bab 4

579 37 0
                                    

⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

Saat ini Kenan dan Elvaro sedang berada di taman bermain, sesuai permintaan Elvaro.

"Abang, El mau main pelosotan. Nanti abang tangkep ya kalau El mau jatuh," ujar Elvaro yang mendapat anggukan dari Kenan.

Elvaro mulai menaiki perosotan tersebut dengan Kenan yang berjaga di bawah takut si kecil jatuh dan terluka.

"Abang tangkep," teriak si kecil sambil tertawa girang.

Kenan langsung menangkap Elvaro saat anak itu akan jatuh kebawah.

"Ini sangat menyenangkan, El suka main di sini," ujar Elvaro antusias, ia bahkan lupa kapan terakhir ia bermain seperti ini.

Kenan tersenyum melihat itu, ia ikut bahagia melihat Elvaro yang bahagia. Karena kebahgiaan Elvaro adalah kebahagiaan nya juga.

Baru saja kenan akan menurunkan Elvaro dari gendongnya, Tiba-tiba ada suara yang memanggil Elvaro. Membuat kenan mengurungkan niatnya untuk menurunkan si kecil.

"Elvaro!" Elvaro menegang ketika mendengar suara itu, itu adalah suara Kenza, abang ketiga Elvaro asli.

Kenan dan Elvaro menoleh keasal suara, dan mendapati Kenza yang sedang berjalan merahnya dengan tergesa-gesa.

"El, siapa lo? Balikin adek gue sialan," ujar Kenza menatap Kenan tajam.

Mendengar itu Elvaro langsung menggeleng ribut. "Engga bang, jangan. El gamau sama dia, di-dia jahat. Ayo bang kita pulang, El gamau ikut sama dia. Ayok bang kita pulang sekalang," ajak Elvaro sambil memeluk Kenan erat.

Kenza yang mendengar itu menegang, sejahat itu kah ia pada adiknya? Hingga membuat nya takut?

"El, abang minta maaf, abang tau abang salah. Kita pulang ya, abang mohon sama kamu. Abang sama yang lain udah cari El kemana-mana tapi ga ketemu, sekarang abang gamau kehilangan El lagi. Abang mohon El ikut ya sama abang buat pulang," mohon Kenza menatap Elvaro sendu.

Elvaro terdiam sejenak. "Ga! Gamau, El gamau pulang kelumah nelaka itu. El mau pulang sama abang Ken ajah, Ayok bang kita pulang. El ndak mau disini," ajak Elvaro kepada Kenan, tapi Kenan masih terdiam di tempat.

Kenan menatap El6 yang berada Digendongan nya sambil memeluk dirinya erat. Kenan mengelus pelan rambut Elvaro.

"El pulang dulu ya, coba selesai urusan El sama mereka," bujuk Kenan karena ia dapat melihat dari tatapan pemuda di hadapannya seakan telah menyesali sesuatu.

Elvaro menggeleng pelan. "Engga bang, El ndak mau. Meleka jahat, meleka sakitin El, El gamau sama meleka El maunya sama abang ajah," perkataan Elvaro mampu membuat Kenza terdiam, hatinya seperti ditusuk oleh banyak nya anak panah.

Kenan menghala nafas pelan. "Gimana kalau abang yang temenin El kesana? Kalau emang El tetep mau pulang. Nanti kita pulang gimana?" Tanya kenan lembut.

Elvaro terdiam sejenak, sedangkan Kenza berharap bahwa adik nya itu menyetujui ucapan dari pria yang sedang menggendong nya.

Elvaro mengangguk pelan. "Tapi abang temenin ya," pinta Elvaro yang mendapat anggukan dari Kenan.

Kenan menatap pemuda di hadapan nya. "Apakah saya boleh meminta alamat rumah mu?" Tanya Kenan.

Dengan cepat Kenza langsung memberitahu nya, "di jalan******,"

"Baiklah kami duluan saja, nanti saya dan El nyusul. Tenang aja saya tidak akan membawa pergi adik mu kok," ujar Kenan saat tau kekhawatiran pemuda di hadapan nya.

"Baiklah, terimakasih tuan," setelah itu Kenza langsung pergi dari sana dengan menatap Elvaro sendu.

"Tapi bang-" Elvaro menatap Kenan yang tersenyum lembut merahnya.

"Tak apa, abang akan selalu ada disisi El," ujar Kenan menenangkan Elvaro.

