[LAST] Part 7 - Jaemin x Karina

2.4K 12 3
                                    

Di layar ponselnya, Jaemin melihat sekarang sudah jam setengah 9. Dia seharusnya masuk kantor jam 8, itu artinya dia telat 30 menit. Saat pintu lift terbuka, Jaemin buru-buru keluar dan setengah berlari menuju ke meja kerjanya. Dari kejauhan dia melihat Jeno sedang berdiri di depan mejanya.

"Ah gawat,"pikir Jaemin, sudah pasti dia akan dimarahi oleh Jeno yang sekarang sensitifnya bukan main.

"Jen, sorry banget gue semalem... gue ga ada alasan Jen, gue emang salah,"kata Jaemin, dia nggak bisa jujur kalau dia telat bangun pagi ini karena semalem ngentotin dua cewek sekaligus. Tapi kalaupun mau bohong dengan mengarang cerita yang bisa diterima, Jaemin pikir Jeno akan tetap memarahinya.

Ternyata pikiran Jaemin salah. Jeno malah tersenyum dan menganggukkan kepala.

"It's ok Jaemin, lu udah selalu rajin selama ini. Cuma telat sehari nggak bakal bikin gue marah,"kata Jeno, "tolong data yang kemarin gue minta dikirim versi final nya ya, gue tunggu,"

Setelah itu Jeno masuk ke ruangannya.

Jaemin mengernyitkan dahi, heran dengan perubahan sikap Jeno yang drastis. Sambil duduk dan menyalakan laptopnya, Jaemin berpikir-pikir.

"Apa gara-gara ngewe sama Karina semalem?"pikir Jaemin, "buset, keren juga tuh cewek bisa bikin Jeno setakhluk itu,"

Jaemin mulai mengerjakan file yang diminta oleh Jeno. Hanya tinggal sedikit yang perlu dilakukannya sebelum mencetaknya dengan printer. Sambil menunggu hasil print, Jaemin kembali memikirkan tentang Jeno dan Karina.

"Seenak apa ya ngentotin Karina sampai bikin Jeno sebahagia itu hari ini,"pikir Jaemin.

"Jaemin,"panggil Jeno, membuat Jaemin tersentak kaget karena baru saja berpikir tidak senonoh tentang Jeno dan Karina.

"Iya Jen?"tanya Jaemin.

"Tolong jemput Karina dong,"kata Jeno, "gue udah janji bakal akomodasi dia ke bandara pagi ini,"

"Gue gatau rumah Karina dimana,"kata Jaemin, "kan dia pindah,"

"Karina bilang kok, kalau lu tau rumahnya,"kata Jeno.

Jaemin makin bingung karena Jeno yang biasanya bakal marah kalau dia tahu Jaemin punya alamat rumah Karina tapi tidak bilang ke Jeno.

"Oh... lu... gapapa?"tanya Jaemin.

"Gapapa, gue ngehargai kemauan Karina,"jawab Jeno, "dia gamau gue tau rumahnya, maunya lu yang jadi penyambung antara gue dan dia,"

Jaemin pun mengangguk mengerti, kemudian mengambil kunci mobil dan segera berangkat untuk menjemput Karina. Entah kenapa, sesekali Jaemin memastikan kalau tidak ada orang yang membuntutinya.

"Masa sih Jeno nggak nyuruh orang buat buntutin gue?"pikir Jaemin, "emang dia nggak penasaran dimana rumah Karina,"

"Dia bener-bener jadi kalem sekarang,"kata Jaemin dalam hati sambil turun dari mobil lalu berjalan menuju apartemen Karina, masih sambil celingukan memastikan tidak ada orang yang mengikutinya.

Sesampainya di depan pintu apartement Karina, Jaemin menekan bel satu kali. Jaemin menunggu lima menit sebelum dia hendak menekan bel berikutnya. Namun niatnya urung karena pintu sudah dibukakan.

Karina hanya membuka sedikit celah dan mempersilahkan Jaemin masuk. Mereka belum saling bertatapan tapi Karina pasti sudah lihat melalui cctv kalau Jaemin yang datang. Jaemin pun mendorong pintu untuk terbuka lebih lebar agar dirinya masuk. Tidak ada siapapun di balik pintu.

Jaemin masuk, lalu menutup dan mengunci kembali pintu. Melepas sepatu sambil berkata, "Karina?"panggil Jaemin.

"Sebentar,"jawab Karina, suaranya terdengar menggema dari arah kamar mandi.

Jaemin pun duduk di sofa ruang utama sambil menunggu Karina keluar.

"Kar, Jeno udah balik kayak semula,"kata Jaemin.

"Bagus lah, jadi nggak nyusahin lu lagi,"kata Karina.

"Lu ngomong apa sih ke dia, kok bisa dari yang tantrum parah sampai jadi sejinak itu?"tanya Jaemin.

"Gue nggak ngomong apa-apa,"kata Karina, kali ini suaranya terdengar mendekat.

Jaemin menoleh ke arah sumber suara dan kaget melihat Karina hanya berbalut handuk putih yang bahkan tidak benar-benar berhasil menutup tubuhnya dengan benar. Di bagian bawah hanya menutup area intim, sedangkan diatas toket Karina bahkan nampak hampir tumpah. Handuk yang tidak tebal itu membuat Jaemin dapat melihat tonjolan puting Karina ketika gadis itu berdiri tepat di hadapannya.

Jaemin menelan ludah.

"Menurut lu pakai yang mana?"tanya Karina, menunjukkan dua gantungan baju dengan pakaian yang bertengger di masing-masingnya.

"Ini?"tanya Karina, mengepas baju di tangan kanannya.

"Atau ini?"tanya Karina lagi, gantian mengepas baju di tangan kirinya.

"Yang mana?"tanya Karina, kini dia menenteng kedua bajunya di kanan dan kiri tubuhnya. Membuat toketnya kembali menadah di hadapan Jaemin.

Jaemin merasakan tubuhnya merinding. Terbersit kembali ingatan semalam di depan kamar Jeno saat dirinya ditinggal sendirian di luar, mendengar desah mesra Karina dan Jeno. Kemudian ingatan tentang Jeno yang begitu cerah hari ini juga datang di ingatan Jaemin.

"Anjir gue penasaran banget... seenak apa sampai Jeno bisa setakhluk itu,"pikir Jaemin.

"Jaemin?"panggil Karina yang masih menunggu jawaban.

"Dua duanya ga bagus,"jawab Jaemin, "karena lu bagusan gini,"

Jaemin menarik handuk Karina yang dengan mudah terlepas dari tubuh gadis itu. Karina terkesiap, kaget ketika dirinya tiba-tiba telanjang bulat dihadapan Jaemin begitu saja. Kedua payudaranya yang sejak tadi susah payah ditopang oleh handuk, tumpah dan memantul di depan muka Jaemin.

Sebelum Karina sempat melakukan sesuatu, Jaemin telah melingkarkan tangannya di pinggang Karina dan mulutnya melumat salah satu payudara Karina dengan perlahan. Instan desahan Karina lolos.

"Jae-ahh..."Karina mendesah tanpa memberikan perlawanan apapun.

Tubuhnya semakin lemas dan hanyut. Kedua tangannya yang menenteng baju perlahan turun. Ketika Jaemin menggigit puting Karina, gadis itu menjerit bersamaan dengan lepasnya kedua gantungan baju dari tangannya.

Jaemin tanpa ragu memasukkan jarinya ke dalam memek Karina yang basah karena air mandi. Suhu tubuh Karina yang dingin membuat jari Jaemin merasakan kontrasnya antara diluar dan di dalam memek Karina yang hangat. Jaemin mengocok klitoris Karina sehingga pantat gadis itu menungging dan naik turun. Perlahan dorongan jari Jaemin di memek Karina membuat gadis itu terduduk diatas meja kayu ruang utama yang tingginya sejajar dengan dudukan sofa.

"Lu penasaran yang bikin Jeno nggak tantrum lagi kan?"tanya Karina, sambil menarik tangan Jaemin agak kuat sampai pria itu terjatuh berlutut di hadapan Karina yang mengangkang sambil duduk diatas meja.

"Lu juga bakal patuh sama gue setelah ini,"Karina meremas rambut Jaemin dan menarik kepala pria itu hingga menubruk memeknya.

--

baca selengkapnya di karyakarsa.com/hifelinart


Part ini adalah akhir dari series "His Ex is Karina". Tunjukkan dukunganmu terhadap series ini dengan meninggalkan like dan komentar di wattpad maupun karya karsa jika ingin ada part tambahan. Terima kasih udah membaca sampai sini.

His Ex is KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang