Bab 15 - Kebahagiaannya

1.4K 174 9
                                    

15 Oktober 2024

Happy reading guys.

Happy reading guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Seperti yang dikatakan– ralat, diperintahkan oleh tuan Wang. Akhirnya rombongan yang membuat kehebohan di desa Wangxian itu kini kembali ke kota Beijing dengan tiga orang tambahan. Wang Yibo, Xiao Zhan serta putranya— Xiao Liang.

Di mobil yang kini berisikan tiga orang Wang dan dua orang Xiao itu terasa merah muda, bahkan mungkin terlalu merah muda.

Dikarenakan dalam perjalanan pulang ada personil tambahan, maka Yubin dan pak Wawan menaiki motor bergabung dengan para bodyguard. Sementara mobil itu dikemudikan oleh Wang Yibo dengan tuan Wang duduk di sampingnya.

Tuan Wang merasa sedikit sesak pada dadanya, entah karena apa alasannya. Yang jelas ia merasa muak melihat putranya yang sedikit-sedikit haha hehe tidak jelas sambil mengemudi.

Ini gawat, apakah selama tinggal di desa putranya itu hidup sangat susah? Sampai-sampai ia jadi gila seperti saat ini.

Amit-amit, jangan sampai. Tuan Wang bergidik.

Sementara itu di kursi penumpang, Xiao Zhan yang masih linglung tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi padanya saat ini. Tiba-tiba saja ia diboyong kembali ke tempat yang penuh dengan hiruk pikuk kehidupan, tempat yang ia hindari selama beberapa tahun ini.

Xiao Zhan trauma dengan kota.

Lain halnya Xiao Zhan, di sampingnya sang nyonya Wang tersenyum lebar sedari tadi. Mungkin sejak ia meninggalkan desa terpencil itu, tangannya yang terawat mengelus kepala kecil di dadanya. Nyonya Wang bahagia karena punya cucu.

Alasan wanita paruh baya itu terus menerus tersenyum adalah ia akhirnya punya cucu, plus menantu yang cantik. Nyonya Wang masa bodoh dengan jenis kelamin Xiao Zhan yang notabenenya adalah seorang laki-laki, yang penting ia cantik dan putranya bucin sama dia.

Kebahagiaan putranya adalah nomor satu.

Tiba-tiba raut wajahnya berubah, senyuman lebar tadi digantikan dengan senyuman getir. Nyonya Wang kembali mengingat hari-hari ketika putranya memutuskan untuk meninggalkan rumah mereka. Dan sekarang putranya telah kembali, nyonya Wang bersumpah jika suaminya itu kembali membuat ulah akan ia potong habis burungnya!

Di kursi depan tuan Wang tiba-tiba merinding kemudian bersin dua kali.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ineffable [YiZhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang