Keesokan paginya, yuta melihat beberapa pengawal dari kerajaan juga salah satu pengawal pribadi raja yang datang.
"Selamat pagi tuan Huang."
"Ya, pagi."
"Bisa saya bertemu dengan semua anggota keluarga tuan Huang, ada yang harus saya sampaikan pada semuanya mengenai jawaban putera mahkota untuk salah satu puteramu."
"Baiklah, silahkan masuk." Ucap yuta lalu diapun langsung masuk diikuti satu pengawal kepercayaan raja itu.
Yuta melihat salah satu pelayan lalu mengkode nya mendekat.
"Panggil istri dan anak saya."
"Baik tuan."
Tak lama Jungkook, beomgyu, renjun juga shotaro mendekat dan membungkuk pada tamu mereka itu.
"Apa jawaban putera mahkota?" Ucap yuta to the point.
"Putera mahkota menerima tuan muda Huang sebagai istrinya. Dan ini adalah surat yang dituliskan putera mahkota untuk tuan muda huang. Lalu mengenai pernikahan putera mahkota ingin besok malam saat bulan purnama. Yang mulia raja dan yang mulia ratu ingin melamar tapi karena sangat mendadak, maka lamaran tak akan dilakukan. Karena langsung keacara pernikahan. Dan juga putera mahkota meminta tuan muda huang untuk memakai baju pengantin khas tempat tuan Huang berasal. Saya harap bisa dilakukan."
"Itu tidak mungkin, karena pernikahan akan terjadi besok. Bukan begitu baba?" Ucap shotaro menatap yuta.
"Saya akan melakukannya. Pernikahan akan terjadi besok sesuai dengan permintaan putera mahkota."Ucap yuta membuat shotaro menatap tak percaya ayahnya itu. Kenapa kembarannya harus merasakan penderitaan bahkan sampai akhir seperti ini. Bahkan untuk menikah dengan orang yang dia cintai saja tetap tidak bisa.
"Baiklah tuan Huang, nyonya Huang, tuan muda. Saya permisi." Ucap pengawal pribadi raja itu lalu diapun membungkuk dan pergi.
"Baba, ini tidak benar. Kali ini biarkan aku membantah perkataan baba. Kembaranku harus menikah dengan orang yang dia cintai, bukan seperti ini." Ucap shotaro.
"Aku tak terima bantahan apapun shotaro. Lagian renjun juga tak akan membantah bukan?" Ucap yuta menatap Renjun yang sejak tadi hanya diam saja. Renjun lantas menatap ayah dan kembarannya secara bergantian lalu menganggukkan kepalanya seketika.
"Renjun! Seharusnya kau menolak. Ini demi kebahagiaan mu renjun!" Kesal shotaro.
"Aku tak bisa menolak jika ini keputusan yang mulia putera mahkota. Aku hanya harus menuruti saja." Ucap renjun.
"Sudahlah taro, biarkan kembaranmu menikah dengan putera mahkota. Lagian tak buruk jika harus mengurus putera mahkota."
"Iya Hyung, kau jangan membantah perkataan ayah seperti itu." Ucap beomgyu membuat shotaro hanya bisa menahan rasa kesalnya pada ibu dan saudara tirinya yang sangat pandai mengambil muka itu. Sungguh rasanya seperti ingin mencekik ibu-anak itu.
"Aku akan istirahat di kamar." Ucap renjun lalu diapun beranjak dan pergi ke kamarnya, shotaro hanya bisa melihat kembarannya itu dengan tatapan sendu. Yuta juga pergi menuju kamarnya dengan winwin dulu, karena sejatinya sejak menikah dengan Jungkook dia tak pernah mengijinkannua untuk masuk kekamarnya dengan mendiang winwin.
Di kamar yuwin.
Yuta masuk dan diapun melihat kamar itu membuat kerinduan akan Winwin datang begitu saja.
Yuta lantas membuka tempat penyimpanan baju keduanya. Dan diapun melihat baju yang mereka berdua gunakan untuk menikah dulu sekali. Lalu diapun mengambil baju yang dikenakan oleh mendiang winwin.
"Win. Pasti renjun kita akan cantik menggunakan ini bukan? Dia akan terlihat sepertimu. Sangat menawan. Mianhe, karena aku sangat kasar pada anak kita, padahal aku berjanji padamu agar selalu menjaga keduanya. Mianhe winwin." Ucap yuta sembari meneteskan airmatanya. Dan mengingat saat keduanya merasa bahagia dengan kehadiran sih kembar.
At.istana.
Pengawal kepercayaan raja itu kembali dan diapun membungkuk pada semuanya karena sedang berkumpul saat ini apalagi semuanya memantau acara pernikahan yang akan terjadi besok malam.
"Bagaimana?" Ucap jaehyun.
"Tuan Huang setuju yang mulia raja. Tidak ada bantahan sama sekali."
"Apa semua rakyat sudah tahu soal pernikahan putera mahkota?" Ucap taeyong.
"Sudah yang mulia ratu."
"Baguslah. Sekarang putera mahkota jangan kelelahan. Karena acara pernikahanmu besok malam." Ucap taeyong pada anak sulungnya itu. Jaemin hanya menganggukkan kepalanya.
"Aku akan mengantarkan hyungnim." Ucap sion akan mendorong kursi roda milik jaemin.
"Kami juga akan ikut yang mulia." Ucap Mark yang diangguki oleh jeno dan sungchan dan jaeyong yang mengangguk tanda setuju.
Di kediaman putera mahkota.
"Hyungnim?" Jaemin hanya menatap adiknya itu dengan tatapan datar.
"Apa hyungnim akan menikah dengan kursi roda ini? Bukankah hyungnim hanya ingin mengetes calon istri yang mengikuti sayembara itu? Sedangkan kau sudah yakin dengan anak bangsawan Huang, apakah tidak sebaiknya sudahi saja hyungnim?"
"Benar pangeran jaemin, kau akan kesulitan jika berbohong seperti ini pada istrimu. Dan lagi, di kediaman ini nantinya bukan hanya kau tapi juga istrimu." Ucap Mark.
"Aku setuju dengan Mark Hyung." Ucap jeno.
"Sepertinya itu bukan hal buruk.' Ucap sungchan. Jaemin hanya diam saja dan tak menjawab sama sekali pendapat keempatnya. Sion tahu kalau hyungnya tak suka diganggu soal dirinya lalu diapun berdehem.
"Mianhe hyungnim, kalau begitu kami permisi." Ucap sion lalu diapun mengkode ketiganya dan pergi dari kediaman jaemin.
Jaemin melihat keluar jendela kamarnya dan bayangan soal renjun yang menurutnya penuh dengan kesedihan itu seketika muncul.
"Sion ada benarnya. Jika memang seperti apa yang aku kira, itu berarti dia membutuhkan perlindungan. Dan aku harus menyudahi semua ini." Monolognya.
🍃🍃🍃

KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle vol.2 (jaemren)
FanfictionNa Jaemin yang merupakan putera mahkota kerajaan Neo tak kunjung menikah karena dia yakin semua anak bangsawan yang di perkenalkan padanya hanya ingin posisi dan segalanya. Hingga dia memutuskan untuk berpura-pura lumpuh walaupun semua keluarga mene...