"Kalo memang kamu masih ada rasa sama lelaki itu, kenapa tidak menolak perjodohan ini dengan tegas? Bukan hanya lelaki itu yang sakit, kamu pun akan sakit. Apalagi kamu sudah berjanji menunggunya" ucap orang yang sedari tadi mendengar perbincangan A...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Acara pernikahan sudah selesai, hanya tinggal beberapa tamu undangan saja yang tersisa. Kini waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.
"Parah banget aku jadi sahabat" celetuk Aleya duduk disamping kakak iparnya, Cayla.
Cayla sedari tadi duduk sendirian di kursi pelaminan, entah kemana perginya suaminya itu.
"Kamu kenapa?" Tanya Cayla melihat kemurungan adik iparnya.
"Itu loh kak, tadi aku habis ngumpul sama sahabat aku, terus aku nanya sejak kapan Fani suka sama kak Hisyam, ternyata Fani suka sama kak Hisyam sejak awal masuk SMA, tapi dia gak pernah cerita kalo dia suka sama kak Hisyam, berarti selama ini aku udah nyakitin hati dia tanpa sadar karna dulu aku kan pacaran sama kak Hisyam" ucap Aleya lesu.
"Kamu pernah pacaran sama suami dia?" Ucap Cayla terkejut, dan dibalas anggukan oleh Aleya.
Cayla langsung menormalkan ekspresnya, "Bukan salah kamu Zahra, kamu kan gak tau. Di juga pasti diam aja karna gak mau kamu jadi gak enak hati udah pacaran sama orang yang Fani sukai" ucap Cayla mengusap lembut kepala Aleya.
"Apa gitu?" Tanya Aleya.
"Iya, gak usah terlalu dipikirkan. Yang penting sekarang dia udah nikah sama orang yang dia sukai, dan kamu juga udah punya suami yang mencintai kamu, jadi jalani apa yang saat ini seharusnya dijalani" ucap Cayla.
Aleya mengangguk mengerti, beruntung sekali ia memiliki kakak ipar yang baik seperti Cayla, "oh iya kak, ayah kakak sama Bima kemana?" Tanya Aleya.
"Ayah kakak sama Bima udah pulang" jawab Cayla.
"Gak ikut sampai akhir acara ya?" Tanya Aleya.
"Ayah aku sekarang banyak kerjaan, lagian.. kakak udah bersyukur ayah kakak mau nerima Hanafi, bersedia jadi wali nikah kakak, itu kakak udah bersyukur banget. Kata Ayah kakak, dia bakal datang lagi dalam waktu dekat" ucap Cayla menghapus air matanya.
"E-eh, maaf kak, aku gak maksud.."
"Gak papa, kakak cuma terharu aja" ucap Cayla, Aleya memeluk tubuh kakak iparnya itu.
"Makasih ya udah nerima kakak" ucap Cayla meregangkan pelukan mereka.
"Makasih juga udah mau bergabung di keluarga kami" ucap Aleya.
Tiba-tiba saja Hanafi datang entah darimana, "ada apa ini? Kayaknya asik banget" ucap Hanafi, ia melirik ke arah istrinya, "heh! Kamu apain istri Abang, kenapa nangis gini" ucap Hanafi menangkup wajah Cayla membuat Cayla jadi terkejut dan gugup, pipinya sudah memerah bak ceri.