Transmigrasi Rey [HIATUS]

bab 2

⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

El sudah rapih. Dengan setelan baju santainya, ia berniat untuk keluar sekarang juga dari masion ini.

El segera turun kebawah, setelah sampai dilantai satu. El melihat sekeliling yang terlihat sepi, tapi ini sangat baik untuk rencananya agar berjalan dengan mulus.

Tapi baru saja El akan keluar tiba-tiba suara dari belakang nya membuat pergerakan El terhenti.

"Mau kemana kamu Elvaro?" Tanya seseorang membuatmu El terkejut, saat ia membalikkan badanya betapa terkejutnya El saat melihat seluruh anggota keluarga nya yang berada disana.

Ini pasti membuat perjalanan El terhambat pikir Elvaro.

"Tidak kemana-mana, El hanya ingin menghilup udala segal," alibi El agar tidak ketahuan.

"Jangan berbohong Elvaro, kamu ingin keluar kan dari sini hmm?" Tanya Haiden daddy nyan Elvaro.

El menghela nafas pelan. "Jika memang iya memang kenapa? Apa ulusan nya dengan kalian? Lagian kan, kalian juga ga pelduli sama El. Mau El ngelakuin apa ajah kalian ga pelnah peduli, jadi untuk apa El disini? Kehadilan El juga gapenting kan buat kalian? Jadi demi kebaikan belsama, lebih baik El pelgi saja bial semuanya aman telkendali," ujar El dengan entengnya, tanpa melihat aura sekitar yang mulai berubah mencekam.

Mereka terdiam mendengar penuturan si bungsu itu, El benar mereka tidak pernah perduli kepada nya. Mereka selalu sibuk dengan urusan masing-masing tanpa memikirkan si kecil yang sedang membutuhkan kasih sayang mereka.

"Jika kau pergi dari sini, memang nya mau kemana? Kau saja tidak punya rumah selain ini. Yang ada kau hanya akan menjadi gembel pinggir jalan," cibir Haiden kepada putra bungsu nya itu.

"Tak apa jadi gembel pinggil jalan asalkan hidup bahagia, dali pada hidup mewah tapi mendelita. El gamasalah tuh kalau halus hidup jadi gembel yang penting El hidup bahagia, punya banyak teman, dan punya kelualga yang sayang sama El. Dali pada halus hidup dengan banyak halta tapi selalu kesepian, kalian ga ngeltiin pelasaan El! Kalian selalu sibuk sama ulusan masing-masing, kalian ga pelnah punya waktu buat El, Kalian udah ga pelnah kasih sayang sama El semenjak mommy ga ada. Bukan cuma kalian yang kehilangan dan telpuluk kalena kepelgian mommy

El, El juga telpuluk. Disaat El butuh dukungan, disaat El butuh kalian. Kalian malah tidak ada dan malah lebih pelduli sama olang lain, kalian pelnah mukul El hanya demi membela anak itu. Padahal kalian tau kalau bukan El yang salah, tapi kalian tetap salahin El. Disaat El sakit, kalian gaada buat El, El cape gini telus. Lebih baik El kelual dali sini El udah ga tahan, El nyelah buat minta pelhatian sama kalian," ujur El panjang lebar, akhirnya ia bisa mengeluarkan semua unek-unek El asli.

El kembali mengingat saat dimana ia sedang terpuruk karena kepergian sang mommy, tapi tidak ada yang perduli terhadap nya. Disaat ia dipukul karena difitnah oleh anak sepantaran nya yang di bawa oleh daddy nya, tapi sekarang anak itu sudah di ambil oleh keluarga kandungnya. Disaat El sakit ia memohon agar ada yang menemaninya, tapi tidak ada seorang pun yang peduli terhadapnya.

Mereka semua terdiam mendengar ucapan El yang mengeluarkan unek-unek nya slama ini, apakah mereka sudah keterlaluan terhadap si kecil.

Padahal mereka tau bahwa El tidak salah apa pun, tapi ada apa dengan sikap mereka selama ini? Kenapa mereka tiba-tiba menjauhi si kecil? Mereka sendiri tidak habis pikir dengan melakukan mereka sendiri.

Tanpa mereka sadari bahwa El langsung keluar dari sana meningalkan keluarga nya yang masih termenung karena ucap El tadi.

El keluar dengan Diam-diam, syukurlah bahwa pintu gerbang tidak ada yang menjaga mungkin yang menjaganya sedang ke toilet pikir El. Setelah bisa keluar melewati gerbang itu El langsung berlari dengan kencang untuk menemui abangnya yang pasti sudah menunggu dirinya disana.

Disisi lain...

"Dad El udah keluar," ujar kaivan abang pertama El dengan panik.

Mereka langsung melihat sekitar, ternyata benar bahwa El sudah tidak ada disana. "KEYVAN!" Panggil Haiden kepada tangan kanannya.

Dengan cepat Keyvan langsung menghampiri sang tuan. "Iya ada apa tuan?" Tanya Keyvan dengan wajah datarnya.

"Kemana perginya anak ku?" Tanya Haiden dingin serta tatapan matanya yang tajam.

"Sa-saya tidak tau tu-tuan," gugup Keyvan karena memang ia dan para pekerja lainnya sedang disuruh untuk berada di belakang. Agar tidak mendengar pembicaraan keluarga Xeyen.

"Cepat cari anak ku sekarang juga, jika sampai tidak ketemu kalian tau konsekuensinya!" Tekan Haiden.

"Di mengerti tuan, kalau begitu saya pamit undur diri," setelah mengatakan itu Keyvan langsung pergi dari sana dan mengabari rekan-rekannya untuk mencari keberadaan tuan muda mereka.

Jika dimasion Xeyen sedang dilanda rasa khawatir dan bersalah, maka berbeda dengan si kecil yang sedang bahagia karena akan bertemu dengan abangnya.

"Abang!" Panggil El setelah melihat seorang pria yang sedang duduk sendiri disalah satu bangku yang berada di taman.

Pria yang dipanggil tersebut langsung menoleh dan mendapati bocah kecil yang sangat menggemaskan dimatanya.

Ia langsung merentangkan ke-dua tangannya saat buntelan kecil itu berlari kearahnya sambil merentangkan ke-dua tangannya juga.

"Abang, Ley lindu," lirih El setelah berada didalam pelukan abangnya, pelukan hangat yang selalu ia dapatkan dari sang abang.

"Abang juga rindu sama Rey, Rey apa kabar hmm? Mereka ga jahatin Rey kan?" Tanya pria itu khawatir dan memutar-mutar tubuh El, untung ia tidak melihat luka disana membuatnya bisa bernafas lega.

El tersenyum mendengar itu. "Ley gapapa kok bang," ujar El.

Pria itu membawa El kedalam gendongnya, ia menggendong El ala koala. "Kok adek bisa transmigrasi ketubuh anak kecil sih? Abang kira bakal transmigrasi kedalam tubuh bapak-bapak yang udah punya istri gitu bahkan sampai udah punya anak," goda pria itu yang bernama 'Kenanio Arezha Gafatra'

"Ish abang Ken mah gitu, Ley ga like ah," ngambek El membuat Kenan terkekeh gemas melihat tingkah imut El.

"Rey sayang Rey, bukan Ley," ujar Kenan yang malah semakin menggoda Buntalan kecil itu.

"Iyaa tauu Leyy,"

"Rey,"

"Ley,"

"Rey,"

"Ley,"

"Rrrrrrrrrr,"

"Llllllllllll,"

"Huaaa abang!" Pecah sudah tangis El.

Kenan yang melihat itu langsung kelimpungan sendiri. "Suttt cup cup cup, udah ya. Abang minta maaf," ujar Kenan lembut sambil mengelus pelan punggung si kecil.

"Abang Ken jail, Ley nda suka," ngambek El.

"Iyaa iyaa abang yang salah, abang minta maaf deh. Gimana sebagai gantinya abang beliin Rey eskrim?" Bujuk Kenan.

El terdiam sebentar, lalu mengangguk setuju membuat Kenan tersenyum lebar.

"Baiklah kalau begitu, mari kita membeli eskrim,"