16. is it over now?

165 13 0
                                    

semalam sungguh luar biasa.

hanya itu yang dapat zhang hao pikirkan. setelah ungkapan cintanya yang tulus, hanbin memeluknya dan menangis. bukankah dia memang tak lebih dari seorang anak kecil? ia berkali-kali mencoba menenangkan hanbin, tapi yang didapatinya hanya isak tangis dan permohonan untuk tidak ditinggalkan. zhang hao memang menginginkan hal ini, tapi mungkin dengan cara yang berbeda. ia merasa sudah sedikit keterlaluan karena menyalahkan hanbin hari itu, namun semuanya sudah baik-baik saja sekarang. mereka dapat beristirahat dengan tenang, dengan perasaan yang lebih ringan.

pagi ini hanbin memutuskan untuk kembali ke rumah neneknya. setelah sarapan, dia berpamitan dengan zhang hao dan berjanji akan kembali lagi. yujin menangis histeris karena beberapa hari ini dirinya terlanjur nyaman bersama paman tampan, rasanya sangat sedih jika harus bermain sendirian lagi. setelah zhang hao membuatkannya susu, akhirnya dia sedikit lebih tenang.

"terimakasih sudah merawatku," ujar zhang hao di ambang pintu. hanbin memberikannya kecupan singkat di dahi dan tersenyum. senyum yang sangat manis dan tulus.

"aku menyayangimu. sampai jumpa," hanbin melambaikan tangannya tanpa membalas apapun. menurutnya zhang hao berlebihan karena berterimakasih. ia akhirnya hilang di balik pepohonan, meski tak siap untuk pulang, hanbin tetap harus kembali.

langkahnya tak lagi seberat dulu, ia masih tersenyum sebab memikirkan zhang hao yang manis. sungguh, dia enggan sekali meninggalkan rumahnya itu.

sesampainya di kediaman nenek, hanbin memelankan langkah sebelum benar-benar memunculkan diri. yang pertama kali menyambutnya adalah coco, anjing kecil itu berlari ke arahnya sembari menyalak kecil. itu menarik perhatian semua orang.

hanbin sudah bersiap ketika ibunya datang, di wajahnya yang terlihat panik, terselip kemarahan yang tertahan. ketika mereka sudah tak lagi berjauhan, hanbin merasakannya. tamparan yang begitu keras dan menyakitkan. wajar saja, dia tidak akan protes.

"dari mana saja kau?! apa guna ponselmu?!"

pria asing yang tidak ingin hanbin lihat malah ikut mendekat, menarik ibunya untuk ditenangkan. tapi untuk apa? kemarahan seorang wanita tidak bisa dielakkan.

"dasar anak tidak tahu diri! apa maumu? kau lari ke tempat orang menjual diri, hah?!"

entah keberanian dari mana, hanbin yang merasa tertuduh dan dipojokkan memberikan perlawanan. dia hanya mencoba untuk menenangkan diri, apakah itu salah?

"aku tidak! berhenti membuatku tertekan!"

ia berjalan masuk langsung ke kamarnya. mengunci pintu dan mengabaikan teriakan ibunya yang menggila karena amarah. beberapa kali terdengar ketukan yang sangat kencang, lebih terdengar seperti dobrakan.

"sung hanbin! keluar kau, anak sialan!"

berisik, hanbin mengubur dirinya di dalam selimut. menangis dengan panik. ia tidak mengira ibunya akan semarah ini. hatinya, kepalanya, semua bagian dari dirinya ingin meledak mendengar teriakan dari luar kamar. ibunya berubah menjadi sangat menakutkan.

•°• ✾ •°•

pagi bertemu pagi. hanbin lapar, dunia seperti berputar dengan sangat kencang dari sudut pandangnya. ia tak makan sejak kembali dari rumah zhang hao, kini dia merindukan si manis itu. apa yang kini tengah dilakukannya? apakah yujin bermain dengan baik? jika dia bisa lari sekali lagi, hanbin tak akan pernah kembali hanya untuk menjemput amarah ibunya.

hanbin menghabiskan waktu dengan tidur, ponselnya tergeletak malang di kasur. ia tak berhenti memikirkan zhang hao hingga keinginan untuk menghubunginya melimpah ruah, tapi dia tak ingin membuatnya khawatir. setelah banyak pertimbangan, hanbin hanya mengirim pesan singkat yang mengatakan bahwa dia tak bisa berkunjung karena neneknya mengajak hanbin merajut. dia tak akan menunggu balasan zhang hao, itu hanya membuat rindunya semakin besar.

the lakes [binhao/binneul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang