Indah, Cornelia juga Helisma tengah berkumpul dirumah Anggita, ketiganya kadang berbarengan menemani Anggita di tiap minggunya, atau terpisah karena ada yang tidak bisa menemani. Tidak setiap hari, tidak setiap malam juga. Hanya sesekali agar Anggita pun tidak merasa risih dengan kehadiran mereka.Dan Anggita yang kini memang tinggal sendiri pun tidak bisa menolak karena rasanya memang sulit, dia yang kini kadang ingin sendirian tapi tidak ingin kesepian. Tak bisa bisa dipungkiri Ia membutuhkan ketiga sahabatnya walau hanya sekedar menemani bahkan tanpa sepatah kata ataupun sepenggal cerita dalam deret kalimat.
"Ndah.." Panggil Cornelia
"Hmm?"
"Tau ga sih selain kurma ada buah apalagi dari arab?"
"Eum mulai nih si bapak bapak tebakan gajelasnya." Sahut Helisma melihat tingkah Cornelia
"Diem deh lo, gue lagi nanya Indah."
"Ayo Ndah jawab, tau ngga selain kurma ada buah apalagi dari arab?"
"Kurma?"
"Iya kurma, dari arab tahu kan?" Cornelia memastikan
"Iya tapi gue taunya cuma kurma."
"Ada tahu buah dari arab selain kurma."
"Apa tuh?" Penasaran Indah
"Al-Pukat.." Jawaban Cornelia dengan nada diliukan
"Hahahahaaa.. kok gitu hahahaa."
"Anjir bisa-bisanya lo Ndah ketawa sama jokes gitu buset."
"Ganggu mulu lo Helisma, Indahnya aja ketawa tuh."
Anggita yang sedaritadi ada bersama mereka terlihat tak bergeming dengan kegaduhan ketiga sahabatnya, Ia nampak sibuk dengan lamunannya melihat kearah jendela.
"Hahahaa tapi lucu tau Li." Kedua mata Indah menyipit kembali tertawa
"Tuhkan, lo nya aja yang gapunya selera humor sebagus Indah. Eh eh ngomong-ngomong arab ya Ndah, ke arab bisa naik kereta ngga sih?"
Helisma menyadari kediamannya Anggita, sesekali Ia melihat memperhatikan gelagat Anggita.
"Ngga bisa dong Niel, jauh dongg.."
"Tapi ngomong-ngomong kereta nih ya?"
"Ngomong-ngomong mulu lo daritadi."
"Li, gue tampol ya nyela mulu daritadi. Ngantri kek."
"Lo pikir gue lagi mau bayar jajanan, pake ngantri."
"Hahahaaa lucu banget sih kalian, iya ngga Git?" Indah menoleh kearah Anggita
"Jangan hiraukan Eli, Ndah. Lanjut lanjut." Kata Cornelia
Sementara Fokus Indah mulai terbagi karena melihat Anggita tidak meresponnya
"Ndahhh.. Indahh.. dengerin gue ngga?" Cornelia merajuk karena tatapan Indah masih pada Anggita
"Iya iyaaa apa? Sampe mana tadi?"
"Sampe aku sama kamu jadi Ondah." Cengirnya membuat Indah mendelik
"Hehee canda Ndah, tadi tuh sampe ngomong-ngomong soal kereta menurut lo kereta tuh lucu ngga sih?"
"Kenapa lucu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lani & Raya
FanfictionMungkinkah persahabatan bisa terjalin dari rasa sakit atas kehilangan? Bagaimana jika perasaan yang hadir adalah perasaan yang tidak seharusnya? Akankah rasa yang hadir dalam sebuah kebohongan bisa bertahan lama?