Bayaran¹⁸⃤

770 19 2
                                    




-WinnyGemini

-Gemilang Rahaja
-Winata

╞═════𖠁𐂃𖠁═════╡

2450-+ kata.
Adegan yang tidak boleh ditiru, hanya sedikit kok.
Tidak diperkenankan pada kehidupan sebenar karakter/tokoh.

╞═════𖠁𐂃𖠁═════╡


Happy Reading, Zeyenkk!!!

.
.
.
.
.

Btw kasih tanda ya kalau ada typo atau kesalahan EYD yang lain biar Aya revisi kalau ada waktu. Soalnya nih Aya tadi gak sempet revisi buru-buru.






"Apa kau kehilangan akal? Apa kau ingin mati di sini?"

"Apa yang bisa kulakukan? Mereka tidak menginginkan diriku dan seberapa keras aku berusaha mereka tidak akan membutuhkan diriku!"

"Aku membutuhkanmu! Kau bilang menyukaiku lalu memberiku segalanya padahal aku hanya mengemis jalanan, sekarang gantian aku yang akan mengurusmu."

"Apa kau menyukaiku juga?"

"Aku tidak tau tapi jika kau tetap bersikeras untuk mengakhiri hidup aku akan ikut denganmu,"

"Kau gila!"

"Kau yang gila! Berdiri di atas menara hanya untuk turun kembali,"

"Aku menyukaiku, Winata."

"Aku janji akan melindungi mu,"

.
.
.
.
.

"Pembunuhan Tuan Taipan di gedung putih itu memang mengesankan." Pria tua itu bangkit dari kursinya. Berjalan mendekat ke arah jendela menatap jalanan ibu kota yang berasap.

Ruangan gelap dengan pencahayaan lampu redup itu diisi oleh puluhan orang tidak wajar. Salah satu dari mereka duduk di lantai memainkan kepingan botol kaca, buruk aroma dari rokok dan alkoholnya menyengat indera penciuman.

Mereka menatap berita di televisi yang sudah usang. Pembunuhan orang ternama dengan kekayaan berlimpah menggemparkan dunia bisnis. Tuan Taipan ditembak mati sebanyak tiga kali dari jarak jauh, sayang pelaku belum tertangkap dalam dua hari ini.

Kala televisi dimatikan mereka mulai terdiam menunggu pria tua berbalik badan memberi perintah pada mereka. Pria yang tadi duduk di lantai dingin segera berdiri mengambil ceceran puntung rokok di meja lalu di buang ke tempat sampah di samping. Dia meminta seseorang berbadan besar untuk mengambilkan jaket hitamnya di gantungan.

"Buruk sekali lemparanmu, Ronald." kekehnya mengedipkan sebelah mata sementara orang berbadan besar itu memalingkan muka menyunggingkan senyum.

"Aku harus kembali," katanya berbalik hendak membuka pintu kala suara serak menghentikan tangannya yang hampir menyentuh knop pintu.

Orang tua pendek itu mendekat kemudian melemparkan sebuah amplop coklat ke arahnya. Amplop tersebut jatuh ke lantai yang mengharuskan Winata berjongkok untuk mengambilnya. Senyum terlukis ketika merasakan sesuatu di dalam sana, cukup tebal dan berisi.

Winata memasukkan amplop ke saku celana lalu membuka pintu melambaikan tangan pergi. Keluar dari gedung suram di yang sempit ia harus berjalan cukup jauh untuk sampai ke parkiran mobilnya. Sinar senja menyilaukan mata sesaat ia menginjakkan kaki di trotoar kota padat penduduk, orang-orang berjalan tanpa memedulikan penampilannya yang berbeda.

GhostShip•H∆+ || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang