Tidak banyak yang ia ingat sebulan setelah kejadian ia bersama Felix di Malibu.Hanya satu hal yang menetap di kepalanya, bagaimana saat setelah ia memerhatikan Felix ia berjalan ke arahnya dan membuat Felix menoleh kepadanya.
Dari situlah Hyunjin merasakan adanya debaran pertama didadanya setelah sekian lama. Felix menatap matanya dengan kedua netra biru miliknya.
Terlalu sering melihat Felix dalam gelap, membuat ia saat itu baru menyadari betapa bercahayanya saat kedua netra itu memantulkan cahaya sunrise.
Matanya seakan menyerap masuk seluruh lautan yang ada di hadapan mereka. Indah, tenang, dan dalam. Itulah setidaknya yang bisa Hyunjin deskripsikan.
Wajah Felix saat itu adalah wajah paling jelas yang ia potret ribuan kali dalam otaknya.
Sekarang sudah genap sebulan setelah kejadian itu, Hyunjin sedikit menghindari Felix tepat setelah debaran yang ia rasakan. Bukan karena ia tidak suka padanya, ia benci ketika harus merasakan debarannya lagi setiap Felix menatapnya.
Ditambah, sang Ayah yang sedang dalam waktu luangnya terus memantaunya dari jauh membuatnya kembali dalam hiatusnya sebagai salah satu pembalap aktif di komunitasnya.
Hyunjin keluar dari ruang kelas sembari menenteng sebuah kertas yang bertuliskan "F-"
Seperti anak sekolah pada umumnya, hari harinya yang kemarin indah diruntuhkan dengan ujian matematika yang harus ia kerjakan hari ini. Ia tidak mempermasalahkan hasilnya, ia tidak suka bagaimana ia harus berpusing pusing dalam 40 menit terakhir dalam hidupnya.
Hyunjin membuka lokernya lalu ia meremukan kertas tersebut dan melemparnya ke dalam loker.
"Woah, aku tidak tahu lokernya akan penuh dengan coklat seperti ini." Hyunjin menoleh ke belakangnya dan mendapatin Jisung disertai dengan Felix yang berada di belakang punggungnya.
"Kau mengagetkanku."
"Banyak sekali, apa kau berjualan? Apa aku boleh memintanya?"
Hyunjin terlihat berpikir sejenak, sebenarnya ia merasa tidak enak dengan orang orang yang sudah memberinya semua ini. Namun, jika saja mereka tahu Hyunjin tidak suka coklat maka tidak akan ada coklat bertumpuk yang tidak tahu juga akan ia apakan.
Tidak seperti di kelas, jika ia membagi baginya di koridor seperti ini maka orang orang akan melihatnya.
"Ambillah, perhatikan tanggal expirednya."
Jisung yang dipersilakan seperti ini tentu saja akan mengambilnya dengan penuh hati. Sedangkan Felix hanya diam di belakang dengan sedikit menunduk.
"Felix! Kau mau? Hyunjin adalah orang gila yang selalu menyimpan pemberian fansnya!"
Pemuda dengan hoodie biru dan celana pendeknya itu menatap ke arah Hyunjin "Apakah tidak apa?"
Hyunjinpun yang sedari tadi menghindari bertatapan dengan Felix dengan terpaksa harus menatapnya.
Sudah tidak ada luka yang menghiasi wajahnya, berterimakasihlah kepada Seungmin yang merawatnya sudah seperti anaknya sendiri.
Hyunjin hanya mengangguk dan mundur sedikit untuk mempersilahkan mereka berdua memilih.
Setelahnya, mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin dengan kedua tangan Jisung yang penuh dengan coklat dan Felix yang hanya menenteng satu coklat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drive'
FanfictionRemember when we first met? You said "Light my cigarette." [Hyunjin x Felix]