10

733 145 5
                                    

Jaemin dan renjun akan pergi dan disaat bersamaan semuanya melihat kereta kuda yang membawa rombongan yuta. Yuta lantas turun dan yuta langsung keluar juga berjalan lebih dulu dan membungkuk pada jaehyun dan taeyong.

Jaemin juga akhirnya membungkuk pada mertuanya itu begitu pula renjun yang membungkuk pada ayahnya itu.

"Kalian akan segera pergi?" Ucap yuta dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah datarnya.

"Renjun-ah?" Renjun sontak saja langsung melihat kearah adik kembarnya itu dan diapun menerima pelukan dari shotaro.

"Kau harus baik-baik saja ya? Jika terjadi sesuatu langsung katakan padaku, kau mengerti?"

"Hmm, kau tak perlu mencemaskan ku." Ucap renjun yang masih berada di pelukan shotaro. Lalu pelukan keduanya terlepas dan shotaro pun membungkuk pada jaemin selaku iparnya. Renjun pun melihat shotaro yang terlihat sedikit pucat.

"Keadaanmu baik bukan taro?"

"Sangat baik renjun. Tak masalah." Ucap shotaro tersenyum. Sedangkan beomgyu dan Jungkook hanya diam saja dengan tatapan tanpa minatnya.

"Sudah ini saatnya kalian pergi, jika tidak nanti kalian bisa kemalaman sampainya." Ucap Doyoung.

"Ayo." Ucap jaemin lalu menggenggam tangan istrinya dan masuk kedalam kereta kuda itu dan kereta kuda itupun berjalan keluar istana. Shotaro melihatnya sembari berharap kebahagiaan untuk kembarannya itu. Hingga akhirnya shotaro jatuh pingsan membuat yuta kaget dan langsung menangkap tubuh anaknya itu.

"Yaampun, segera bawa anakmu ke dalam Hyung." Ucap jaehyun kaget dan yuta hanya menganggukkan kepalanya lalu diapun langsung menggendong shotaro dan masuk kedalam istana bahkan mereka semua juga mengikuti, kecuali Doyoung dan taeil yang memutuskan duduk diruang bersantai bersama dengan jeno, Mark, jeno, sungchan dan sion.

"Apa tak masalah jika kita tak ikut imo? Samchun?" Ucap sungchan.

"Tentu saja. Toh, kita tak mengenal mereka. Lagian aku cuma tahu kalau Huang Yuta adalah ayah dari Puteri mahkota. Itu tandanya aku tak perlu tahu soal keluarga itu." Datar Doyoung.

"Doyoung imo benar, lagian kita tak perlu ikut campur." Ucap Mark.

"Ayah dan ibu kapan berencana akan pulang?" Ucap jeno menatap kedua orangtuanya itu.

"Saat ibumu ingin pulang, maka kami akan pulang." Ucap taeil apa adanya.

"Ibu?"

"Aku akan pulang denganmu sekalian. Lagian aku harus memperkenalkan mu pada anak bangsawan lainnya agar kau segera menikah seperti jaemin."Ucap doyoung.

"Ibu kita sudah bicarakan soal ini kan?"

"Tapi ibu tetap tak akan berubah pikiran sama sekali." Ucap Doyoung datar.

"Sudahlah jeno, lebih baik lakukan. Toh tidak buruk juga untuk menikah."

"Kalau begitu, Hyung harus lebih dulu melakukannya." Ucap jeno ketus.

"Aku akan berusaha. Dan mencarinya, cuma aku tak mau dalam waktu dekat." Ucap Mark tersenyum.

"Kalau begitu aku akan mencarinya. Disini. Bagaimana ibu? Apa kau akan tetap menyuruhku pulang bersama kalian?"

"Aku tak bisa percaya padamu. Berapa lama yang kau butuhkan?"

"Tiga bulan. Aku akan mencarinya disini selama tiga bulan. Saat aku mendapatkannya maka aku akan langsung mengabari ayah dan ibu untuk kemari dan melamarnya." Ucap jeno.

"Baiklah, tapi sungchan akan mengawasimu selama disini dan mengabari setiap hal yang kau lakukan. Bagaimana?"

"Kenapa aku harus telibat imo?"

"Kau tidak mau? Kalau begitu berarti jeno akan kembali dengan kami.'

"Sungchan akan mengawasiku selama berada disini? Sudah puas ibu?'

"Hmm baiklah. Kalau begitu kapan kita akan pulang Hyung?" Ucap Doyoung menatap suaminya.

"Terserah padamu sayang, lagian selagi kau masih betah disini tak masalah kita bisa lumayan lama disini." Ucap taeil menatap istrinya itu.

"Kalau begitu kita kembali setelah putera mahkota dan Puteri mahkota kembali dari bulan madu mereka, bagaimana?"

"Ibu!" Kesal jeno.

"Jangan membantah karena aku sudah memutuskan." Ucap Doyoung datar.

"Sudahlah jeno Hyung, kau tidak akan mati jika imo dan samchun tetap berada disini sampai jaemin Hyung dan renjun ge kembali." Ucap sion yang sejak tadi diam sedangkan jeno hanya menghembuskan nafas beratnya.


Disalah satu kamar terlihat yuta sedang menunggu tabib memeriksa anaknya dengan cemas begitu pula dengan jaeyong, hanya Jungkook dan beomgyu yang menatap datar dengan apa yang terjadi karena kesal shotaro pingsan setelah kereta kuda itu keluar istana, sungguh membuat ibu-anak itu kesal secara bersamaan.

Ceklek.

"Bagaimana dengan keadaan anak saya? Apa dia baik-baik saja?"

"Maaf tuan, tuan muda memiliki penyakit leukimia ditubuhnya. Sepertinya ini penyakit turun temurun."

"Ne?" Kaget yuta pasalnya mendiang istrinya tiada karena penyakit mematikan itu.

"Saya mendeteksinya dan saran saya tuan muda harus istirahat dan mengkonsumsi obat-obatan herbal tertentu agar penyakitnya tak menyebar "

"Apa sekarang penyakitnya sangat menyebar?"

"Ne."

"Berapa lama anak kami bisa bertahan jika dengan bantuan obat-obatan?" Ucap jungkook.

"Hanya sedikit harapannya untuk hidup. Jalan satu-satunya hanya melakukan transplantasi sumsum tulang belakang dan biasanya yang cocok adalah saudara satu ibu dengannya."

"Berarti renjun ge?" Ucap beomgyu.

"Puteri mahkota tidak boleh melakukan hal yang berbahaya. Karena kedudukannya penting." Ucap taeyong.

"Apa tidak bisa dengan sumsum tulang belakang saya? Saya ayahnya." Ucap yuta karena dia tak mau mengorbankan salah satu anaknya sama sekali.

"Kita bisa melakukan pengecekan setelah kondisi pasien lebih baik tuan. Untuk saat ini, biarkan pasien istirahat dan saya sarankan tidak memindahkannya lebih dulu. Saya juga akan terus memantaunya." Ucap tabib itu.

"Baik." Ucap yuta lalu tabib itupun membungkuk dan pergi.

"Untuk saat ini, biarkan shotaro dirawat di istana ini Hyung. Anakmu akan baik-baik saja, saya berjanji." Ucap jaehyun dan yuta hanya menganggukkan kepalanya. Karena dia benar-benar tak ingin kehilangan apapun. Cukup istrinya dulu, jangan anaknya lagi.





























🍃🍃🍃

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Miracle vol.2 (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang