(Chapter 5)

145 9 2
                                    

Megumi menatap shock dan heran ke arah wanita itu.

Dan wanita itu malah mengerutkan alisnya dan memberi tatapan heran juga.

Wanita itu lalu tersenyum manis ke arah Megumi, dan dia duduk disebelah Megumi menghiraukan polisi-polisi yang masih pingsan.

"Namamu siapa? " Tanya wanita itu dengan lembut.

"M-Megumi... Megumi Fushiguro. " Ucap Megumi dengan gugup.

Megumi entah kerasukan apa, tapi tumben saja dia menjawab pertanyaan orang. Padahal Megumi tidak suka ditanya atau di suruh-suruh.
Namun wanita ini seperti sedang mengendalikan Megumi dengan muka cantik dan arwah yang mencekam.

"Hm... Megumi ya... Kayak tidak asing... " Gumam wanita itu.

"Ah... Ngomong-ngomong kamu kenal siswi itu ya? " Tanya wanita itu dengan senyuman cantiknya.

"E-enggak, aku hanya dituduh.." Ucap Megumi.

Wanita itu sedikit kaget, namun ekspresinya langsung diganti dengan senyuman yang lebih santai.

"Oh? ~haha... Santai saja ya Megumi.. Soal itu biar saya yang urus" Ucap wanita itu dengan senyuman khasnya.

Cklek

Suara pintu kaca sedang terbuka dan menampaki sosok Sukuna yang memakai baju jersey basket.

Sang wanita langsung beranjak dari tempat duduknya.

Wanita itu langsung menyamperi Sukuna.

"Ahh~ my cute little baby~" Ucap wanita itu dengan gemas, dan dia langsung mencupit pipi Sukuna.

"Mom... " Sukuna menatap malu kearah Megumi. Senpat-sempatnya ibu Sukuna memeluknya di hadapan Megumi.

Untung para polisi masih pingsan, dan Sukuna juga tidak peduli dengan keberadaan polisi itu, dia hanya malu dengan Megumi.

'Mamaknya? '
'Wah.. Harusnya tadi gua Tanya namanya... Lumayan buat bahan ejekan. 'Batin Megumi.

"Wanna go home hm? ~ your daddy miss you~~"

"Ugh.. Mom stop... " Sukuna menyembunyikan wajah merahnya ke salah satu telapak tangannya.

"I'll wait you outside~" Ucap Wanita itu, dan wanita itu tidak lupa memberi lambaian dan senyum cantiknya ke Megumi.

'Wah... Kalo gua secantik mamaknya.. Sukuna terpana gak ya? '
'Eh, kalo Sukuna baper ama gua... Terus waktu dia lope-lope ama gua... Langsung gua tinggalin... Wah...boleh juga ini jadi balas dendam yang uwaw'Batin Megumi.

Saat Megumi melamun, Sukuna membuka suara.

"You have problem with them? " Tanya Sukuna dengan muka datarnya.

Megumi melihat jari Sukuna yang tertuju dengan polisi-polisi itu.

"G, gua d tuduh... Udh sana pergi sebelum gua makin bego ngobrol ama lu"

Megumi justru ingin ngobrol dengan ibu Sukuna lagi.

Bukannya pergi, Sukuna memberi tatapan tidak suka, dan dia duduk di sebelah Megumi.

"Anjir, jauh-jauh lu, keringat lu bau bangke" Ucap Megumi yang sedang berbohong, padahal Sukuna memang berkeringat, cuman tetap wangi.

"I-" Belom lagi Sukuna sempat ngomong, beberapa guru sudah masuk ke lobby, dan kaget melihat para polisi itu pingsan, apalagi Megumi dan Sukuna terlihat biasa saja.

"Heh! Kok pada pingsan!!? "
"Udah! Cepet bawa polisinya ke rumah sakit! Lihat tu ada yang mimisan! " Ucap guru-guru.

"Sukuna! Go home, Megumi! Besok temui saya di ruangan saya! Bawa ayah mu juga! " Ucap Kepala sekolah.

"... "
"... " Megumi dan Sukuna hanya terdiam melihat para guru meninggalkan mereka untuk membawa polisinya ke rumah sakit.

Sukuna langsung beranjak dari tempat duduknya, dia berjalan keluar untuk pulang, meninggalkan Megumi sendirian.

Megumi hanya menghela nafas dan duduk bermalasan di sana.

'Gimana mau balas dendam? Gua aja risih ama tu anak'

Megumi mendengar seseorang mendekatinya, diapun menoleh dan melihat Sukuna kembali.

Sukuna mengulurkan tangannya.

"Ha? "

"Let's go home. "

"H-HAH? "
Megumi gak habis pikir dengan ajakan Sukuna, dia mau mengantarnya? Orang yang selalu membuat luka saat mereka masih 5 tahun.
Apakah Sukuna tidak punya dendam dengan Megumi?

"My mom is worried about you. And it's raining outside. " Ucap Sukuna dengan muka dinginnya.

Saat Sukuna mengatakan ibunya, Megumi langsung berdiri dan menepis tangan Sukuna.

"Oke let's go. " Ucap Megumi dengan senyum mesumnya.

"..."

_______________________________
T. B. C


daily life [Sukuna x Megumi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang