6

841 164 2
                                        

Yuta akhirnya membawa baju yang di kenakan oleh winwin saat menikah dengannya dulu, lalu diapun mendekat pada kamar sang anak yang akan resmi menikah besok malam lalu meninggalkan kediamannya.

Tok...tok...tok....

Ceklek.

Renjun membuka pintu kamar dan menatap sang ayah yang memegang baju mendiang sang ibu.

"Injunie. Ini adalah baju ibumu saat menikah dengan baba. Jadi, pakailah ini untuk pernikahan besok malam." Ucap yuta memberikan baju itu pada renjun dan renjunpun menerimanya tanpa bicara sepatah katapun.

"Baba tahu, mungkin saat ini kau masih marah karena baba selalu saja memarahimu. Baba minta maaf, sekarang baba akan melepaskanmu menikah tapi berjanjilah untuk bahagia. Mengerti?" Ucap yuta menatap anaknya yang sangat mirip dengan mendiang istrinya itu.

"Hmm." Angguk renjun mengerti lalu yutapun pergi setelah mengelus kepala sang anak, dan renjun yang hanya masuk kedalam kamarnya.

Di dalam kamar.

Renjun pun meletakkan baju milik sang ibu diatas tempat tidur lalu menatapnya dan meneteskan airmata.

"Mama hiksss.... Renjun akan memakai baju Mama besok malam hiksss.... Apa renjun akan bahagia didalam pernikahan ini Mama hiksss.... Apa putera mahkota adalah pria yang baik hiksss.... Tapi aku adalah orang yang tak pantas untuknya hiksss...." Tangis renjun pecah begitu saja.









At. Istana.

Jaemin pun melihat gedung istana yang tengah dihias secepat kilat untuk pernikahannya besok malam, dimana bulan purnama akan menyinari dengan indah bahkan semua rakyat sudah tahu mengenai kabar gembira itu dan turut gembira untuk sang putera mahkota bahkan sampai menghias semua jalan yang memang dilewati dari kediaman bangsawan Huang sampai ke istana. Apalagi mereka sangat mengenal anak bangsawan Huang tersebut, dimana nama Renjun sangat harum dan selalu membantu mereka semua.

"Hyung?" Jaemin lantas mengalihkan pandangannya pada sang adik.

"Aku tak menyangka Hyung benar-benar akan menikah besok malam. Dan nantinya akan ada Puteri mahkota di istana ini."

"Hidup akan terus berjalan pangeran sion. Dan pernikahan pasti akan terjadi, ntah itu karena permintaan ku, karena cinta atau mungkin karena tahta."

"Hyung harus hidup bahagia."

"Aku pasti akan melakukannya. Karena aku ingin bahagia." Ucap jaemin dan sion yang menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Disaat bersamaan jaemin dan sion mendengar suara sepatu yang beradu dengan lantai lalu melihat kedatangan orangtua jeno, Lee taeil dan Na Doyoung yang merupakan kakak dari ayah mereka.

"Putera mahkota?"

"Selamat datang Paman, bibi. Maaf kalian jadi sangat kaget atas kabar pernikahan saya." Ucap jaemin membungkuk ala kadarnya karena dia duduk di kursi roda dan harus menjalankan dengan baik sandiwara saat ini.  Doyoung lantas memeluk keponakannya itu.

"Gwanchana jaemin, bibi senang kau akan menikah. Bibi harap kau selalu bahagia dan calon istrimu menerima mu dengan baik." Ucap Doyoung.  Dan jaemin hanya mengangguk dalam pelukan Doyoung. Jaehyun dan taeyong pun menghampiri karena mendengar dari jeno mengenai kedatangan orangtuanya bahkan jeno juga menyusul dengan kedua sepupunya yang lain.

"Selamat datang Hyung.' Ucap jaehyun dan doyoungpun melepaskan pelukannya pada jaemin lalu menatap adiknya yang saat ini merupakan seorang raja itu. Diapun memukul pelan kepala adiknya itu.

"Dasar anak nakal. Seharusnya kau tak menyuruh anakmu untuk pethi berperang, lihat anakmu harus hidup di kursi roda selamanya. Apa kau benar-benar ayahnya Na jaehyun!" Kesal Doyoung.

"Hyung, ini namanya takdir lagian itu kemauan anakku sendiri Hyung." Ucap jaehyun yang tak bisa melawan kakaknya walaupun dia seorang raja.

"Ayah benar bibi, ini kemauanku. Jadi tak masalah jika aku harus hidup selamanya seperti ini, setidaknya aku masih bisa selamat." Ucap jaemin dan Doyoung hanya menghela nafasnya mendengar perkataan keponakannya itu.

"Ibu sudahlah " Ucap jeno dan doyoungpun langsung melihat anak sematawayang nya itu lalu mendekat dan memukul kepala anaknya itu.

"Kau ini benar-benar menyebalkan Lee Jeno."

"Terserah ibu saja. Ibu dan ayah pasti lelah bukan? Ayo jeno antarkan ke kamar ayah dan ibu." Ucap jeno.

"Kami tahu kamar kami, lagian aku lebih dulu mengetahui seluk beluk istana ini sebelum kau lahir jeno." Ucap Doyoung dan jeno hanya bisa menganggukkan kepalanya karena ibunya itu terkadang jauh lebih menyebalkan jika sedang kesal.

"Ne." Angguk jeno mengerti.

"Istirahatlah taeil Hyung, Doyoung." Ucap taeyong.

"Terimakasih yang mulia ratu, kami permisi." Ucap taeil lalu membawa istrinya itu.

"Wah, bibi Doyoung benar-benar sangat mengerikan." Ucap sungchan.

"Makanya jangan mencari gara-gara padanya." Ucap Mark.

"Ibuku memang terkadang menyebalkan. Aku tidak ingin mendapatkan istri seperti itu." Ucap jeno.

"Jeno, perkataan itu adalah doa. Kau harus hati-hati bisa saja kau mendapatkan yang sifatnya sama dengan ibumu." Ucap taeyong tersenyum.

"Lagian orang yang kau katakan sangat menyebalkan itu kakakku Lee jeno, jika mendiang orangtua kami tidak menyetujui pernikahan ibu dan ayahmu, kau belum tentu lahir " Ucap jaehyun.

"Saya mengerti yang mulia raja. Mianhe." Ucap jeno membungkuk dan taeyong hanya menggelengkan kepalanya karena terkadang jaehyun seperti anak-anak.

















































🍃🍃🍃

Miracle vol.2 (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang