9

990 175 1
                                        

Jaemin keluar dari toilet lalu diapun melihat renjun yang membuka jendela kamar mereka hingga jaemin mendekat padanya lalu meletakkan dagunya pada bahu sempit istrinya itu. Renjun yang kaget langsung melihat kesebelah kanan, lalu menghapus airmatanya. Jaemin bisa melihat semuanya lalu diapun berdiri dengan benar dan memutar tubuh istrinya itu untuk berhadapan dengannya.

"Kenapa kau menangis?"

"Tidak Jaemin, aku hanya kelilipan saja."

"Jangan coba-coba membohongiku Na Renjun."

"Aku—aku hanya sedang merindukan mendiang ibuku." Ucap renjun menunduk karena tak berani menatap wajah putera mahkota sekaligus suaminya itu.  Jaemin yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas beratnya lalu diapun membawa istri mungilnya itu kedalam pelukannya. Merengkuh hangat tubuh mungil itu dan memberikan kenyamanan juga keamanan pada istrinya itu.

"Tidak masalah, kau boleh menangis jika kau bersedih dan merasa tak adil pada sesuatu istriku" Ucap jaemin dan bagai sebuah mantra renjunpun membalas pelukan suaminya dengan erat lalu mulai menangis melepaskan semua hal yang dia tahan selama ini. Selama ibunya tiada. Jaemin hanya diam saja dan terus memeluk istrinya itu juga mengelus kepala istrinya agar istrinya merasa nyaman.













Keesokan paginya, terlihat jaemin tengah dibantu oleh renjun untuk memakai mahkota pada kepala suaminya itu, setelahnya keduanyapun hendak keluar tapi jaemin langsung memutuskan untuk menggenggam tangan istrinya itu, sedangkan renjun hanya menatap kaget hal itu dan hanya membiarkannya saja.

"Maaf yang mulia putera mahkota dan yang mulia Puteri mahkota sudah ditunggu di meja makan."

Ceklek.

Bomin selaku tangan kanan jaemin itu lantas membungkuk saat jaemin keluar dengan renjun lalu keduanya berjalan diikuti oleh para dayang dibelakang keduanya. Bomin hanya mengikuti dalam diam sembari masih kaget dengan apa yang dia.lihat, pangerannya yang dingin itu sangat romantis pada istrinya saat ini.

Jaemin dan renjun sampai di ruang makan lalu keduanya duduk bersama dengan ratu, raja, sepupu dari jaemin juga Paman dan bibinya.

"Bagaimana tidur kalian pangeran jaemin? Puteri renjun?" Ucap Doyoung menatap bergantian antara keponakannya dan menantu pertama raja dan ratu itu.

"Kami tidur dengan nyenyak—"

"Imo, panggil aku begitu saja. Aku kakak dari yang mulia raja. Kau tak perlu sungkan padaku." Ucap Doyoung tersenyum. Dan renjun hanya menganggukkan kepalanya.

"Kereta kuda sudah siap, kalian berdua akan pergi untuk berbulan madu." Ucap taeyong.

"Ne." Ucap jaemin datar sedangkan renjun hanya menatap kaget saja, dia tak menyangka akan ada di posisi seperti ini.

"Tidak perlu kaget Puteri, kalian memang harus berbulan madu." Ucap sungchan.

"Jika hyungku bersikap tidak sesuai denganmu, kau bilang saja pada kami Puteri." Ucap sion dan renjun hanya tersenyum untuk menanggapi hal itu.

"Ayahmu juga akan melepaskan kepergian kalian." Ucap jaehyun yang sejak tadi pulang.

"Apa harus ayah?" Datar jaemin sembari melihat kearah ayahnya.

"Ini adalah hal wajib putera mahkota, apalagi kau adalah menantu pertamanya. Untuk hal semacam ini kau harus meminta restu padanya agar apapun halangan yang ada tidak terjadi" jaemin hanya diam lalu melihat kearah istrinya yang diam saja.

"Yang mulia, apa nanti aku juga akan mengalami hal ini?"

"Tentu saja jeno, saat kau menikah dan akan pergi berbulan madu untuk pertama kali, kau harus meminta restu pada mertuamu." Ucap taeyong.

"Semua ketentuan memang sangat sulit tapi tak ada salahnya yang mulia. Hanya untuk sekali seumur hidup juga kau akan melakukan itu, karena dengan restu ayah dari Puteri mahkota maka kalian akan hidup bahagia Dengan anak-anak kalian kedepannya." Ucap Mark yang sedari tadi diam.

"Melakukannya memang mungkin akan melukai harga dirimu sebagai seorang putera mahkota nak, tapi ini bukti kau tak akan menyakiti anak yang telah dia rawat selama ini."

"Aku mengerti." Datar jaemin. Sedangkan renjun hanya terdiam sejak tadi bahkan dia terngiang-ngiang perkataan beomgyu yang mengatakan kalau dia tak akan membiarkan renjun bahagia apalagi dia tahu kalau beomgyu saat menyukai sosok yang saat ini menjadi suaminya.

"Puteri mahkota?" Ucap Doyoung menyadarkan renjun dari lamunannya yang tentu saja membuat semuanya menatap kearahnya bahkan sang suami.

"Puteri mahkota? Apa kau baik-baik saja?" Ucap Taeyong yang takut menantunya kenapa-napa.

"Ne ibu." Ucap renjun.

"Kau yakin?" Ucap jaemin menatap istrinya.

"Ne, aku baik-baik saja putera mahkota." Ucap renjun mengangguk dengan sangat yakin. Agar tak ada yang cemas padanya saat ini.

































🍃🍃🍃

Miracle vol.2 (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang