E N D I N G

11.7K 563 22
                                    

Sebelum membaca jangan lupa vote dulu dong, biar aku semakin semangat ngetiknya.

Happy reading 💚


Hamid membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dirinya menjadi panik saat Rianti terus berteriak kesakitan. Sementara Rianti terus mengatur nafasnya. Sepertinya ia akan melahirkan buah hati mereka. Saat mereka sedang sarapan tadi, tiba-tiba perut Rianti menjadi sakit. Tak terasa sudah tiba waktunya Rianti untuk melahirkan. Rasanya baru kemarin ia mendapatkan kabar kalau dirinya tengah mengandung.

Sesampainya di rumah sakit, Rianti langsung di bawa ke ruangan persalinan. Dokter yang akan membantu Rianti telah bersiap untuk mengeluarkan buah hati mereka.

"Rileks buk, tarik napas, buang.." Rianti terus mengikuti instruksi dari dokter perempuan tersebut. Sementara Hamid menatap khawatir kepada Rianti. Kalau bisa, ia ingin menggantikan posisi Rianti saat ini, ia tak tega melihat Rianti yang kesakitan.

"Ejan buk, kepala bayinya sudah mulai keliatan,"

Rianti mengatur nafasnya dan mengejan sepenuh tenaga, "Aaaaagggggghhhhhh!" Nafas Rianti terengah-engah keringat sebesar biji jagung keluar dari dahinya.

"Oek oek oek," ruangan persalinan dipenuhi oleh suara tangisan bayi laki-laki. Rianti menangis haru akhirnya ia berhasil melahirkan anak pertama mereka. Begitupun dengan Hamid yang beribu kali mengucapkan terima kasih kepada Rianti, tak lupa juga ia terus-terusan mencium kening dan tangan Rianti. Suster membantu membersihkan bayi mereka.

"Selamat ya pak, buk, bayi kalian berjenis kelamin laki-laki," ujar dokter, Rianti tersenyum mendengarnya, tebakan Hamid benar, bayi mereka berjenis kelamin laki-laki. Di sela-sela rasa bahagianya, tiba-tiba saja perut Rianti kembali sakit.

"Dok perut aku sakit lagi!" Teriak Rianti yang membuat Hamid menjadi khawatir lagi. Mendengar itu dokter mendekati Rianti dan memeriksanya.

"Atur nafas lagi buk, sepertinya bayi kalian kembar," ujar dokter, Rianti menarik nafasnya dan mengejan sekuat tenaga. Setelah bayi kedua mereka keluar dan Rianti mendengar suara tangisan. Setelah itu ia memejamkan matanya. Hamid menjadi panik.

"Dok, istri saya kenapa!?" Tanya Hamid dengan panik.

"Tenang pak, istri anda hanya kelelahan, kurang lebih 1 jam lagi istri anda pasti bangun," jawaban yang di beri dokter membuat Hamid bernafas lega. Kemudian ia mencium kening Rianti.

"Selamat istirahat sayang, jangan lupa bangun ya," Setelah itu ia tersenyum dengan lebar mendekati boks bayi. Hamid tak henti-hentinya tersenyum memandangi bayi kembarnya.

"Bayi kedua kalian berjenis kelamin perempuan pak," ucap suster.

"Terima kasih,"

Hamid ingin menggendong bayinya, tapi ia takut bayi tersebut akan jatuh olehnya. Ia menggantikannya dengan mengusap-usap pipi gembul bayi-bayinya. Ia tidak sabar membahas nama bayi nya dengan Rianti. Semoga Rianti cepat bangun. Setelah puas, ia menghubungi keluarganya, mengatakan kalau Rianti telah melahirkan.

Hamid dan Rianti sengaja tidak melakukan tes usg untuk kehamilan Rianti, mereka ingin menerima kejutan dari bayi mereka tentang jenis kelaminnya. Siapa sangka, ternyata anak mereka kembar. Hal yang tidak pernah mereka bayangkan sama sekali.

***

"Aunty Ri, ini boneka apa dedek bayi sih?" Tanya Azka kebingungan sambil menoel-noel pipi kedua bayi itu.

Mendengar kabar kalau Rianti melahirkan pagi tadi, membuat Azka menangis tidak ingin pergi sekolah untuk melihat adik barunya. Juan dan Via kewalahan, akhirnya mereka mengizinkan hari ini Azka bolos sekolah karena melihat anak itu menangis sejadi-jadinya, dengan syarat, Azka harus belajar membaca nanti malam.

Crush in, Adik Teman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang