Chi Cheng akan menggoda semua ular peliharaannya yang dimanjakan saat siang hari, dan bermesraan dengan kekasih orang lain di malam hari. Dia menjalani kehidupan layaknya seorang kaisar. Namun, sebelum dia bisa merasa puas sepenuhnya, sebuah telepon mengganggu semuanya.
"Ayahmu telah dirawat di rumah sakit. Pulanglah segera."
Chi Cheng menutup teleponnya. Ia merasakan rasa sakit di antara alisnya seperti sehelai benang yang tajam.
Xiaolong masih mengelus dada Chi Cheng. Merasakan ketidaksenangannya, ia mengkerutkan bibirnya dan bertanya, "Ada apa?"
Chi Cheng mendorongnya menjauh. "Bukan urusanmu." Dia bersiap untuk bangkit dari tempat tidur.
Xiaolong dengan cepat meraih lengan Chi Cheng dan dengan kaki terbuka lebar, ia naik di atasnya. Matanya penuh dengan nafsu.
"Izinkan aku membantumu. Kalau tidak, itu akan terasa sangat tidak nyaman bagimu."
Chi Cheng melirik Xiaolong sejenak sebelum tiba-tiba membalikkan posisinya dan naik di atas wajahnya. Dia mendorong ke bawah kepalanya dan melakukan sesuatu dengan cepat sebelum mengenakan pakaiannya dan bangkit dari tempat tidur.
Barulah ketika Xiaolong melihatnya pergi ke luar pintu, dia berani memuntahkan air liur yang bercampur darah.
"Jaga ular itu dengan baik," Chi Cheng memerintahkan dua orang anak buahnya.
Keduanya mengangguk dan melihatnya pergi dengan mobil.
Meskipun telah mengambil langkah-langkah khusus, Chi Cheng tidak bisa tenang karena satu alasan, yaitu seorang ular hijau yang sudah dia pelihara selama 6 tahun. Sejak Chi Cheng mulai memelihara ular, ular hijau ini selalu bersamanya. Tak peduli ke mana pun dia pergi, dia selalu membawanya.
Chi Cheng memberinya nama Xiao Cubao.
Sesuai dengan namanya, Xiao Cubao memang penuh dengan rasa cemburu dan telah mengklaim tempat tidur Chi Cheng selama bertahun-tahun. la tidak keberatan siapapun yang naik ke tempat tidur dan bahkan tidak keberatan Chi Cheng berhubungan intim dengan orang lain, asalkan tidak ada yang masuk ke dalam sepreinya. Begitu wilayahnya direbut, Xiao Cubao akan mencekik orang tersebut setengah mati, layaknya seorang bos.
Chi Cheng mengenakan jas abu-abu sementara Xiao Cubao berwarna hijau cerah. Ular itu menggelung di sekitarsosok tinggi Chi Cheng, seolah-olah menggantung dari sebuah pohon. Kepalanya bergerak-gerak di bawah jari-jari Chi Cheng yang gemetar. Ular itu akan menggigit wajahnya saat dia tidak memperhatikannya.
"Hahaha..." Chi Cheng tertawa sambilmengelus kepala ular itu. "Aku tidak suka siapa pun selain kamu. Aku hanya menyukaimu."
Xiao Cubao menggosok-gosokkan tubuhnya di perut Chi Cheng untuk menyenangkannya.
Sopir berhenti di depan rumahnya saat Chi Cheng keluar bersama Xiao Cubao.
Saat Zhong Wenyu, ibu Chi Cheng, membuka pintu, ia segera mundur beberapa langkah dan menjaga jarak.
"Aih! Mengapa kamu membawa benda ini lagi?"
"Aku tidak tenang meninggalkannya di sana."
Dengan begitu, dia mengganti sepatunya dan mengajukan pertanyaan kepada ibunya. "Apakah kamu menemani ayahku di rumah sakit?"
"Banyak dokter yang bergantian menjaga dia. Karena aku tidak punya apa-apa yang bisa dilakukan di sana, aku pulang menunggumu." Zhong Wenyu memberikan segelas air kepada Chi Cheng.
Chi Cheng meneguk air tersebut dan berdiri. "Baiklah, ayo pergi sekarang.""Kemana?"
"Ke rumah sakit untuk melihat ayahku."
Zhong Wenyu menunjukkan ekspresi gelisah, "Jangan khawatir. Kita akan pergi besok. Ayahmu mungkin sudah tidur. Tidak ada yang serius."
Chi Cheng mengeraskan wajahnya yang tegas. "Aku akan datang besok jika aku tahu lebih awal."
"Tidak bisakah aku menghabiskan waktu bersamamu? Kamu selalu pergi selama berhari-hari. Ayahmu dan aku bahkan tidak bisa menemukanmu. Masih bisa diterima jika kamu menyimpan hal lain. Tapi kamu harus menyimpan itu. Bagaimana jika suatu hari kamu digigit olehnya. Tidak akan ada yang bisa merawatmu. Kamu akan meminta bantuan kepada siapa?"
Menggigitku? Chi Cheng menghina. Aku telah digigitnya berkali-kali. Apakah aku tidak hidup baik-baik saja sampai sekarang?
"Itu saja. Sudah larut malam. Kunci benda itu dan pergilah tidur."
Chi Cheng membawa Xiao Cubao ke dalam kamarnya seolah-olah tidak mendengar apa yang baru saja dikatakan ibunya.
Zhong Wenyu mengikutinya. "Wadah kaca itu ada di ruangan ini. Mengapa kamu membawanya ke kamar tidurmu?"
Dengan keras, pintu itu menutup di depan wajahnya.
Zhong Wenyu berdiri di depannya. Apa yang harus kulakukan dengan anak ini. Dia begitu membuatku khawatir.
......
Pagi berikutnya, Chi Cheng terbangun oleh panggilan telepon. Dia mengambil ponselnya untuk melihat. Sudah melewati pukul 10. Mengapa tidak ada yang membangunkannya?
"Chi shao*, ada sesuatu yang terjadi. Sarang ular dirampok!"
*Chi shao, berarti 'tuan muda Chi'. Ini merupakan gabungan dari kata 'Chi' dari Chi Cheng dan 'Shao' dari Shaoye (yang berarti tuan muda).
Chi Cheng segera duduk tegak. Matanya yang masih mengantuk segera berada dalam kewaspadaan penuh.
"Semuanya baik-baik saja, bagaimana bisa dirampok?"
"Aku curiga seseorang telah mencampuri minuman Dakun dan aku semalam. Kami tidur nyenyak dan tidak mendengar apa-apa. Ketika kami bangun, sudah lewat jam 9 pagi. Kami pergi memeriksa dua rumah tadi, dan semua wadah kaca hilang. Bahkan ular-ular di kamarmu juga tidak ada."
"Di mana Xiaolong?" tanya Chi Cheng.
"Saya tidak tahu. Kami tidak melihatnya sejak kami bangun."
Pupil-pupil di mata Chi Cheng penuh dengan agresivitas.
Chi Yuanduan, ayah Chi Cheng, telah pulang dari rumah sakit. Untuk lebih tepatnya, dia sama sekali tidak dirawat di sana. Chi Cheng mengernyitkan dahi dan keluar. Namun dia dihentikan oleh ayahnya.
"Aku sudah membuatkan pengaturan untukmu. Dalam dua hari, kamu akan bekerja di kantor manajemen perkotaan."
Chi Cheng berbalik dari ayahnya.
"Ayo keluar kalau kamu berani!" Chi Yuanduan menendang pintu dengan kakinya. "Lihat saja kecerobohanmu itu! Kamu sudah 28 tahun sekarang, tapi masih belum punya pekerjaan yang layak! Lihat saja Xiaoyu. Dulu dia begitu putus asa, sekarang dia sudah menjadi manajer. Dia juga suka bermain, tapi dia tahu apa yang penting!"
Chi Cheng duduk kembali di sofa, mengambil tomat ceri dan melemparkannya satu per satu ke mulutnya.
"Kamu bisa minta dia memanggilmu Ayah. Aku tidak keberatan."
"Aku benar-benar ingin mengubah anakku!" Chi Yuanduan berteriak pada Chi Cheng. "Panggilan keluhan itu bahkan sudah sampai ke kantorku! Mengatakan bahwa anakku adalah seorang pria mesum dan melecehkan seorang siswa laki-laki. Dengan setiap detail yang hidup. Aku benar-benar malu!"
Chi Cheng menyadari bahwa dia telah ditipu oleh baik Xiaolong maupun Guo Chengyu lagi.
"Tidak bisa kamu mainkan sesuatu yang lain? Mengapa kamu harus bermain dengan pria! Apakah kamu impoten atau pikiranmu sakit?"
Chi Cheng bangkit dan menyeka kemejanya. Tubuhnya yang besar menaungi Chi Yuanduan.
"Aku menderita penyakit YunB*, Oke?"
Chi Yuanduan sangat marah. "Berhenti dengan semua omong kosong itu! Aku sudah mengunci ularmu. Jika kamu ingin mereka tetap hidup, maka jadilah baik dan pergi bekerja!"
......
KAMU SEDANG MEMBACA
(BL Terjemahan) Counter Attack
Romance"Ketika aku meninggalkanmu, itu bukan karena aku materialistis." "Aku tahu." "Dia tidak mencintaiku. Aku sudah putus dengannya." "Aku tahu." "Kamu tahu? Aku tidak tahu kalau kamu masih peduli padaku..." "Aku tahu karena dia dan aku sekarang adalah p...