Chap. 03 | Berisikan 21+

173 15 0
                                    

Happy Reading

📝📝📝

Suara mobil yang melaju di jalan raya tidak membuat sepasang suami istri saling berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara mobil yang melaju di jalan raya tidak membuat sepasang suami istri saling berbicara. Sedari tadi hanya keheningan yang tercipta di antara keduanya tanpa ada sebuah alunan musik yang mengalun.

" Laureen adalah mantan kekasih Mas Arven, Kak. "

Hanya sebuah rangkaian kata yang ada di benak Rhea. Kalimat yang diucapkan oleh Vivi beberapa jam yang lalu. Kalimat yang mampu mengusik ketenangannya.

Rhea menyandarkan tubuhnya yang terasa begitu lelah.

' Sial, entah mengapa sebuah kalimat yang diucapkan oleh Vivi membuatku tidak suka. ' Batinnya.

' Tidak. Aku tentu saja tidak cemburu dengan wanita itu. Aku hanya tidak suka saat ada orang lain yang mengusik ketenanganku. Persetan dengan Laureen, Raline ataupun Arven. Sungguh aku tidak peduli dengan mereka semua. ' Batin Rhea kembali dengan mata terpejam. Tangannya kirinya bahkan memberikan pijatan lembut pada pangkal hidungnya.

Lelah karena memikirkan hal yang tidak penting. Rhea memilih untuk memejamkan kedua netranya. Memilih untuk beristirahat sejenak setelah aktivitas yang begitu melelahkan.

" Kau sakit? Dibelakang ada bantal leher, kau bisa menggunakannya. "

▪️▪️▪️

Pagi harinya.
Sinar matahari mampu mengusik tidur seorang wanita. Kedua netranya mengerjap sebelum terbuka lebar. Sesungguhnya Rhea sangat tidak menyukai sinar matahari yang mengusik waktu istirahatnya. Tangannya lalu meraih ponsel miliknya yang berada di atas nakas. Kedua netranya membelalak setelah melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Ia hari ingin terbangun sangat siang. Sedangkan ada meeting penting yang harus ia hadiri.

" Bodoh kamu Rhea. " Monolognya.

Ada beberapa panggilan tidak terjawab dan banyaknya pesan masuk mulai dari kerabat bahkan Ayahnya. Semuanya menanyakan kehadiran Rhea yang belum menampakkan kehadirannya.

Dengan cepat, Rhea berlari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum pergi ke kantor, walaupun sudah sangat terlambat. Ada rapat penting sehabis jam makan siang yang tidak boleh ia lewatkan.

Setelah beberapa menit, akhirnya Rhea sudah tampil dengan sempurna. Tangan kirinya di angkat sedikit, untuk menampilkan sebuah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Tidak ingin membuang waktu lebih lama, Rhea segera berlari keluar dari kamarnya tak lupa mengambil kunci mobil yang terletak di atas nakas. Bunyi dari heels-nya menggema seisi ruangan, membuat asisten rumah tangganya mengernyitkan dahi.

" Nyonya baru berangkat? " Ucapnya cukup terkejut.

🍁🍁🍁

Hari sudah semakin malam. Arven baru saja mendapat pesan dari Laureen tempat yang akan menjadi pertemuan mereka. Dahi Arven mengernyit, sebuah club malam di pusat kota yang menjadi pilhan Laureen. Menurutnya apakah tidak ada tempat lain yang begitu nyaman. Sedangkan club malam adalah tempat yang sangat bising. Tidak akan nyaman jika mereka akan berbincang. Arven sudah mengajukan ketidaksetujuannya kepada Laureen. Namun wanita itu tetap pada pilihannya. Pernah menjalin kasih cukup lama membuat Arven mengerti kepribadian Laureen. Wanita itu mempunyai watak yang sedikit keras kepala. Segala keinginannya harus tercapaikan. Dengan berat hati, lagi dan lagi Arven harus mengalah pada Laureen.

R H E A | Kim GoEun x Wi HaJoon [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang