Dua puluh Lima

7.8K 645 51
                                    

Disclaimer !!

Part ini ada adult konten yang bersifat kekerasan, INGAT! tidak untuk dicontoh ya guys! karena ini cuma fiksi okeh!! Enjoyyy ❤️❤️

____________________________________________________________________________

Seminggu sudah Sabil tinggal di apart milik Lian, Sabil sangat kesal dengan Erna dan juga Denis yang sudah menutup mata dengan kesalahan Tama. Sabil pergi dari rumah juga sebagai bentuk ancaman untuk ke dua orang tuanya agar mencari tau kebenarannya. Erna sudah beberapa kali menghubungi Sabil menyuruhnya untuk pulang kerumah, Namun Sabil tetap mempertahan kan keputusannya tidak akan pulang sebelum Erna dan Denis percaya padanya.

Sabil tak peduli jika Denis berhenti memberinya uang jajan, Bahkan Sabil tidak diberikan fasilitas apapun oleh Denis. Biasanya Sabil selalu di beri kartu debit untuk uang jajannya dan fasilitas supir untuk mengantar jemput Sabil. Kini semua fasilitas tersebut di ambil oleh Denis.

" Mami papi pikir aku keluar dari rumah akan jadi gembel kali ya bang. Mami Papi lupa kalau aku punya bang Lian, Makasih ya bang udah mau repot 1 minggu ini urusin aku " Ucap Sabil sambil mengaduk aduk nasi goreng yang ada di hadapannya.

" Nggak perlu bilang makasih anggep aja kita lagi latihan jadi suami istri " Balas Lian membuat pipi Sabil bersemu.

" Udah saltingnya nanti aja, Cepet abisin makannya abis itu abang anter ke rumah Nadia ya. Abang harus kerja soalnya "

" Siap bost " Ucap Sabil dengan semangat membuat Lian tersenyum lalu mengusap kepala Sabil.

*****

" Abang kerja dulu ya, Kamu tunggu disini sampe abang jemput. Apa mau nginep disini sama Nadia?" Tanya Lian saat mobil yang ia tumpangi sudah terparkir di pekarangan rumah Nadia.

" Gak ah, Sabil mau bobo sama bang Lian aja "

" Yaudah nanti abang jemput ya " Sabil mengangguk dengan semangat

Setelah mencium punggung tangan, kening pipi dan bibir Lian Sabil pun turun dari mobil dan bergegas masuk kedalam rumah Nadia dan Lian pun pergi menuju kantornya.

Saat Lian masuk kedalam ruangannya terlihat laki-laki yang ia kenal sedang duduk di kursinya.

" Ngapain lu? " Tanya Lian

Laki-laki itu bangun dari duduknya lalu menghampiri Lian dan

Bugh!!

" Lu sembunyiin dimana ade gua ?! " Sambil mencengkram kerah baju Lian.

" Lepas " Ucap Lian santai, Namun bukannya melepas cengkeramannya Tama malah semakin kencang mencengkram baju Lian.

Yaps lelaki itu adalah Tama, Orang yang membuat Sabil bertengkar dengan orang tuanya. Tama selalu menghubungi Sabil namun tak bisa karena Sabil sudah memblokir semua kontak Tama.

" Lepas! " Ucap Lian keras sambil menghempas tangan Tama, Lalu Lian merapihkan kerah bajunya.

" Kasih tau gua sekarang dimana Sabil?!" Tama mengulangi pertanayaannya.

" Lu gak perlu tau " Ucap Lian sambil berjalan menuju kursinya.

" Yang pasti Sabil aman sama gua " Sambung Lian.

" Dimana? Biar gua jemput dia "

" Silahkan kalau Sabil mau, Sekarang dia makin benci sama lu Tam. Lu bener bener abang egois! Gua gak tau omongan apa yang udah lu kasih ke tante Erna dan om Denis sampai mereka lebih milih kehilangan Sabil dari pada terima kebenarannya "

" Itu bukan urusan lu ! Jadi gak usah ikut campur sama urusan keluarga gua! "

" Jelas itu bakal jadi urusan gua sekarang, Orang yang bikin Sabil Sedih bakal berurusan sama gua, Termasuk lu !" Ucap Lian sambil menunjuk wajah Tama, Membuat Tama emosi dan mencengkeram pergelangan tangan Lian.

good girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang