"N-Nggh...mules..." Erang sang wanita redhead bernama Makima.
Makima berjalan terbirit-birit, pantatnya dipegang dan dicengkam oleh kedua tangannya menahan hembusan kentut atau hal lainnya yang mungkin keluar dari lubang anus. Sudah beberapa hari Makima belum melakukan kegiatan BAB rutinnya, dan setelah melakukan misi yang penting tiba-tiba perutnya berkontraksi tidak jelas.
Makima pamit dari teamnya untuk mencari tempat untuk melegakan dirinya. Menoleh ke kanan dan kiri--tidak ada kamar mandi yang dapat digunakan. Sungguh penuh isi perutnya Makima, terlihat pantatnya ingin membuka dan mengeluarkan gas kentut yang bau.
BRRRRRRRTTTTTTTT~!
"A-Aduh...keceplosan..." Makima ucap sambil mengipas hidungnya.
Hueek! Baunya minta ampun. Makima tidak sengaja mengeluarkan gasnya yang tingkatnya tidak dapat di deskripsikan. Gasnya keluar dengan nyaring, untungnya Makima telah berada di jarak yang cukup jauh dari yang lain. Makima mencengkam pantatnya lebih dalam lagi, meremasnya.
Tiba-tiba kelihatan dari samping sebuah toilet umum berbentuk outhouse, sepertinya mampu untuk digunakan oleh Makima. Ia segera menuju kesitu dengan desperate. Ketika didepan Ia mengetok pintu toilet tersebut beberapa kali--memohon untuk orang yang didalam untuk cepat keluar.
TOK TOK TOK
"A-Ayo dong! cepetan! A-Aku butuh toiletnya juga..."
BREEEEEEEEEEEEEEEEEEETT~!!
PRRRRRRROOTTTT~!!
Pantat Makima mengeluarkan hembusan gas angin hangat yang berdurasi selama 10 detik. Tiap detik pantat bohay Makima bergetar senandung dengan intensitas kentutnya. Terlihat noda basah dibagian bokong celana Makima, sepertinya Makima mengalami sedikit cepirit celananya. Tetapi jangan khawatir! karena tak lama kemudian pintu outhouse tersebut terbuka dan orang yang ada didalam berburu keluar.
"Nggh...akhirnya~" Erang Makima.
Makima perlahan masuk kedalam outhouse sambil memegangi pantatnya. Sungguh rasa mules sudah tidak bisa ditahan olehnya. Rasanya sudah ingin berak saja--tetapi belum bisa! Ia perlu duduk terlebih dahulu dengan nyaman~
"Mgghh~...Duh!"
PPPPPPPPPPPPPRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRTTTTTTTTTTTTTTT~!!
"Huhh...CEPETAN COPOT CELANA INI!" Makima teriak dengan kesal.
Ternyata celananya macet dan tidak bisa terpelorot kebawah. Makima memegang bagian pinggul dan mengeden--secara tidak sengaja kentutnya yang bacin tersebut keluar dengan nyaring, saking nyaringnya orang yang diluar kaget mendegnar ledakan kentut didalam outhouse tersebut.
CLEK!
"Aduh...akhirnya~"
PLUK!
"Mmmgh~!!"
PRRRRRRRRRRROOOOOTT~!!
BREEEEEEEEEETTT~!!
PLUNG-PLUNG-PLONG~!!
"Aaaah~" Desah Makima.
Sungguh enaknya, setelah beberapa hari tidak BAB bidadari redhead kita dapat mengeluarkan isi perutnya dengan lega di toilet tersebut. Kondisi toilet sudah tidak dapat dilihat dengan jelas, tumpukan eek coklat kekuningan berhamburan dimana-mana sampai kelantai.
Makima menepuk pantatnya sambil desah besar-besaran--Nggh~ sungguh sensasi yang enak.
"Nnngggh~ ooooh leganya~!"
BRRRRRRRRRROOOOOOOOOOTTTT~!!
PLUNG-PLUNG-PLUNG~!!
SPLASH~!
"Aaahh, leganya,,,puas sekali aku berak~" Ucap Makima setelah sesi BAB yang lumayan besarnya.
Makima tak lama kemudian mengambil beberapa tissue toilet disampingnya dan mengelap pantat bohay (dan kecoklatan) dengan nikmat. Setelah selesai mengelap, Makima menarik nafas yang panjang--menghirup udara busuk yang Ia produksi dari bokongnya.
"Sepertinya toilet ini tidak mempan jika aku siram...mungkin Denji dapat membantuku..." Ucap Makima setelah melihat kondisi toilet yang tersendat aliran airnya oleh tumpukan tai busuk.