⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛
"Abang Ken," panggil si kecil Elvaro.
Kenan yang sedang sibuk dengan laptop di pangkuannya pun langsung menutupnya lalu menaruhnya di meja dan langsung menoleh kearah si kecil.
"Kenapa baby?" Tanya Kenan lembut sambil mendudukkan Elvaro di pangkuannya.
"Abang-abang, mau kan tinggal disini sama El?" Tanya Elvaro menatap Kenan penuh harap.
Kenan tersenyum lembut kepada sang adik, lalu mengusap pelan rambutnya.
"Abang ga bisa sayang, soalnya abang akan tinggal di New York selama beberapa tahun kedepan. Karena ada masalah diperusahaan cabang yang ada di New York, yang mana masalah ini ga bakal selesai dalam waktu dekat, belum lagi abang juga punya urusan disana," jelas Kenan, sambil memberikan pengertian kepada sang adik.
Elvaro yang mendengar itu pun lantas langsung sedih, jika Kenan pergi dari sini maka siapa yang akan menjaganya? Elvaro tidak terlalu percaya kepada keluarga barunya ini. Ia hanya takut jika mereka sedang berakting saja dihadapan nya.
"El ikut ya bang," pinta Elvaro menatap Kenan penuh harap.
Kenan menghela nafas pelan. "Ga bisa baby, karena kamu sudah memiliki keluarga disini. El harus tinggal disini sama keluarga El," jelas Kenan.
Mendengar itu Elvaro menggeleng pelan. "Bagaimana kalau meleka jahat lagi sama El? Telus meleka pukul El lagi kaya dulu, atau lebih palahnya bagaimana kalau meleka sampai buang El di hutan. Ga ga ga El gamau pokonya, El mau ikut sama abang ajah," ujar Elvaro ribut.
Kenan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bagaimana bisa adiknya ini berpikir seperti itu? Apakah semenyeramkan itu tinggal di keluarga ini? Pikir Elvaro.
Sedangkan tanpa Kenan dan Elvaro ketahui, bahwa ada beberapa orang yang terus mendengarkan percakapan mereka berdua dari awal di mulai.
Apakah setrauma itu Elvaro, terhadap perlakuan mereka dulu kepada nya? Hingga membuat Elvaro tidak bisa percaya kepada mereka yang statusnya adalah keluarga nya sendiri, bahkan Elvaro lebih percaya kepada Kenan yang bukan siapa-siapa di keluarga mereka.
Kenan menangkup wajah sang adik. "Hey, dengerin abang ya. Abang janji kalau sampai mereka apa-apa in El, abang bakal bawa El buat ikut sama abang. Bagaimanapun caranya, jadi sekarang El coba buat terima keberadaan mereka dulu ya. Mungkin El hanya perlu beradaptasi kembali dengan mereka," jelas Kenan, yang terus memberikan pengertian kepada sang adik, pelan-pelan.
"Tapi bang- suttt sudah percaya ajah sama abang oke," ujar Kenan.
Elvaro yang sudah mendengar itu hanya bisa mengangguk pelan, membuat Kenan tersenyum senang.
"Nah ini baru adiknya abang yang hebat," ujar Kenan sambil memberikan acungan jempol kepada adik laki-laki nya itu.
Elvaro tersenyum mendengar pujian dari sang abang.
"Owh iya, abang belangkat ke New Yolk nya kapan?" Tanya Elvaro.
"Mungkin besok," jawab Kenan, karena pekerjaan itu memang harus segera di kerjakan.
"Yah, kok abang balu bilang sekalang sih sama El?" Tanya Elvaro sedih.
"Maaf ya, soal nya ini juga dadakan dan ga ada dalam prediksi abang," sesal Kenan, karena ia juga baru mengetahui 2 hari yang lalu. Tapi belum memiliki waktu yang pas untuk berbicara dengan Elvaro.
"Tapi abang janji kan, bakal seling-seling ke sini buat ketemu El?" Tanya Elvaro menatap Kenan.
Kenan tersenyum sambil mengelus rambut sang adik. "Ia abang janji bakal sering-sering ke sini buat bisa main sama El," jawab Kenan membuat Elvaro sangat senang.
"Yaudah sekarang waktunya El, buat tidur siang okey," ujar Kenan yang mendapat anggukan pelan dari Elvaro.
"Milk," ujar Elvaro yang dimengerti oleh Kenan.
"Tunggu sebenarnya ya sanyang, El tunggu sini biar abang bikinin," ujar Kenan sambil menduduki Elvaro disofa.
Tak lama Kenan kembali dengan membawa dpt berisi susu vanilla kesukaan Elvaro.
"Ini susunya, dan sekarang waktunya El untuk tidur siang," Kenan sambil menggendong El ala koala, dan berjalan menuju kamar Elvaro yang berada di atas.
"Abang temenin ya," pinta Elvaro, yang mendapat anggukan dari Kenan.
"Iya abang temenin kok," jawab Kenan.
Sesampainya di kamar Elvaro, Kenan langsung merebahkan si kecil lalu menyelimutinya. Setelah itu ia ikut rebahan disamping Elvaro sambil mengelus pelan rambutnya.
Merasa nyaman, Elvaro pun mulai mengantuk dengan dot yang berada didalam mulut nya.
Perlahan mata nya mulai memberat, lalu tak lama terdengar dengkuran halus dari si kecil.
Kenan mencium pelipis sang adik. "Selamat tidur adik kecil nya abang," gumam Kenan lalu beranjak dari tidurnya dengan perlahan agar tidak membangunkan si kecil.
Setelah itu Kenan langsung keluar dari Kamar Elvaro, menuju kamarnya yang sudah di sediakan oleh tuan rumah.
Tak lama setelah Kenan pergi, masuklah beberapa orang kedalam kamar Elvaro.
Mereka menatap Elvaro sendu. Apakah kesalahan mereka dimasa lalu masih bisa di maafkan?
Mereka berjanji bahwa tidak akan mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, cukup dulu saja mereka bodoh oleh kenyataan dan sekarang tidak boleh sampai terjadi lagi.
"Maafkan kami, atas semua kesalahan yang pernah kami lakukan kepada mu Elvaro. Kami janji akan menebus semua kesalahan yang pernah kami lakukan kepada mu sebelumnya," gumam Kaivan sambil mengelus pelan rambut sang adik bungsu itu.
Ya mereka adalah, Kaivan, Ezra dan Kenza. Mereka sangat menyesal atas apa yang pernah mereka lakukan sebelumnya kepada Elvaro, dan mereka berjanji akan menebus semua kesalahan itu bagaimana pun caranya.