Bab 22

864 94 5
                                    

Selamat membaca semoga kalian suka maaf dengan typo

.
.
.

.
.
.

" Tumben hasilnya bagus " puji Tiffany ketika melihat hasil foto Donghae, ia kembali menggeser foto fotonya nya dan kemudian mengkerutkan kening nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Tumben hasilnya bagus " puji Tiffany ketika melihat hasil foto Donghae, ia kembali menggeser foto fotonya nya dan kemudian mengkerutkan kening nya

" Tumben hasilnya bagus " puji Tiffany ketika melihat hasil foto Donghae, ia kembali menggeser foto fotonya nya dan kemudian mengkerutkan kening nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Ayah, ini Bunda belum siap ih kok udah di foto " omel Tiffany, bagaimana tidak dia belum bergaya suaminya ini malah memotret nya

" Ayah kira udah siap " ucap Donghae

" Bunda hiks "

" Adek "

" Adek, maksud Bunda apa " tanya Donghae karena tiba tiba Tiffany terdiam dan memanggil Jake

" Ayah , Adek nangis " panik Tiffany, ntah kenapa perasaan Tiffany mendadak tidak enak

" Ayah, Adek dimana ayo kita ke Adek " ucap Tiffany

Jantung nya berdebar tidak karuan, rasanya seperti ada yang hilang perasaan Tiffany benar-benar tidak nyaman

" Ayah, ayo kita cari Adek " ucap Tiffany tanpa sadar air matanya menetes

" Bunda kenapa nangis, bilang sama Ayah ada apa " tanya Donghae khawatir karena Tiffany tiba-tiba menangis dan memanggil nama Jake berkali-kali

" Adek baik baik saja, percaya sama Ayah yah, Bunda jangan nangis nanti Adek ikutan nangis " Donghae memeluk Tiffany dan menenangkan nya, bukannya tenang Tiffany malah semakin terisak

.
.
.

.
.
.

" BAGAIMANA BISA HILANG APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH " untuk pertama kalinya Donghae meninggikan suaranya, emosi yang biasa bisa ia kontrol kini lepas kendali

Jeno dan Erik menunduk, karena mereka memang yang salah disini

" Kita akan mencari Adek yah, maafkan keteledoran kami " ucap Jeno

Eric hanya mampu diam ia mengenggam erat tangan Kakak nya, karena ini kali pertamanya Donghae berteriak pada nya

Donghae menjambak kepalanya " Maaf kan Ayah, kalian istirahat saja "

Im Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang