Jaemin berada didalam kamarnya dengan banyaknya berkas yang berisi biodata dari para calon Puteri mahkota.
Dia lantas berdiri dan melihat keluar jendela kamarnya itu.
"Yang mulia, tuan jeno, tuan sungchan, tuan Mark, dan pangeran sion akan masuk."
Ceklek.
Jaemin melihat datar pada keempatnya.
"Bagaimana? Apa sudah Hyung putuskan?" Ucap sion.
"Ne, kurasa dia pilihan yang tepat." Ucap jaemin memberikan biodata milik renjun.
"Bangsawan Huang?" Ucap jeno menatap kaget pada jaemin.
"Kenapa?" Datar jaemin.
"Apa ini anak kandung atau anak tiri tuan Huang Yuta?" Ucap jeno karena siapapun tahu kalau yuta memiliki dua anak kandung dan satu anak tiri.
"Anak kandung." Ucap jaemin datar.
"Kenapa kau tertarik padanya jaemin?" Ucap Mark menatap jaemin.
"Karena aku melihat dia tak akan memanfaatkan siapapun, dan dia tak ingin posisi yang pasti. Seberapa kerasnya aku memancing mengenai posisi yang tak akan aku dapatkan, dia hanya mengatakan kalau semua itu tidak penting." Ucap jaemin datar.
"Apa hyung yakin dia tak berkamuflase?"
"Tak semua orang berklamufase seperti mendiang ibumu Jung Sungchan." Ucap sion ketus pada sepupunya itu.
"Itu bisa saja bukan. Tak menutup kemungkinan sama sekali. Apalagi ayahnya memiliki anak tiri, bukankah keluarganya hancur? Apa kau yakin Hyung?"
"Aku tak perduli soal keluarganya yang hancur atau apapun. Karena yang aku nikahi adalah dirinya pribadi bukan keluarganya." Datar jaemin.
"Kapan kau akan mengatakan pada yang mulia raja dan ratu?" Ucap jeno.
"Secepatnya. Aku pasti akan mengatakannya segera. Karena aku harus segera menikahinya. Secepatnya." Ucap jaemin datar membuat keempatnya hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti.
At. Kediaman bangsawan Huang.
Kereta kuda yang membawa renjun kembali, dan sang empu keluar dari kereta kuda itu lalu melihat sang kembaran menunggunya.
"Bagaimana ren? Semuanya baik? Apa putera mahkota menolakmu?"
"Aku tidak tahu, semua keputusan akan diketahui besok atau lusa." Ucap renjun.
"Apa dia curiga atas sesuatu padamu?" Ucap shotaro. Renjun hanya diam saja, karena dia tak mau mengatakan apapun pada taro, apalagi kalau sampai taro tahu mengenai jaemin yang tahu luka-lukanya.
"Kenapa diam saja ren?"
"Tidak ada apapun yang bisa membuat putera mahkota curiga taro. Aku sangat lelah, bisakah aku masuk untuk istirahat?"
"Hmm, kau langsung istirahat saja." Ucap taro dan renjunpun langsung masuk begitu saja.
Saat akan menaiki tangga, kakinya terhenti karena melihat ibu tiri dan saudara tirinya.
"Bagaimana? Semuanya lancar? Apa putera mahkota benar-benar menjadi sampah?" Ucap Jungkook. Tapi renjun hanya diam saja.
"Sepertinya itu benar ibu, dia saja hanya diam. Lagian orang seperti itu hanya akan membuat kita repot, tapi kalau itu masa depan untuknya. Bagus sekali " Ucap beomgyu tersenyum tapi renjun tak menanggapi dan menaiki tangga begitu saja untuk istirahat didalam kamarnya. Membuat ibu-anak itu benar-benar kesal dan berharap kalau renjun benar-benar akan menderita setelah menikah nanti ya.
Hari sudah menunjukkan waktu makan malam, keluarga kerajaan sedang makan bersama saat ini, bahkan jaemin saja harus duduk diatas kursi roda saat ini, agar tak ada yang mencurigainya sama sekali.
"Bagaimana pendapat putera mahkota? Kau sudah memutuskan?' Ucap taeyong menatap anak sulungnya itu.
"Ne."
"Kau memutuskan dari keluarga mana?" Ucao jaehyun.
"Bangsawan Huang, ayah." Ucap jaemin datar.
"Kau ingin kami memberikan pengumuman kapqn?" Ucap jaehyun karena dia sangat menghormati keputusan anaknya itu.
"Besok."
"Kau ingin menikah dengannya kapan? Ibu dan ayah akan langsung melamarnya."
"Malam bulan purnama."
"Lusa? Itu berarti hanya tersisa dua hari? Kau yakin?"
"Ne. Aku ingin secepatnya, karena aku yakin." Ucap jaemin datar.
"Baiklah, kami akan melakukannya sesuai keinginanmu." Ucap jaehyun dan semuanya hanya menganggukkan kepalanya karena tandanya raja tak menolak keinginan jaemin sama sekali. Jadi, percuma saja jika mereka berkomentar saat ini.
🍃🍃🍃

KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle vol.2 (jaemren)
FanfictieNa Jaemin yang merupakan putera mahkota kerajaan Neo tak kunjung menikah karena dia yakin semua anak bangsawan yang di perkenalkan padanya hanya ingin posisi dan segalanya. Hingga dia memutuskan untuk berpura-pura lumpuh walaupun semua keluarga mene...