Sedangkan Kenza langsung mengubungi anggota keluarga nya untuk segera berkumpul, tadinya ia sedang berada di perjalanan untuk pulang. Tapi saat tak sengaja melewati taman bermain anak-anak entah mengapa ia ingin mampir terlebih dahulu disana, tapi siapa sangka bahwa ia melihat adik kecilnya yang sedang bermain disana sambil tertawa bagaimana membuat Kenza merasakan sangat bersalah kepada adik kecilnya itu.

•••

Sesampainya di masion Xeyen...

Kenan menggendong Elvaro ala koala sedangkan Elvaro terus memeluk erat lehernya, sepertinya anak ini sangat khawatir.

"Are you okay?" Tanya Kenan memastikan.

"Yes, I'm okay," jawab lirih Elvaro.

"Tak apa, abang akan selalu menjaga mu jadi tidak perlu khawatir okey," ujar Kenan menenangkan sedangkan Elvaro tidak menjawab hanya menenggelamkan kepalanya diceruk leher Kenan.

Kenan pun masuk kedalam masion setelah dipersilahkan oleh pemilik rumah, dan disini lah mereka berada di ruang keluarga dengan Elvaro yang tak mau lepas dari gendongan sang abang.

Kenan mencoba untuk menurunkan Elvaro secara perlahan, tapi bayi laki-laki itu malah menangis dan tak mau jauh dari nya.

"No abang, jangan hiks," tangis Elvaro.

"Suttt, udah ya cup cup cup. Abang minta maaf okey," ujar Kenan yang mendapat anggukan dari Elvaro.

Para abang kandung Elvaro menatap Kenan iri. Mereka juga ingin ada diposisi kenan tentunya.

"Elvaro," panggil Haiden pelan dan menatap sang Putra sendu.

Tapi Elvaro sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Haiden membuat pria itu kecewa karena anaknya masih marah padanya.

"El, tidak boleh seperti itu okey," Elvaro menatap Kenan yang di balas dengan senyuman hangat oleh pemuda itu.

"Selesaikan baik-baik, El pasti bisa," bisik Kenan membuat Elvaro terdiam sejenak.

Lalu mengalihkan pandangannya kearah keluarga nya yang sedang menatap nya penuh rasa bersalah, sebenarnya Elvaro bisa aja memaafkan mereka. Tapi ia ingin memberikan sedikit pelajaran terlebih dahulu untuk mereka semua.

Haiden bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Elvaro, setelah berada di hadapan Elvaro. Haiden langsung berlutut disana membuamere semua terkejut.

"Daddy tau daddy salah karena sudah menelantarkan El selama ini, tak seharusnya daddy bersikap seperti itu sama El. Daddy minta maaf sama El, daddy tau kesalahan daddy emang udah sangat fatal. Daddy ingin mencoba untuk memperbaiki semua, daddy mohon El mau ya balik lagi ke masion ini. Daddy mohon sama El," pinta Haiden penuh harap kepada putra bungsunya begitu juga dengan yang lain, Haiden sudah menangis karena takut jika putra kecilnya tidak mau kembali padanya.

Elvaro terdiam lalu menatap Kenan, Kenan yang merasa di tatap menatap balik Elvaro lalu tersenyum lembut sambil menganggukkan kepalanya pelan.

Elvaro ikut tersenyum kepada Kenan membuat Kenan tau apa maksud dari bocah itu. "Saya berikan Elvaro kepada kalian, tapi jika memang nanti kalian menyakitinya lagi. Maka saya sendiri yang akan membawa Elvaro pergi dari kalian," ujar Kenan tegas.

Mereka yang mendengar itu menegang, memangnya pemuda di hadapan nya ini siapa sehingga berani membawa Elvaro mereka? Tapi jika dilihat dari ekspresi nya sepertinya pria itu tidak bercanda dengan ucapan nya.

"Baiklah saya mengerti," ujar Haiden.

Kenan menurunkan Elvaro, tapi sekarang tidak ada penolakan dari Elvaro. Elvaro menatap Kenan, kenan tersenyum lembut sambil berkata. "Tidak papa,"

Elvaro berjalan mendekati Haiden yang sudah merentangkan kedua tangannya sambil menatap Elvaro penuh bahagia, akhirnya putra kecilnya telah kembali kepada nya.

Elvaro masuk kedalam pelukan Haiden dan Haiden memeluk erat Elvaro seakan-akan Elvaro akan pergi jauh dari nya. Mereka yang melihat itu ikut terharu.

"Maaf, maafkan daddy. Daddy janji tidak akan mengulangi hal yang sama, dan menyakiti El lagi,"

Transmigrasi Rey [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang