil mengusap wajahnya.

"Lo berdua gak sadar sesuatu?.."tanya Zervis membuat mereka bertiga menoleh heran.

"Masjid Agung...yang ditengah kota lagi ada acara dan...

"Astaghfirullah Bunda...." Teriak Afnan dan langsung berlari meninggalkan mereka.

"Orang tua gue..." Tak ayal Kenzo juga ikut menyusul Afnan yang kini menuju masjid agung tersebut.

"Ayo Prince..." Ajak Zervis.

.

.

.

.

.
Lokasi ledakan kedua berada di hotel berbintang langsung bersebelahan dengan masjid Agung yang menjadi tempat beribadah untuk umat Islam kota itu memang hanya satu namun sangat besar.

Ledakan yang tak main-main itu membuat keadaan kota kacau semakin kacau, tak ayal para kepolisian dan pemerintah mulai melakukan evakuasi korban yang terkena bencana tersebut termasuk keluarga Kenzo dan Afnan yang juga ikut adil dalam acara dimasjid hari ini.

Dengan perasaan panik yang begitu besar Afnan dan Kenzo berlari hilir mudik untuk mencari kedua orang tua masing-masing.

Suasana masjid yang menjadi korban reruntuhan bangunan hotel penuh dengan tangisan dan jeritan, korban tentunya tak main-main dengan banyaknya jumlah kematian membuat suasana kota dalam keadaan berduka.

Anak tidak bersalah harus tewas begitu saja, Zervis yang menatap kearah reruntuhan bangunan hotel maupun masjid hanya menatap dengan tatapan senduh.

"Ini gak pernah ada dalam cerita maupun rencana gue, rencana siapa ini..." Gumam Zervis.

Kabar ledaknya hotel dan masjid Agung membuat semua penghuni kota mulai bergerak menyalurkan bantuan.

Beramai-ramai selurus penghuni kota mulai bergerak tak ayal sekolah mulai diberhentikan sejenak agar tidak ada korban lagi, semua pekerjaan diberhentikan sampai suasana kembali tenang.

Beramai-ramai selurus penghuni kota mulai bergerak tak ayal sekolah mulai diberhentikan sejenak agar tidak ada korban lagi, semua pekerjaan diberhentikan sampai suasana kembali tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Zervis menatap kearah Prince dengan raut wajah datar.

"Lo...buat gue kecewa..." Ucap Zervis lirih.

Prince menundukkan kepalanya.

"Lo tau Prince Lo benar-benar egois..."tunjuk Zervis pada Prince.

"Kenapa Lo tau tapi Lo Diam..." Lanjutnya lagi.

"Maaf.."ucap Prince.

"Lo mengecewakan..." Ucap Zervis lalu meninggalkan Prince yang semakin menunduk.

"Maaf gue terpaksa..." Gumam Prince.

.

.

.
.
Dimansion Revelton tengah terdapat dua orang pria dan satu wanita tengah berbincang bincang hangat tak lupa tawa dan senyum yang begitu tulus terpancar dari mereka.

Suara langkah kaki menghentikan tawa mereka dan langsung menoleh pada sumber suara.

"Zervis kamu sudah pulang?.."tanga Ken menatap sang putra yang mulai berjalan kearah mereka.

"Siapa?.."tanya Zervis menatap penuh heran.

"Dia.... Jessica Putri Revelton..." Ucap Ken membuat Zervis terdiam.

"Kamu pasti kaget kan ini kembaran kamu dia dari kecil berada di Amerika untuk perawatan memang mengejutkan padahal kamu sering melihatnya beberapa waktu lalu.."jelas Latham yang tau situasi yang sunyi.

"Lo?!...."teriak Zervis pada akhirnya membuat Jessi tertawa.

"Apa kaget..." Ucap Jessi tertawa.

"Gimana gak kaget Lo ketua osis yang setara posisinya sama gue..." Ucap Zervis menatap dengan raut kaget.

"Gue sengaja buat belum ngasih tau tapi papa maksa.." ucap Jessi menatap kearah Ken yang tengah mengemil tanpa dosa.

"Jadi adik manis kakakmu ini akan senantiasa menjaga dan memelihara.." ucap Jessi diringi dengan tawa.

"Mang tanaman.."ucap Zervis ketus.

.
.
.
.
.
.
.

Hari yang cerah kekacauan kota mulai mereda bersama dengan kedekatan saudara kembar yang berbeda kelamin.

Zervis dan Jessi tengah berada didalam mobil yang dikendarai oleh Zervis, mobil mewah itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota untuk menuju sebuah alun-alun yang penuh dengan makanan.

"Penasaran gak sih sama ledakan yang ada dihotel?.."tanya Jessi.

"Iyaa...cumana mau gimana polisi lagi menyelidiki kasus ledakan tersebut..." Ucap Zervis yang masih fokus pada jalan.

"Yaudah lupakan saja kan kita mau full berdua..."ucap Jessi sambil tersenyum.

"Gue yakin pasti ada sesuatu..."batin Zervis menahan gejolak amarah.

.
.
.
.

"Sasaran berikutnya adalah Dia..." Ucap seseorang sambil mengelus sebuah foto yang terpapang wajah seorang gadis yang begitu cantik tengah tersenyum.







Zervis Armanston [ Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang