⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛
"Abang Evin!" Panggil si kecil kepada sang abang yang sedang berada di dapur, sedangkan dirinya sedang berada diruang tengah.
"Sebentar El," jawab Revin.
Tak lama Revin datang dari arah dapur sambil membawa camilan yang diinginkan oleh si kecil.
Lalu Revin mengambil duduk di sebelah Elvaro.
"Abang lama," kesal Elvaro dengan wajah lucunya.
"Maaf ya baby," ujar Revin berusaha membujuk Elvaro.
"Abang abang," panggil Elvaro.
Revin langsung menatap Elvaro. "Kenapa hmm?" Tanya Revin.
"Abang kenapa ayam bertelul bukan melahilkan?" Tanya Elvaro saat tidak sengaja melihat ditv kartu yang menanyangkan ayam sedang bertelur.
Revin terdiam mendengar itu, karena ia binggung harus menjawab apa.
"Mungkin udah takdir nya," jawab Revin binggung.
"Tau ah abang bodoh," marah Elvaro.
Mendengar itu Revin hanya bisa menghela nafas pelan ketika disebut bodoh oleh adiknya yang imut itu.
"𝘓𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢𝘪𝘯 𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘺𝘢𝘮 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘭𝘶𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯. 𝘠𝘢 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘨𝘶𝘦 𝘵𝘢𝘶," ujar Revin dalam hati, jika ia berbicara langsung mungkin Elvaro akan semakin marah kepada nya.
"Abang pulang!" Ujar Kaivan saat memasuki masion.
"Ngapain pulang bang?" Tanya Elvaro ketus, karena ia masih marah atas kejadian tadi malam.
Kaivan menghela nafas pasrah, ia kira Elvaro sudah melupakan kejadian selama itu. Tapi ternyata tidak.
Flashback
"𝘌𝘭, 𝘣𝘢𝘣𝘺 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘱𝘢?" 𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘪 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘥𝘪 𝘱𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪𝘳𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘴𝘶𝘳.
𝘛𝘢𝘥𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘯𝘪𝘢𝘵 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘬𝘦𝘥𝘢𝘱𝘶𝘳, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘸𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘌𝘭𝘷𝘢𝘳𝘰. 𝘐𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘬𝘢, 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘢𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘯𝘢.
𝘋𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘥𝘪𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘥𝘪𝘱𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪𝘳 𝘬𝘢𝘴𝘶𝘳.
"𝘈𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘌𝘭, 𝘮𝘢𝘶 𝘦𝘴𝘬𝘭𝘪𝘮," 𝘶𝘫𝘢𝘳 𝘌𝘭𝘷𝘢𝘳𝘰 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘪𝘮𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘨𝘦𝘮𝘢𝘴.
𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘴𝘢𝘱 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘌𝘭𝘷𝘢𝘳𝘰, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘰𝘯𝘨𝘬𝘰𝘬 𝘥𝘪𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘪𝘬.
