[03] Kecelakaan

7 2 1
                                    

—*—

    Meja makan selalu hangat dengan celotehan Rina yang selalu menceritakan keseharian kedua anaknya kepada suaminya Vian. Vian yang memang bekerja dari pagi dan pulang disore hari membuatnya kurang memperhatikan kedua anaknya, sedangkan Rina menceritakan semuanya supaya suaminya merasa dekat dan ikut bertanggung jawab, mengetahui apa saja yang dilakukan oleh putri dan putranya.

Berbeda dengan Yuan yang selalu dibicarakan tentang prestasi dan rasa tanggung jawabnya sebagai kakak, Yuri justru kebalikannya, Rina selalu membicarakan kesalahan putrinya itu karena sering membuat masalah yang hampir tiap harinya ada saja. Terkadang hal ini membuat Yuri kesal karena Vian ayahnya selalu ikut mengomelinya tanpa bertanya terlebih dahulu apa masalahnya. Akibatnya, terkadang Yuri membenci Yuan karena selalu memberitahukan kesalahannya di sekolah, seandainya Yuan tidak memberitahu orang tuanya semuanya akan baik-baik saja saat di meja makan dan Yuri tidak perlu mendengar banyak omelan.

Lauk pauk yang sudah tertata rapih di atas meja makan terlihat sangat menggiurkan, siapa pun yang melihatnya pasti akan langsung merasakan lapar dan ingin segera memakannya. Hari ini Rina memasak ayam goreng dengan sambal tomat kesukaan Yuan dan beberapa makanan lainnya, Yuri sedikit berdecak kesal karena dari sekian banyak jenis makanan yang ada di meja makan Yuri tidak menemukan ikan goreng kesukaannya.

"Bu, gak ada ikan?" Yuri bertanya sambil menatap ibunya dengan penuh harapan, kali aja ikan yang dia inginkan itu ibunya sembunyikan di suatu tempat di sudut dapur.

"Tadinya Ibu mau beli ikan. Tetapi, karena kamu buat masalah Ibu gak jadi beli," jawab Rina dengan sedikit acuh lalu duduk di samping suaminya Vian setelah Rina menambahkan nasi ke atas piring suaminya.

"Ah, Ibu ... padahalkan aku udah bilang dari seminggu yang lalu kalau aku mau ikan goreng! Kenapa Ib—"

"Makan aja apa yang ada!" potong Yuan dengan cepat karena ia tidak ingin mendengar mereka berdua bedebat.

"Oh, iya gimana sekolah kalian," tanya Vian membuat Yuri menunduk lemas.

"Baik," jawab keduanya serempak.

"Baik apanya, Yuri baru aja masuk udah kena hukuman aja!" keluh Rina membuat Vian menatap putrinya dengan teliti, terlihat ada kegelisahan diwajah gadis itu.

"Benar, Yuri?"

Yuri langsung mendunduk mengiyakan dengan menganggukan kepalanya beberapa kali, Vian hanya menggeleng lalu meminum seteguk air di sebelah makananya. Putrinya memang susah sekali untuk diatur padahal Vian berharap putrinya bisa menjadi anak yang lebih baik dari Yuan, secara fisik Yuri gampang sakit-sakitan berbeda dengan Yuan yang memiliki fisik yang sehat dan kuat. Tetapi malah Yuri yang sering mendapatkan masalah.

"Pertemuan itu sangat penting, apalagi ini hari pertama kamu masuk sekolah. Kamu harus memperlihatkan kesan yang baik agar ada orang yang menyukaimu, biar mereka tidak menghindarimu karena takut terkena masalah. Kalau kamu perlu contoh, lihatlah kakamu Yuan, setidaknya walalu tidak sepintar dia kamu bisa meencontoh sikapnya yang dewasa dan tidak mendapatkan masalah apapun. Kamu paham?" Ini sudah kesekian kalinya bapak membanding-bandingkan Yuri dengan Yuan, padahal yang diperlukan Yuri hanyalah kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Yuri memang terlihat biasa-biasa saja tetapi batinnya terasa sangat sakit dan menderita, kenapa orang tuanya tidak bisa melihat itu semua.

Yuri mengangguk, Yuan dan Rina hanya memperhatikan. Sudah biasa jika Vian selalu menasehati Yuri dengan perkataan yang seadanya, alasannya Vian tidak mau terlalu melukai hati putrinya dengan kata-kata yang tidak berguna. Tetapi, Yuri harus tetap mendapatkan nasehat agar dia tidak menemukan jalan yang salah.

"Baiklah, mari makan." Semuanya orang pun langsung makan setelah mendapatkan aba-aba dari Vian. Jika Vian sedang berbicara mereka akan menunggunya sampai selesai karena Vian mengajarkan anak-anaknya agar tidak berbicara saat makan. Kenapa mereka bercerita saat mau makan? Karena sehabis makan malam salah satu anaknya akan memilih langsung pergi ke kamar alih-alih menonton televisi bersama-sama.

CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang