21+Jeffrey memulai lumatan, hingga sedetik kemudian dibalas oleh Joanna. Sebab mereka memang sudah pernah melakukan ini sebelumnya. Tidak heran jika tidak ada kecanggungan. Karena memang sudah terbiasa.
Joanna mulai bangun perlahan. Dengan kedua tangan Jeffrey yang sudah memegangi wajah. Seolah tidak ingin ciuman terlepas barang sebentar saja.
Jeffrey ikut duduk di atas sofa. Mereka berhadapan dan merapatkan badan. Kemudian saling melucuti pakaian.
Ciuman terlepas saat Jeffrey mengerang. Karena bagian bawah tubuhnya sedang dimanjakan. Oleh wanita yang sudah dipacari diam-diam. Tanpa sepengetahuan siapa-siapa kecuali mereka dan Tuhan.
Selama beberapa bulan ini Joanna memacari Mega juga atas suruhannya, agar orang-orang yang mulai curiga mulai menepis dugaan. Sebab bagaimanapun juga hubungan mereka harus tetap menjadi rahasia. Sebelum proyek besar antar dua perusahaan yang baru akan dikerjakan besok lusa berjalan.
Mereka bercinta di atas sofa. Karena itu tempat favorit mereka. Tempat sempit yang membuat tubuh mereka berdesakan. Seperti di mobil HRV hitam kesukaan Joanna.
Di tengah percintaan, Jeffrey terus menatap Joanna yang mulai berkeringat. Membuat aroma body lotion yang dikenakan semakin menguar. Hingga Jeffrey mengigit pundak karena gemas.
"AW!"
Seru Joanna karena terkejut. Karena dia tidak merasa sakit tentu. Sebab gigitan Jeffrey tidak seserius itu.
"Hehehe, sorry. Kamu wangi sekali, aku suka bau ini."
Jeffrey mulai mengendusi leher dan dada. Dengan tubuh yang masih saling menyatu di bawah sana. Tidak heran jika suara decit sofa masih memenuhi ruangan.
"Aku pakai body lotion diskonan. Kamu pasti terkejut kalau tahu harganya."
Jeffrey terkekeh pelan. Bukan karena mengejek si wanita. Justru sebaliknya, dia bangga pada Joanna yang pintar memanfaatkan peluang.
Ya. Jeffrey tahu bagaimana keadaan keuangan Joanna. Dia tahu bagaimana Joanna mengatur keuangan keluarga. Hingga hutang ratusan juta orang tuanya hampir lunas dalam kurun waktu sepuluh tahunan.
Sebenarnya Jeffrey bisa saja membantu Joanna untuk melunasi hutang itu sejak lama. Namun wanita itu menolak. Karena harga dirinya akan merasa terinjak. Sebab harus berhutang budi padanya. Karena itu berarti, dia harus selalu tunduk padanya. Sama seperti Joanna pada keluarga Lana.
Karena sebenarnya, Joanna sudah ingin menjauh sejak lama. Namun karena jasa Stevan, Joanna tidak bisa pergi dari Lana. Ditambah wanita itu juga baik padanya. Walau terkadang suka menumbalkan orang.
"Berapa memang?"
"25 ribu, hahahaha. Harga asli tanpa mark up 150 ribu. Tapi aku dapat diskon toko 50 ribu, follow akun 25 ribu, diskon event war marketplace 50 ribu!"
Joanna tampak senang memamerkan pencapaiannya. Membuat Jeffrey ikut senang juga. Dia mendengarkan dengan seksama. Sembari menghitung di kepala.
"Kamu tidak hanya beruntung, tapi juga passionate akan hal itu. So proud of you!"
Jeffrey mengecup dahi Joanna. Membuat wanita itu salah tingkah. Padahal dia tidak sedang butuh pujian. Hanya ingin pamer saja.
Namun Joanna salah tempat pamer sekarang. Karena Jeffrey jelas tidak menginginkan hal yang serupa. Sebab dia bisa membeli ribuan body lotion itu tanpa diskon sekarang juga. Tanpa merasa miskin setelahnya.
"Aku sedang tidak mau dipuji!"
Seru Joanna kesal. Dia mulai mendorong Jeffrey yang sejak tadi ada di atasnya. Karena ingin berganti posisi sekarang.
"Lalu maunya apa, Baby?"
Goda Jeffrey sembari memegangi pinggang wanita ini. Agar tidak jatuh nanti. Karena dia bergerak kencang sekali. Mungkin agak emosi. Hingga membuat sofa berderit semakin kencang saat ini.
"Gucci, Prada, LV? AW!"
Jeffrey memekik kaget saat Joanna menundukkan kepala dan menggigit salah satu putingnya. Membuat kekehan terdengar dari keduanya. Karena mereka memang suka mengigit jika bercanda.
Di tempat lain, Lana baru saja membuka mata. Dia mencari keberadaan suaminya. Karena ini sudah tengah malam. Di hotel pula. Seharusnya dia masih ada di dalam, kan?
Jeffrey
Di mana?
Aku laparKarena tidak kunjung mendapat balasan, Lana memutuskan untuk memesan makanan saja. Lalu menonton youtube agar tidak bosan. Kemudian tidur lagi setelah merasa kenyang.
Jeffrey kembali keesokan harinya. Agak siang, karena mereka check out pada jam sebelas. Sehingga sekalian saja agar dia tidak lama-lama di dalam.
"Semalam kamu dari mana?"
"Aku joging sebentar. Lalu ke tempat gym yang ada di bawah."
Lana yang baru saja bangun hanya mengangguk saja. Lalu mengucek mata. Hingga tidak sadar jika Jeffrey baru kembali ke hotel pada setengah jam sebelumnya.
"Siap-siap, setengah jam lagi kita check out."
"Sebentar, aku sedang mengumpulkan nyawa."
Lana menguap. Sedangkan Jeffrey mulai menarik satu koper yang memang miliknya. Karena dia akan keluar sekarang juga.
"Aku tunggu di bawah, ya? Mau bertemu teman-temanku di kafe depan, mereka menginap di sini juga semalam."
Lana hanya mengacungkan jarinya. Lalu menuruni ranjang. Karena merasa ingin buang air besar.
Ini kalo aku update kalian dapet notif, nggak? Kok di aku nggak ada, ya?
50 comments for next chapter.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE BACK PASS [END]
Romance: a pass to a player behind the ball carrier in some sports (such as soccer and basketball)