Hari pun berjalan biasa untuk Kei Karuizawa, setelah melakukan kegiatan rutinnya; mandi, sarapan, olahraga, Kei mengenakan seragam sekolahnya beridentik merah dan memulai hari lagi.
Tentunya kehidupannya telah berubah secara drastis setelah memasuki sekolah SMA "Advanced Nurturing High School", apalagi setelah menjadi bahan perkakas Kiyotaka Ayanokoji.
"Pagi Kiyotaka-kun!" Kei tersenyum sembari melambaikan tangannya kepada Ayanokoji.
Seperti biasa, pria tersebut hanya menatap Kei dengan tatapan dinginnya.
"Sepertinya dia belum mengetahui perasaanku yang sebenernya, baguslah~" Kei berkata dalam hatinya, tersenyum sekaligus tersipu.
Kelas pun mulai, seperti biasa para murid-murid seperti Sudo, Ike dan Yamauchi tertidur selama jam pelajaran.
Saat jam pelajaran berlangsung terlihat kegelisahan yang kurang dinikmati oleh Kei, perutnya mulai terasa mulas.
"A-Ah~, p-perutku kenapa?!" Ucap Kei diam-diam.
Wajah Kei terlihat berkeringat, konsentrasinya mulai terganggu oleh perutnya yang mulai terguncang-guncang. Tiba-tiba terasa suatu hangatan dipantat Kei, Ia merasa inging buang angin dan sepertinya tidak akan sunyi bunyinya.
"G-Gawat! A-Aku harus kentut, b-bagaimana ini..."
"Huuh! Aku harusnya tadi buang air besar tadi pagi, bodohnya aku..."
Kei terlihat gelisah, kakinya mulai melilit dan badannya mulai bergetar. Syukurlah sepertinya belum ada yang memperhatikan Kei seperti ini.
"Nggh~, m-mules..." Erang Kei.
Badan Kei membungkuk selagi memegang perutnya yang terlilit. Sudah terasa angin tersebut diujung bokongnya. Kei menggigit bagian bawah bibirnya dan menutup mata, konsentrasi dalam menahan kentut.
Selama ini Kei tidak menyadari bahwa waktu sudah terlewat beberapa jam, Kei selamat tidak mengeluarkan isi perutnya di kelas; jam istirahat pun datang dan Kei mendapatkan kesempatan untuk pergi ke kamar mandi wanita sekolah.
TOK TOK TOK
Kei berlari secepat mungkin, sepatunya terdengar bergema di lorong sekolah. Kei tersenyum ketika tanda kamar mandi terlihat beberapa meter depan dia.
Tba-tiba, Manabe dan gengnya datang memampiri Kei dengan motif jahat. Sepertinya mereka ingin membully dia lagi.
"Wah, wah, wah, kenapa buru-buru Kei? kebelet?" Manabe menggoda Kei, melipat tangannya dengan ekspresi tersenyum sinis.
"Iya kenapa Kei? mules ya? fufu~" Salah satu anggota gengnya ucap.
Ekspresi yang sebelumnya tersenyum luntur ketika Kei harus menghadapi situasi seperti ini, tidak...jangan lagi!
"A-Aku mohon jangan!" Kei memohon kepada mereka.
"Nggh~"
Kei terpaksa menunduk dan memegangi pertunya ketika mulai terasa mulas lagi.
"Heheh...sepertinya nyonya muda Kei ingin menggunakan kamar kecil yah? sayang sekali~ bagaimana kalo kamu buang air di depan kita saja..." Manabe berkata sedangkan para gengnya tertawa.
Kei yang sudah tidak tahan lagi mulai melemas, tetapi ketika situasi sepertinya akan berdampak buruk untuk Kei Karuizawa, Ayanokoji datang untuk menyelamtkan dia.
"Maaf, aku tidak bisa membiarkan satu ini begitu saja..." Ayanokoji berkata dan keluar dari balik dinding.
Manabe dan gengnya gemetar ketika melihat Ayanokoji, Ia tahu sedikit bahwa Ia orang yang menang melawan Ryuen dan para pengikutnya.