Tiga bulan bulan kemudian.
Jeffrey dan Lana sedang bulan madu di Eropa. Karena Jeffrey baru bisa mengajukan cuti kerja. Sebab proyek besar baru saja selesai dikerjakan. Sehingga dia baru bisa bersenang-senang.
Teman Mama lihat Joanna bawa koper ke bandara. Dia ikut kamu ke Eropa?
Lana yang sedang menerima telepon ibunya di kamar mandi hotel tampak tegang. Sebab usahanya untuk menyembunyikan Joanna gagal. Padahal dia tidak mengatakan pada siapa-siapa jika Joanna ikut sekarang.
Karena Joanna memang bisa kerja di mana saja. Sehingga mau masuk kantor atau tidak, tentu tidak akan berpengaruh apa-apa. Sebab pekerjaannya bisa dihandle di mana saja. Sehingga dia bisa ikut Lana ke Eropa selama setengah bulan tanpa ketahuan. Seharusnya.
"Iya. Aku butuh dia untuk membantuku, Ma. Tahu sendiri aku tidak pintar mix and match pakaian, aku juga tidak bisa mencatok atau curly rambut sendirian. Ditambah, make up juga tidak sejago dia. Aku baru kali ini liburan ke Eropa lama. Aku mau punya foto dan video cantik di sana."
Kenapa tidak bilang Mama? Mama bisa suruh orang untuk menyiapkan pakaian. Soal rambut bisa kamu urus di salon sekali saja, mau lurus atau curly mereka pasti bisa membuatnya tahan lama. Soal make up, Ya Tuhan, Lana! Sudah berapa kali Mama bilang kalau kamu sudah cantik tanpa apa-apa! Sekarang suruh dia pulang atau Mama yang akan datang ke sana untuk menyeret dia!?
"Mama! Jangan membuat aku malu! Sudah terlanjur juga! Apa kata Jeffrey nantinya? Mama mau dicap sebagai mertua menyebalkan? Kita sudah sampai di negara pertama dan semuanya baik-baik saja. Tolong jangan rusak kesenanganku, Ma. Aku merasa lebih aman kalau ada Joanna di sampingku. Aku yakin dia tidak akan mengganggu bulan maduku jika itu yang Mama takutkan dia ikut!"
Itu kamu tahu! Joanna sudah putus dengan pacarnya! Bisa saja dia ingin merebut suamimu yang sempurna. Mau selurus apapun laki-laki, kalau sudah digoda masalah selangkangan, pasti jadi! Kamu harus ekstra hati-hati!
"Iya-iya, terima kasih atas perhatiannya. Tapi aku bisa mengurus diriku sendiri sekarang. Aku yakin Joanna tidak akan tega berbuat seperti itu padaku. Apalagi Jeffrey, Mama tahu sendiri dia dibesarkan seperti apa. Sejak kecil dia selalu terjaga, karena kakeknya mantan menteri pendidikan. Tidak mungkin dia mencoreng nama baik keluarga hanya masalah wanita. Sudah, Ma. Aku mau makan. Sudah lapar. Dah!"
Lana langsung mematikan panggilan. Lalu menuju kamar. Menemui Jeffrey yang ternyata sudah tidak ada. Karena hanya ada memo di depan kaca yang bertuliskan jika dia sudah berada di restoran yang ada di bawah.
Lana bergegas ke bawah. Sebab dia sudah lapar. Di sana, dia melihat Jeffrey dan Joanna yang sedang memesan makanan. Membuatnya lekas mendekat guna memilih menu juga.
Dua minggu kemudian.
Selama bulan madu, Lana sempat beberapa kali merasa cemburu. Karena Jeffrey dan Joanna terlihat dekat tentu. Namun hal itu tidak berlarut-larut. Sebab dia percaya jika mereka tidak mungkin ada sesuatu. Apalagi Jeffrey dianggap memiliki integritas tinggi dan tidak mungkin mendekati perbuatan kotor itu. Sebab nama baik keluarganya yang akan hancur.
