pada pukul tiga sore, rumah yang awalnya begitu hening terasa kian sepi setelah kepergian sang nenek. hanbin mondar mandir di ruang tamu sambil membawa setoples kue kering, dia tidak mengerti apa yang dirinya sendiri inginkan, mendadak semuanya terasa sangat menyebalkan.
coco berbaring nyaman di samping perapian yang tidak menyala, anjing itu selalu tidur dan tidur seperti hidupnya tak lebih berarti dari sebuah pejaman mata. hanbin sudah mencobanya pula, namun dia tidak senang tidur pukul tiga, perasaan aneh itu akhirnya membawa hanbin untuk berjalan ke luar rumah.
angin musim panas langsung menyambutnya, menerbangkan helai demi helai rambutnya yang halus. hanbin melihat bahwa rumah ini dikelilingi begitu banyak pohon dan tumbuhan rambat yang berwarna hijau menenangkan, dia mungkin tak akan menemukan rumah senyaman ini di lain tempat. bagaimana kenyamanan di dalamnya terlindungi oleh alam dan keindahan membuat siapa saja betah untuk bertahan, namun hanbin mungkin tak akan mengakuinya sekarang, keinginan untuk pulang masih jauh lebih besar.
akhirnya pemuda itu mengunci pintu, mengikuti instingnya untuk pergi melepaskan jenuh. hanbin menemukan pepohonan nan jauh lebih tinggi di belakang rumah, ada jalan setapak yang mengarah langsung ke dalam hutan. beberapa ekor burung terbang masuk, seolah mengatakan bahwa jalan ini aman untuk dilewati. hanbin tak menemukan kengerian yang berarti di dalam hutan tersebut, dari sela sela dedaunannya cahaya matahari masuk menerangi jalan. hanbin merasa kakinya melangkah dengan begitu ringan, aroma alami hutan membuatnya merasa tenang dan hidup. menyadari bahwa selama ini dia belum pernah menapak di antara pepohonan.
suara cicitan burung saling bersahutan, angin kembali menyejukkan tubuhnya. ini sebuah penemuan yang luas biasa, pikirnya. bagaimana mungkin dia bisa terus diam di rumah jika ada sebuah tempat yang nyaman di sini?
langkahnya semakin tak terhitung. hanbin masuk kian jauh, berambisi untuk menemukan ujung dari jalan yang kini dia lewati. sebuah cahaya yang lebih terang menusuk indera pengelihatannya, hanbin mendengar suara hewan yang dia kenali sebagai angsa. kepakan sayap dan suara air yang begitu menenangkan, hanbin yakin dia tak salah dengar.
dia akhirnya keluar di sisi hutan yang lain hanya untuk membeku menatap sebuah danau tenang yang banyak diisi oleh angsa putih dan beberapa burung yang terbang bebas di atasnya. apapun yang berada di tempat ini pastilah merasa begitu terpuaskan. segera pria itu berlari menuju tepi danau, dia melihat pantulan dirinya di sana. dari kejauhan, dia melihat pula refleksi cahaya matahari dan beberapa pepohonan yang berjejer di tepian. sungguh, inilah yang hanbin maksud dengan ketenangan.
saat kecil, hanbin sering mengira bahwa sungai adalah danau, dan danau adalah laut. karena dia benci suara deburan ombak, hanbin sebisa mungkin menjauhi sesuatu yang terlihat seperti danau atau laut. dia tidak akan digendong oleh siapapun ketika kakinya digelitiki oleh sesuatu yang dingin, dia akan terus menangis dan berlari menuju tempat aman. kini semua itu hanyalah memori, hanbin tidak menampik bila dia dulu sangat lemah dan rapuh. jika bisa, dia akan terus tinggal di tepi danau dan duduk di sana selama mungkin. menghabiskan waktunya untuk mengobrol dengan angsa-angsa tanpa takut dikatai pecundang.
butuh waktu lama bagi hanbin untuk mengabadikan keindahan ini dalam ingatannya sebelum memilih untuk mencari tempat yang pas dia duduki. bak berada dalam potongan film, hanbin berjalan dengan sangat lambat sampai sesuatu menabraknya dengan cukup keras di kaki.
pria itu menunduk terkejut melihat seorang anak laki-laki menangis di bawahnya dengan posisi terlentang, buru-buru hanbin membantunya berdiri. membersihkan kepalanya dari debu dan mengusapnya penuh kehati-hatian.
"maafkan aku, maafkan aku," ulangnya berkali-kali.
anak itu jelas tak merespon kecuali suara tangis yang semakin kencang. hanbin tentu merasa sangat bersalah, namun dia tak mampu berbuat banyak, dia bukanlah pria yang baik jika berurusan dengan anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
the lakes [binhao/binneul]
Fanfic(18+) pengasingan membuat sung hanbin menemukan sebuah danau di belakang rumah neneknya. dia jarang sekali berkeliling, menyesal baru mengetahuinya akhir-akhir ini. tapi danau itu tidak lebih indah dari apa yang hanbin temukan di sana. sesuatu yang...