Keesokan paginya terlihat salah satu pelayan membantu renjun bersiap dengan hanji yang memang digunakan oleh keluarganya bahkan sebelum ibunya tiada karena mereka adalah bangsawan dari keluarga Huang. Renjun tampil sangat menawan dengan hanji itu, lalu setelah beberapa menit, renjunpun turun dari tangga dengan tatapan terpesona dari semua pekerja di kediamannya bahkan yuta saja serasa melihat mendiang istrinya kembali hidup.
"Aku akan pergi baba." Ucap renjun dihadapan yuta.
"Jangan mengacaukannya. Kecuali yang mulia putera mahkota sendiri yang menolakmu." Ucap yuta dan renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu membungkuk dan pergi,shotaro lantas mengejar kembarannya itu.
Saat renjun akan menaiki kereta kuda, shotaro menahan tangannya hingga renjun berbalik dan menatapnya.
"Tolak saja renjun, kau tak harus melakukan semua ini. Setidaknya kau harus menikah dengan pria yang kau cintai atau dengan wanita yang kau cintai." Ucap shotaro.
"Tidak ada gunanya menolak taro, setidaknya kalau aku keluar dari rumah ini, aku tak harus bersama dengan pria itu, aku sudah lelah hidup di rumah ini. Jadi, jangan menghalangi ku." Ucap renjun akan pergi tapi kembali terhenti karena perkataan kembarannya itu.
"Tapi orang yang kau nikahi itu adalah orang yang disukai oleh beomgyu. Kenapa kau menyiksa diri sendiri? Bagaimana jika tabib salah dan putera mahkota itu bisa berjalan kembali? Bukankah dia akan membuat hidupmu lebih menderita untuk bersama dengan putera mahkota."
"Jangan mengatakan hal yang tidak mungkin taro, karena tabib tak pernah salah. Ini takdir, dan hal yang kau katakan tak pernah bisa terjadi. Kalau memang bisa terjadi, bukankah ibu bisa tetap hidup?" Ucap renjun tanpa melihat taro, sedangkan shotaro terdiam karena perkataan kembarannya itu lalu melihat kembarannya yang memasuki kereta kuda itu dan pergi diantarkan beberapa pengawal.
Shotaro lantas menatap langit yang sangat cerah sekali.
"Mama? Bisakah kali ini biarkan renjun bahagia? Aku tak mau renjun tiada karena ketidakadilan ini?" Monolognya.
Istana Na.
Jaemin duduk di kursi rodanya dengan di dorong oleh bomin selaku pengawal yang selalu bersamanya.
"Saya tak menyangka yang mulia akan seperti ini? Bagaimana mungkin? Yang mulia bahkan kehilangan kekuatan untuk berjalan selamanya."
"Ini takdir, saya bisa apa? Sekarang antarkan saya ke ruangan dimana saya akan memilih mereka dan memberikan beberapa pertanyaan." Ucap jaemin datar dan bomin pun menganggukkan kepalanya lalu menjalankan kursi roda milik jaemin itu.
Saat mereka berjalan, mereka berpapasan dengan Mark, jeno, sungchan dan sion.
"Yang mulia." Ucap Mark, jeno dan sungchan.
"Hyung?"
"Aku akan pergi sendiri, jangan ada yang mengikuti ataupun mengganggu aku hari ini, karena aku akan memilih sendiri Puteri mahkota untukku." Ucap jaemin menatap saudaranya itu.
"Ne." Angguk Mark lalu diapun membungkuk begitu pula ketiganya.
Beberapa jam kemudian, kereta kuda yang membawa renjun sampai di istana dan sang pengawal membukakan pintu untuk renjun hingga dia keluar dan dapat melihat betapa indah istana Neo itu, lalu diapun berjalan secara perlahan dengan hanji yang dia kenakan. Hingga diapun melihat seorang wanita yang keluar dengan wajah kesal lalu berhenti di hadapannya.
"Kau juga ingin mengikuti sayembara menjadi istri putera mahkota bukan?" Renjun hanya menganggukkan kepalanya.
"Lebih baik kau tak perlu bertemu dengannya. Sepertinya di sangat gila setelah tahu tak bisa berjalan selamanya. Kau hanya akan berakhir sia-sia." Kesalnya. tapi renjun hanya diam saja. Dan wanita itupun pergi, renjun hanya menatap kepergiannya.
"Maaf tuan muda?" Renjun lantas mengalihkan pandangannya dan menatap bingung pria di hadapannya.
"Ah, mianhe. Saya salah nona."
"Anio, aku memang pria." Ucap renjun membuat pria itu mengangguk mengerti, karena baru kali ini melihat pria sangat cantik dan anggun seperti renjun.
"Apa kau peserta terakhir?"
"Mungkin?" Ucap renjun tak yakin.
"Mari saya antarkan. Ikuti saya." Ucapnya dan renjunpun mengangguk lalu mengikuti pria itu.
Hingga sang pria membukakan pintu sebuah ruangan dan renjunpun masuk lalu pintu ditutup kembali. saat berada didalam renjun melihat putera mahkota berada di kursi roda lantas diapun membungkuk seketika.
Jaemin terpesona melihat orang yang ada dihadapannya saat ini, dia tak menyangka ada orang seperti itu, apa dia pria atau wanita? Pikirnya, karena dia sangat yakin itu adalah pria apalagi dia memakai hanji.
"Siapa namamu?" Datarnya.
"Saya Huang Renjun yang mulia." Ucap renjun sembari membungkukkan badannya.
"Duduklah." Ucap jaemin datar dan renjunpun duduk dihadapan jaemin yang menatapnya datar.
"Kau bukan bangsawan dari negeri Neo? Apa kau bangsawan dari negeri beautiful?"
"Ya saya memang keturunan dari bangsawan negeri beautiful tapi keluarga saya sudah lama tinggal di negeri Neo." Jaemin hanya diam saja, lalu diapun berdehem. Renjun langsung beranjak dan mengambilkan tea yang memang sengaja diletakkan di meja yang cukup jauh. Lalu memberikan pada jaemin.
"Silahkan yang mulia." Ucap renjun dan jaeminpun langsung meminum tea itu, padahal dia hanya mengetes saja. Dia merasa pria yang ada dihadapannya ini adalah pria yang berbeda dan memiliki sesuatu yang mungkin akan terungkap kapan saja. Jaemin lantas menjatuhkan pena nya dan renjun langsung dengan sigap mengambil pena itu tapi dia sedikit teledor hingga luka goresan benda tajam di lengan sebelah kirinya terlihat oleh mata jaemin begitu pula lebam di tengkuknya akibat rambut panjang renjun itu terjatuh disisi kanan-kirinya. Jaemin kaget melihat hal itu, dia benar-benar merasa ada yang tak beres, tapi kenapa orangtuanya tega melakukan itu pada anak kandungnya.
"Ini yang mulia." Ucap renjun lalu memberikan pena itu pada jaemin.
"Luka di pergelangan tangan kiri itu apa? Dan kenapa ada lebam juga di tengkuk?" Renjun kaget bukan main dia bingung harus mengatakan apa saat ini, hingga dia terdiam.
"Apa ada yang terjadi padamu? Sepertinya itu juga bukan luka baru?"
"Saya hanya teledor yang mulia makanya saya mendapatkan luka dan lebam ini." Ucap renjun tersenyum karena bagaimanapun dia tak ingin siapapun tahu apa yang dia alami.
"Baiklah, kau bisa pergi. Keputusan itu akan kau ketahui besok atau lusa."
"Baik yang mulia, jaga diri Anda. Saya permisi." Ucap renjun lalu diapun membungkuk dan pergi dari ruangan itu. Sedangkan jaemin hanya menatap kepergiannya.
"Ada yang dia sembunyikan, dan sepertinya hidupnya memang tidak adil sejak awal." Monolog jaemin.
🍃🍃🍃

KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle vol.2 (jaemren)
FanfictionNa Jaemin yang merupakan putera mahkota kerajaan Neo tak kunjung menikah karena dia yakin semua anak bangsawan yang di perkenalkan padanya hanya ingin posisi dan segalanya. Hingga dia memutuskan untuk berpura-pura lumpuh walaupun semua keluarga mene...