"Kmu senang dengan liburan ini?"
Tanya Lana pada Joanna yang duduk di sampingnya. Saat ini mereka berada di pesawat. Dengan Jeffrey yang ada di sisi yang lainnya. Karena Lana memang duduk di tengah-tengah.
"Senang sekali. Thank you, Sist!"
Joanna menepuk paha lana beberapa kali. Sedangkan Jeffrey hanya melirik dan tersenyum tipis. Sebab bangga karena perselingkuhannya tidak dicurigai. Karena Lana agak frontal jika berbicara, sehingga jika ada yang membuatnya tidak nyaman, pasti akan langsung dikatakan.
Setelah 24 jam berada di pesawat, mereka akhirnya tiba di Jakarta. Tubuh mereka jelas terasa lemas. Terlebih Joanna yang sempat muntah satu kali di kamar mandi pesawat. Sebab dia hanya memakai baju tipis meski berlengan panjang. Sehingga Jeffrey yang memakai jaket tebal langsung meminjamkan.
"Kalian duduk saja. Aku yang akan menunggu koper kita."
Lana dan Joanna mengangguk singkat. Menunggu Jeffrey sembari menatap orang-orang yang berlalu lalang. Sebab mereka sudah tidak memiliki topik pembahasan.
"Di kamar mandi tadi kalian melakukan apa saja? Kenapa lama?"
Tanya Lana tiba-tiba. Saat ini dia mulai overthinking sejak kejadian Joanna muntah di pesawat. Sebab Jeffrey yang memang masih terjaga langsung bangkit dari kursinya. Lalu menyusul Joanna ke dalam kamar mandi pesawat. Padahal ada pramugari perempuan yang akan masuk ke dalam.
Jeffrey dan Joanna di dalam cukup lama. Hingga saat keluar, Joanna sudah memakai jaket yang sebelumnya Jeffrey kenakan. Sebab semua baju mereka ada di koper yang ada di bagasi, tidak di kabin. Sehingga Joanna hanya bisa memakai pakaian yang ada tadi.
Joanna tampak gelagapan. Sebab dia yang memang sedang tidak enak badan susah berpikir cepat. Karena dalam otak hanya ingin beristirahat.
"Kita agak lama karena Jeffrey kesusahan melepas jaket di dalam."
Bohong Joanna. Karena jelas bukan itu yang membuat mereka lama. Namun karena Jeffrey sempat memijat tengkuknya. Lalu memeluk saat merasakan telapak tangan yang terasa dingin sebelumnya.
"Ooh, begitu. Aku agak shock tadi."
Joanna diam saja. Dia bingung akan mengatakan apa lagi sekarang. Mengingat perlakuan Jeffrey sebelumnya agak mencolok memang. Karena selama ini mereka terlihat biasa saja. Tidak terlalu akrab.
Tidak lama kemudian Jeffrey datang. Dia membawa troli yang berisi koper mereka. Setelahnya, mereka juga langsung pulang bersama karena mobil jemputan sudah tiba.
Setelah Joanna turun, Lana mulai membuka ponsel. Guna mencari tahu sesuatu. Karena hatinya masih merasa janggal tentu.
CIRI-CIRI SUAMI SELINGKUH
TANDA SUAMI SUKA SUAMIMU
TANDA SAHABAT SUKA SUAMIMU
KENAPA SUAMI TIDAK MAU BERCINTA
CIRI-CIRI SUAMI GAY
CIRI-CIRI SUAMI IMPOTEN DINI
Lana frustasi sendiri saat membaca artikel-artikel yang membahas hal ini. Dia semakin overthinking. Sehingga mulai mengirim pesan pada Joanna agak jahat untuk yang pertama kali.
Lana
Kalian tidak ada apa-apa, kan?50 comments for next chapter.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE BACK PASS [END]
Storie d'amore: a pass to a player behind the ball carrier in some sports (such as soccer and basketball)