siapa yang rindu dengan tingkah laku riki? kini dirinya berada ditaman kanak kanak bersama teman seusianya, bermain banyak permaian penuh tawaan riang seolah belum mengetahui pahitnya dunia.
saat bermain seperti ini riki teringat sesuatu, apa itu ya sudah capai dilidahnya namun susah untuk diucapkan. mungkin saat bermain nanti bisa ia jelaskan kepada temannya.
"eisia punya bikit.." ah perkenalkan, bocah perempuan dengan rambut hitam legam bernama elisia itu membuka tempat makannya yang penuh cookies.
diantara teman teman lainnya elisia lah yang paling pendiam terlebih banyak kosakata yang belum bisa ia ucapkan termasuk r.
"eisia, coba ikutin sulyoon.. ular melingkar dipagar pak umar." elisia binggung kenapa sulyoon mengatakan itu padanya.
"nda mau.. eisia mau makan bikit.." ujarnya sambil memasukan cookies itu kedalam mulut mungilnya. riki yang melihat seseorang makan menjadi penasaran lalu ikut kompromi.
"iki mau?" jari khusus bocah itu terulur, memberikan 2keping cookies kepada riki yang berdiri disebelah sulyoon.
riki pun mengambilnya dengan senyuman lebar, saat menghabiskan satu cookiesnya dia teringat ingin menceritakan sesuatu.
yaitu kakak bule yang bermain bersamanya waktu itu!
"riki main gelembung sabun sama kakak pirang" sontak kedua bocah perempuan itu menoleh tak pecaya terlebih elisia yang menjatuhkan sisa cookiesnya.
"kakak pirang siapa?" tanya sulyoon dengan wajah penuh tanda tanya, disusul dengan elisia yang bertanya hal yang sama.
"kakak jeyun, kakak cantik mirip mama." ujar riki, terlintas dipikiran mungilnya senyum kakak jaeyun yang manis dengan gigi rapih itu.
"pathi kaka pilang lucu!" ujar elisia dengan semangat, dan riki juga mengangguk hingga rambutnya terikut.
"jadi namana kakak jaeyun atau kakak pirang?" tanya sulyoon berhenti mengunyah cookies manis itu.
"umm, kayanya kakak jaeyun dan kakak pirang dua orang eisia!" seru sulyoon, dan elisia mengangguk semangat.
☆
sunghoon mengaruk kepalanya saat mendengar deringan alarmnya, menganggu mimpi indahnya bersama dia.
dengan wajah merengut dipenuhi jejak air liur, rambut layak singa, sunghoon masih bisa tersenyum mengingat mimpinya.
selayaknya kalian saat bersiap pergi sekolah, lalu menutup pintu kamarnya dengan pakaian sekolah tak lupa tangannya menenteng paperbag untuk jaeyun.
"pagi bunda." sapanya dipagi hari, dan disambut dengan senyuman hangat setelah itu sarapan tiba dimeja.
"bunda kayanya pulang lebih lama, kalo mau main sebelum pulang bilang ya." sunghoon yang masih mengunyah telur mata sapi hanya mengangguk.
oh tentu lama, setelah memberi kado pada jaeyun sunghoon sudah menuliskan kegiatan mereka dikertas dengan tinta merah.
setelah usai sarapan, sunghoon mengendarai motornya dengan sesuai standar para pembalap. prinsip sunghoon jatuh kebawah bukan keatas.
kalau jatuh keatas ending ya.
sesampainya diparkiran sunghoon berkaca terlebih dahulu merapihkan rambutnya yang terkena angin yang ia lewati tadi.
"woi samsul!" sunghoon menoleh kearah kanan, itu jay yang mendorong motornya agar tidak menggangu pelajar lain.
"samsul sumsal, anjing lo." jay hanya tertawa dan melakukan hal yang sama dimotornya dan tersenyum setelah merapihkan rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubbles
Fiksi Remajadisscontinued. gelembung; lingkaran rapuh namun indah, keindahannya membuat mereka bertemu.