1

1.5K 94 15
                                    

Oh gosh, this is monday. And i hate monday.

"Laur!" panggil mam dari lantai bawah, tepatnya dapur. Kenapa aku tahu? Karena mam memang selalu berada didapur, bahkan membaca, menulis resep, bermain handphone tetap didapur juga.

"Yes mam i'm coming!" aku berlari menuruni tangga membawa tas ransel hitam yang terdapat banyak macam pin didepannya.

"Laury slow down!" teriak mam.

BRUUUKK.

"Aw." yaampun tulang ekor milikku.

"Astaga Laur!" mam segera menghampiriku dan membantuku untuk meluruskan kakiku yang tertekuk, ya aku jatuh menggelinding. stupid.

"You are fucking clumsy, dumbLaur." ledek Brandon, he's my big brother. Dan dia sangat suka meledekku.

"Shut the fuck up." ucapku sambil merintih kesakitan.

Mam memberiku gelas yang berisikan susu, aku meminumnya dan mam membantuku untuk berdiri. Awalnya memang sedikit sakit dan nyeri, ya karena aku jatuh menggelinding dan pasti itu sangat bodoh tapi pasti terlihat sangat lucu untuk Brandon.

"Brandie!" panggil mam. Mam memang memanggil Brandon dengan sebutan Brandie, kadang aku tertawa mendengar itu, kesannya seperti Brandon adalah anak kecil imut yang sangat dimanjakan yang suka makan permen gula kapas berwarna pink dan permen lollipop.

Brandon mengalihkan pandangannya kepada mam, dan mengangkat satu alisnya seperti mengatakan 'apa?'

"Antar Laur."

Aku melihat dengan jelas mimik wajah Brandon yang berubah 180derajat dari datar menjadi kaget bercampur emosi dan itu sangat lucu bagiku melihat muka Brandon yang berubah sangat drastis.

"W-What?!"

Dan kata-kata itu membuatku tertawa terbahak-bahak walaupun sebenarnya tidak lucu sama sekali bagi banyak orang, tapi jika kalian melihat wajah Brandon secara langsung, kalian akan terbahak-bahak sama sepertiku.

"Iya Brandie. Jangan protes dan lakukan itu sekarang karena ini sudah jam 7.15 dan Laur masuk tepat 15 menit lagi."

"Fuck." ucap Brandon kepadaku dan langsung pergi ke garasi bersama tas ransel biru tua miliknya.

"Bye Mam, i love you!" aku mencium pipi mam dan mam belakukan hal yang sama sebelum mengatakan 'selamat jalan'.

-

Suasana didalam mobil Brandon sangat hening dan awkward sampai Brandon memecahkan keheningan dengan volume lagu yang iya naikan.

"Kamu gatau lagu ini?" Tanya Brandon, memang terkadang dia sangat manis.

Aku mendengar gabungan banyak nada yang disatukan membentuk sebuah lagu yang enak didengar walaupun tidak ada liriknya, namun sepertinya aku tidak terlalu suka.

"Tidak." Ucapku sambil tetap menganalisa lagu itu.

"Kamu tidak tahu? Yang membuat lagu ini bersekolah disekolah yang sama seperti kamu, Herman Brood Academie. Namun dia fasih dutch, mungkin itu yang menyebabkan kamu tidak terlalu kenal padanya." jelas Brandon.

Aku memang bersekolah di Herman Brood Academie, tidak seperti murid lainnya yang fasih berbicara dalam bahasa Belanda, aku sama sekali tidak bisa berbahasa Belanda kecuali selamat pagi, halo dan selamat tinggal.

"Namanya?" tanyaku.

"Martin Garrix."

Martin Garrix? Siapa dia? Sepertinya aku pernah mendengar nama yang sama tapi aku tetap saja tidak tahu.

Psycho [Martin Garrix fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang