Prolog

26 3 9
                                    

—🌿—

        Sebuah rumah sederhana di pinggiran kota terlihat cukup ramai dengan kunjungan anak-anak berusia 6 sampai 9 tahun. Mereka terlihat ceria dengan pakaian yang cerah dan berwarna-warni.

Seorang anak perempuan yang berada di dalam kamar lantai atas itu berkaca pinggang ketika melihat pantulan dirinya di cermin, tak berselang lama ibunya datang menghampiri.

"Ibu! Kenapa bajuku berwarna putih? Aku, kan mau yang warna hitam!" rengekan anak berusia 8 tahun itu membuat ibunya melotot tajam. Tanpa segan orang yang dipanggil ibu itu memegang kasar tangan putrinya dan menyuruhnya duduk lalu mulai menyisiri rambut panjangnya.

"Diam! Kamu sudah cantik menggunakan baju ini, kenapa masih mengeluh? Kakakmu saja diam tidak banyak protes sepertimu!"

"Bagaimana mau protes Ibu selalu menanyakan apa yang Yuan inginkan, bagaimana dengan aku, Bu?" Orang yang dipanggil ibu itu hanya terdiam sambil mengepang rambut putrinya. Mungkin karena dia sudah sering mendengar putrinya mengeluhkan kakaknya jadi ia terlalu malas untuk menjawabnya.

Tidak berselang lama terdengar suara deritan pintu yang dibuka, Yuan yang mereka bicarakan muncul sambil tersenyum masam. "Bu! Kenapa Yuri lama sekali?" tanya Yuan tidak sabaran.

Yuri yang diejek Yuan hanya menjulurkan lidahnya mengejek, diakan perempuan pantas saja butuh waktu lebih lama untuk berdandan. "Ini sudah selesai, Sayang. Ayo kita turun ke bawah!" ajak ibu kepada putranya Yuan dan meninggalkan Yuri di belakang yang masih asik berkaca.

Mereka bertiga akhirnya turun ke bawah, dimana sudah banyak teman-teman seusiannya yang menunggu kedatangan bintang utama hari ini, yaitu Yuan dan Yuri. Kedua anak itu berjalan bergandengan memecahkan kerumunan dan berdiri tepat di hadapan kue besar yang sangat keren dan cantik. Kenapa keren? Karena kue itu berdekorasikan 2 karakter yang berbeda. Sisi kiri bertemakan pahlawan super sedangkan sisi kanan bertemakan peri yang cantik.

Lagu ulang tahun pun dinyanyikan bersama-sama dengan sangat meriah membuat Yuan dan Yuri tersenyum bahagia lalu meniup lilin itu bersama-sama. Tiba dibagian potong kue saat Yuri ingin memegang tangan Yuan untuk ikut memotong kuenya, tangannya ditepis oleh ibunya. "Biar Ibu saja!" bisiknya pelan membuat Yuri cemberut, kesal.

Setelah memotong kue, mereka segera membagikannya. Keduanya amat sangat senang ketika anak-anak yang datang membawakan hadiah untuk mereka. Yuri yang merasa tidak diperdulikan memilih untuk memisahkan hadiahnya dan membawanya ke kamar untuk dibuka, karena ia tidak sabar untuk melihat barang-barang apa yang akan ia dapatkan. Di sisi lain, Yuan sedang asik mengobrol dengan teman-temannya dan beberapa tamu ibunya.

Setelah acaranya selesai dan tamu undangan sudah pulang Yuan dengan wajah lelahnya langsung merebahkan badannya di atas sofa, ulang tahun kali ini ibunya mengundang terlalu banyak orang yang tidak ia kenali membuat dirinya lelah.

"Bu, Yuri kemana? Kenapa enggak kelihatan dari tadi?" tanya Yuan ketika dirinya tidak melihat batang hidung Yuri. Dengan tersenyum masam ibu segera berteriak memanggil Yuri. "Yuri! Turun ke bawah, Nak!"

Tidak berselang lama Yuri turun dengan wajah masam dan bertanya, "Ada apa, Bu?"

Bukan ibunya yang menjawab melainkan Yuan yang berkata sinis kepadanya, "Kamu kemana aja, sih? Bukannya ngobrol sama para tamu malah ngilang gak tahu kemana?!"

Yuri yang merasa diomeli tidak terima dan mulai berteriak, "Ibu sama Bapak aja enggak marah, kenapa kamu marah-marah?"

"Yuri apa yang dikatakan Kakakmu itu benar! Kemana saja kamu?!" kali ini suara ibunya yang menyahut dengan nada tinggi.

"Ibu saja tidak menyadari aku tidak di sini, mengapa Ibu memarahiku sekarang?" Merasa muak, Yuri segera berjalan kembali ke atas dan membanting pintu kamarnya dengan keras.

Selalu merasa tidak mendapatkan kasih sayang yang sama membuat Yuri merasa kesal dan jengkel, lama-lama dia merasa jadi anak tiri di sini, apa ia harus bunuh diri agar kedua orang tuanya bisa berempati pada dirinya? Terkadang pikiran anak sekecil itu bisa menakutkan, siapa yang sangka akan ada keinginan untuk mati diumur yang semuda itu.

#

Hallo^^

01.05.24

CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang