BAB 2

85 43 33
                                    

Di vote ya kak makasih.

***

Hari ini, hujan deras mengguyur kota Landiya New. Terlihat pula Vallen yang masih setia membungkus tubuhnya dengan selimut yang sangat tebal. Merasa nyawanya sudah terkumpul semua, Vallen mulai bangun kemudian pergi mencuci muka.

"Syukur saja hari ini kelas masuk nanti sore, kalau gak bisa basah kuyup aku di perjalanan," ungkap Vallen sambil merapikan tempat tidur.

Saat Vallen sedang merapikan tempat tidurnya, ia terganggu dengan suara nontifikasi dari handpone nya. Karena rasa penasarannya akan nontifikasi tersebut, Vallen pun mulai membuka handpone yang ternyata itu adalah pesan WhatsApp dari grup Higvansa Kampus Comunity yang dimana grup untuk seluruh mahasiswa maupun mahasiswi di kampus Higvansa internasional.

[

"Semuanya, katanya nanti ada acara"

"Iya, dibilang sih hari sabtu"

"Tepatnya malam minggu, ya kaan"

"Katanya sih nanti akan di hadiri orang
terkaya di negara ini!!"

"Seriuus? acaranya emangnya dimana?"

"Di hotel Vioic, lantai 28"

"Kalian pada pergi kan?, Kata ka Arda
sih gak ada yang gak boleh hadir,
semua wajib hadir!!"

508+ pesan belum di baca. ]

Vallen yang membaca semua pesan itu hanya bisa menganggukkan kepalanya bingung entah pergi atau tidak, pasalnya semua pakaiannya tidak ada yang bagus, semua terlihat biasa saja.

"Pasti semua orang pergi menggunakan pakaian yang mewah" sedih Vallen membayangkan gimana nasibnya jika menghadiri acara tersebut menggunakan pakaian yang biasa saja.

***

Di lain tempat, tepatnya di kota Tevedor. Sesosok pria berumur 25 tahun memiliki rambut pirang, rahang tegas, badan yang kekar, hidung mancung, dan memiliki tinggi 182 cm sedang memainkan jemari jemari tangannya. Dia adalah
Alvin Stevanno Pradipta, sosok orang terkaya di negara barat.

"Pokoknya cari tau kemana dia. dia adalah teman kecilku stkaligus cinta pertamaku!" cecar Alvin kepada tangan kanannya.

"Baik, tuan kalau begitu saya permisi," sahut tangan kanannya Geraldo Bariste.

"Ina, kamu dimana? Al kangen," gumam Alvin.

***

Sore harinya tepat pukul 03.30 Vallen sudah bersiap untuk pergi ke kampus.
Di perjalanan, Vallen melihat mahasiswa dan juga mahasiswi yang pergi ke kampus menaiki mobil dan motor pribadi milik mereka.
Vallen hanya bisa tersenyum melihat mereka.

~Sesampainya di kampus.

Vallen mulai berjalan menulusuri koridor menuju ke kelas mereka. di depan pintu masuk kelas, sudah terlihata Ellina yang senantiasa menunggu kedatangan Vallen.

"Leen, kangen" bisik Elline kepada Vallen yang telah sampai di hadapan Elline.

Vallen yang mendengar bisikan Elline di buat merinding. "kok aku merinding yak, disini ada setan ternyata," ledek Vallen sambil melihat sekeliling seolah olah tidak melihat keberadaan Elline di situ.

"Paan sih Leen. iiih," racau Elline

"Ngapain masih disini. mau jadi patung lo? Buruan masuk," Gumam Vallen sambil meninggalkan Elline yang masih berdiri di luar kelas.

"Leen. kok aku di tinggal, bete iiihh," teriak Elline kepada Vallen yang sudah masuk meninggalkan dirinya.

***

Only Certain PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang