Chapter 10 : Where

53 9 4
                                    

Keheningan terjadi tepat setelah Hyunjin menutup pintu tersebut.

"Apa maksudnya semua ini?" adalah kata pertama yang ia keluarkan dari mulutnya setelah semua kejadian tadi.

Bang Chan hanya menghela napasnya lalu keluar begitu saja menuju halaman belakang rumah Minho.

Tidak mendapat jawaban, Hyunjin mengalihkan pandangannya pada Seungmin yang juga ternyata sedang menatapnya.

Helaan napas juga keluar dari Seungmin yang tampaknya sudah paham betul apa yang sedang terjadi.

"Aku mengajak Chan ke rumah Felix tadi, aku juga melihat mobilmu yang melaju keluar parkiran bebas itu..."

Yang lain seketika berkumpul dihadapan Seungmin yang memulai ceritanya, begitu juga dengan Minho yang masih tampak kecewa dengan apa yang dilakukan Bang Chan.

"Semuanya baik baik saja, kami memasuki rumah Felix, Felix memberi kami beberapa kue kering-"

"- Lalu dia ke toilet yang mana ada di dalam kamar Felix, begitu masuk ia tiba tiba saja menemukan dan memegang helm itu."

"Tanpa aba aba ia menyeret Felix keluar tanpa mendengarkan apa yang ingin Felix katakan... Aku- Aku tau saat itu ia ingin menjelaskan sesuatu bahkan hingga detik terakhir ia diseret olehmu Hyunjin... Tapi akupun takut hanya untuk membelanya."

"Si Chan itu memang tidak seperti biasanya." Changbin menyaut

"Benar, apakah biasanya dia selalu menunggu penjelasan seorang anggota terlebih dahulu sebelum menghakiminya?" Jisung yang sedari tadi sama diamnya akhirnya berbicara.

"Apakah karena ia sensitif soal itu?"

"Tidak, Je. Selain karena ia melihat helm tersebut..




... kami juga melihat Jeno yang berdiri tepat di pintu sebelah apartemen Felix."

-D R I V E-

Minggu-minggu setelahnya kehidupan Hyunjin kembali seperti sebelum kedatangan Felix dalam hidupnya.

Kembali kepada sekolahnya, mejanya yang penuh makanan, lokernya yang penuh coklat dan bunga mawar, lalu kembali lagi ke rumahnya.

Tidak ada yang membuatnya kembali hidup, tidak dengan para gadis pirang yang menyukainya, tidak juga dengan para cheerleaders yang selalu menantinya dalam club basket agar bisa menyemangatinya.

Bahkan SKZ sekalipun sudah jarang menjadwalkan pertemuan. Tentunya setelah tumbuhnya tembok kecanggungan yang besar diantara Chan dan Minho.

Jisung pun sama galaunya, ia tidak lagi meminta makanan pada Hyunjin, tidak juga mengganggu hidupnya dengan seluruh candanya.

Keduanya hanya diam di kelas, guru biologi tidak lagi memarahi Jisung yang berisik, dan guru matematika yang sekarang justru heran dengan meningkatnya nilai Hyunjin.

Hyunjin juga lebih sering terlihat frustasi apalagi setelah berita hilangnya Felix.

Ia tidak ditemukan dimanapun, tidak di apartemennya, tidak di arena, tidak juga di sekolah, tidak ada dimana mana.

Hyunjin bahkan pernah menunggu semalaman di halte pertama mereka bertemu hanya berharap Felix datang kembali.

Yang ada hanyalah motornya yang masih berada di gudang rumah Minho.

Kali ini semuanya sedang berkumpul di kantin. Seungmin, Jeongin, Jisung, dan Hyunjin seperti biasa.

"Aku dengar mereka kembali..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Drive'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang