BAB 6

26 14 7
                                    

Coba kalian klik bintang yang berada di bagian bawah kiri. Udah? Makasih🍑.

*****

Vallen dan Alvin berdansa begitu kompak, langka demi langkah, ayunan demi ayunan mereka utarakan. Tidak terasa, mereka telah berdansa kurang lebih sekitar tigah puluh menit. Musik mulai berhenti begitu juga dengan orang orang yang mulai berhenti berdansa, termasuk Vallen dan Alvin.

"Terimakasih, atas waktunya Ina, " ucap Alvin, kemudian mencium punggung tangan Vallen. Oh tidak, semua orang telah fiks menyimpulkan bahwa dialah pacar Alvin, di tambah lagi berita hangat yang sedang menyebar, bahwa Alvin telah mengikuti seorang wanita di akun instagramnya.

Vallen sedikit terkejut ketika tanganya di cium oleh Alvin, seorang pria terkaya yang masih sangatlah mudah. "Ah... ya ya ya," ujar Vallen kaku.

"Ina, ina serius tidak mengingatku?" tanya Alvin dengan selembut mungkin.
Vallen hanya menggeleng gelengkan kepalanya tanda tidak mengingat siapa orang di depannya saat ini

"Baiklah, biarkan saja waktu yang mengingatkan kembali aku, Ina, dan janji kita." Alvin kemudian berbalik dan pergi dari sana, meninggalkan Vallen yang masih berdiri dengan keadaan bingung.

Elline berlari kearah Vallen, di ikuti oleh Lisa dan juga Rose.

"Leen, kamu kenapa? Kamu kok pucet? Ada yang sakit? Atau orang tadi nyakitin kamu? Atau-" pertanyaan Elline terpotong ketik Vallen langsung ambruk begitu saja, syukur saja, Lisa dapat menangkap tubuh Vallen yang hampir menyentuh lantai hotel.

"Hei! Tolong, tolong, siapapun tolong bawakan dia ke mobilku," Elline berteriak memanggil seseorang, kalian bertanya kenapa Elline, Lisa, dan Rose tidak mengangkatnya? Yah karena rok mereka, jika salah ambil langkah maka Vallen akan terjatuh.

Syukur saja, sepupu Lisa belum juga pulang, Lisa kemudian memanggil sepupunya yang berada tidak jauh darinya berdiri sekarang.

Lisa memberikan tubuh Vallen yang sedang pingsan ke Elline, kemudian dia pergi ke tempat sepupunya berada. "GIO, bisakah kamu membantuku? Temanku pingsan, kami tidak bisa mengangkatnya karena gaun sial ini!" ucap Lisa ketika telah sampai di tempay sepupunya. GIO KIRONI.

"Aah, dimana dia berada?" Gio bertanya dan Lisa menunjuk kearah Elline dan juga Lisa yang sedang menahan Vallen.

"Ayo buruan!" Lisa kemudian berjalan setengah berlari di susul oleh Gio.

*******

Singaktnya, kini Vallen telah berada di kamar Elline. Vallen tertidur begitu nyenyak setelah ia pingsan beberapa saat yang lalu.

"Leen, kamu yang kuat yak. Aku udah tau semua masa lalumu kok," tutur Elline kemudian memeluk Vallen yang tertidur pulas.

《》

Hari minggu ini, Vallen bersama Elline bangun jam lima tiga puluh jntuk melakukan lari pagi, di sekitaran jalanan Mansion. Jalananan yang masih basah akibat embun pagi, udara pagi yang berhembus menusuk tulang. Tetapi, kata orang, udara pagi itu sehat kan? Makanya dari itu, Vallen dan juga Elline tetap melakukan lari pagi, karena bagus untuk tubuh.

Elline berhenti, kemudian mengusap lututnya. "Leen, aku capek," teriak Elline kepada Vallen yang masih berlari.

Vallen yang mendengar teriakan Elline menoleh kebelakang lalu berucap. "Ayok buruan, udara pagi itu sehat! Gada kata capek, kamu aja yang malas olahraga!" sindir Elline kemudian melanjutkan larinya menelusuri jalanan.

Elline yang melihat Vallen meninggalkannya hanya menghentakkan kakinya. "Iih, Leen. Tungguiin," teriak kembali Elline lalu menyusul Vallen yang mulai jauh.

*****

Singkatnya, kini Elline bersama Vallen telah berada di mansion. Hmm, terutama kamar Elline. "Leen, ini kan hari minggu. Kamu masih mau kan seleksi jadi model ibu?" ingat Elline.

"Ah, iya. Hampir aja aku lupa. Tempat seleksinya dimana sih?" tanya Vallen.

"Di perusahaan ibu, nanti aku pergi bareng kamu, sekalian temenin kamu," ujar Elline. "Leen, kamu yang mandi duluan apa aku?" sambung Elline bertanya kemudian berdiri mengambil handponenha di atas kasur.

"Kamu aja dulu," jawab Vallen sambil menggosok daki di pergelangan tangan. "Iuh, dakinya banyak bener anjrit. Kayak gak pernah mandi aja gue!" resah Vallen kemudian berbaring di lantai kamar.

"Yaudah, dadaaah. Jangan kangen yak," ucap Elline lalu beranjak pergi ke kamar mandi.

×××××××××××××

"Leen, nanti datang di kantor ibu jam sembilan'an ya" ucap ibu Elline sehabis mereka sarapan. Di meja makan sekarang berada, Ayah dan ibu, kemudian Elline, Vallen,Firon, Febriana,Bagas, Tiro dan keluarga Elline yang lain.

"Iyah bu," tutur Vallen canggung, karena sekarang Vallen sedang berada di keluarga Elline, yang masih belum terlalu akrab.

"Valen, kamu udah punya pacar?" tanya Bagas membuat mereka semua yang berada di situ menoleh. "Apa yang salah? Aku hanya menanyakan apa dia sudah mempunyai pacar atau belum, apakah pertanyaanku ada yang salah?" lanjut Bagas bingung.

"Ah, aku g-ak pun-ya ko-k" ucap Vallen gagap, pasalnya, tatapan Bagas begitu menakutkan.

"Baiklah," Bagas mengangguk.

"Abang bagas bikin orang takut ajah, Vallen, kamu yang santay yak. Bang bagas emang gini tatapannya" tenang Febriana sedikit menegur Bagas.

*******

Singkatnya kini Vallen bersama Elline telah berada di satu mobil yang sama, menuju ke perusahan ibu Elline, BUTIK XIVOIC.

Ketika di perjalanan, Vallen begitu gugup, takut akan mendapatkan kesalahan dan juga gak lolos seleksi.
"Ell, aku takut, gimana kalo aku gak lolos?" ungkap Vallen sedikit menyuarakan kegelisahaan hatinya.

"Tenang aja Leen, kalo kamu gak lolos, aku bakal maksa ibu buat lolosin kamu, tapi semoga aja lolos siih," tutur Elline.

"Gak bisa curang Ell, doain aja semoga los deh,"

**********

Bab 6 sampai sini aja dulu yak, maaf ceritanya cuman 800 kata, pasalnya udah kehabisan ide wkwkw. Btw jika ingin mengoreksi kepenulisan aku, silahkan komen di bawah yaak. Jangan lupa vote, See you Next Bab!!

Only Certain PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang