Bagian 4 - Perkenalan

421 52 9
                                    



Anggita menyeret kakinya berjalan mendekat menuju perempuan yang masih asik dengan kegiatan dipembatas rooftop, bukannya dia menegur kegiatan tak lazim itu malah diam berdiri membenah posisi dipembatas rooftop melihat kedepan.

Perempuan yang masih sibuk dengan kegiatan anehnya berputar arah kembali berjalan dan cukup terlonjak kaget melihat ada sosok lain di rooftop karena seingatnya daritadi tidak ada siapapun, hanya dirinya sendiri.

Sadar ada tatap yang terpaku padanya, Anggita sedikit menoleh hingga empat mata bertemu saling menatap namun tidak lama karena setelah sekilas bertukar pandang Anggita kembali fokus kedepan.

"Sejak kapan Lo disini?"

"Kenal kita?" Bukannya menjawab, Anggita balik membuat pertanyaan

Dengan sikap dingin tanpa menoleh pada si penanya, Anggita masih dengan posisi memandang jauh kedepan.

"Kenapa kita harus kenal?"

"Karena setahu saya pertanyaan dengan panggilan "Lo" itu hanya untuk orang yang sudah saling kenal."

"Terus gue harusnya nanya "sejak kapan kamu disini?" Gitu? Kita bahkan tidak saling kenal kenapa gue harus pake sapaan Aku Kamu." Tak kalah dingin, perempuan itu membalas ucapan Anggita

"Udah tahu ga saling kenal dari awal harusnya ga usah buka pertanyaan!"

Kedua mata mereka kembali terikat dalam tatapan, hembusan angin membelai wajah keduanya menggerakan helaian rambut panjangnya membuat aura misterius baik dari Anggita maupun perempuan satunya begitu bersinar.

"Gue lebih dulu di rooftop ini jadi wajar kalo mempertanyakan keberadaan lo yang tiba-tiba." Perempuan itu sudah turun dari atas pembatas rooftop, kini berdiri dengan jarak cukup dekat pada Anggita.

"Ini tempat umum, kenapa perlu mempertanyakan keberadaan orang lain. Nikmati saja waktu anda sendiri, ga perlu perduli dengan sekitar." Begitu ketus sanggahan demi sanggahan dari Anggita

"Kalo tiba-tiba gue loncat dari sini gimana? Lo nanti yang dimintain keterangan sama polisi, sama pihak rumah sakit."

"Kalo emang ada niatan loncat ya loncat aja, gausah banyak mikir tentang orang yang tidak anda kenal."

Cukup terkejut dengan ucapan Anggita, perempuan itu dengan penuh kesadaran menarik sedikit senyum di sudut bibirnya.

"Menarik." Ucapnya kini ikut melihat kedepan seperti Anggita


Diam beberapa saat dalam keheningan tanpa ada lagi untaian kalimat, perempuan itu kembali bersuara.

"Biasanya orang ke rooftop itu untuk menenangkan diri, mengusir segala penat yang sedang dipikirkan."

"Sok tahu."

"Lo bukan manusia ya kayanya mangkanya jawab gitu, soalnya tujuan gue disini untuk itu. Pikiran gue terlalu penuh susah untuk dikeluarkan, makanya pilih tempat tinggi. Biar jauh dari kebisingan."

Anggita akui apa yang perempuan ini ucapkan ada benarnya, bising di kepalanya memang harus dicarikan tempat yang hening.

"Gitaaaa.." Teriakan panggilan Cornelia membuat tak hanya Anggita yang menoleh namun perempuan yang tengah bersamanya juga ikut menoleh

"Lama nunggu ya? Sorry ya Git."

Sebelum ke rooftop Anggita meninggalkan pesan lewat chat pada Cornelia memberitahukan jika dirinya tidak menunggu di lobi melainkan di rooftop

"Pulang sekarang yuk?" Ajak Cornelia melihat sekilas pada perempuan yang sedaritadi berdiri didekat Anggita

Anggita berjalan dengan sekilas melihat terlebih dulu pada perempuan itu

Lani & RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang