2 hari kemudian…
Akhirnya hari pernikahan telah tiba. Sebenarnya Nara sama sekali belum melihat calon suaminya. Namun, ia tak peduli akan hal itu. Yang terpenting, sebentar lagi ia bisa terbebas dari kehidupan penuh Vania dan Sarah.
Itulah yang ada dipikiran Nara sebelumnya.
Sekarang, pemikiran itu telah hilang tergantikan dengan rasa kesal yang teramat.
Bagaimana tidak? Ia telah menunggu selama berjam-jam, tapi calon suaminya itu tidak kunjung datang.
Masalahnya, ketika mobil yang diduga berisi calon suaminya tiba, bukan calon suaminya yang keluar, tapi sekretarisnya yang katanya dijadikan sebagai perwakilan.
Alasannya sih karena ada pertemuan penting yang tidak boleh dibatalkan.
Jika sekretarisnya laki-laki mungkin masih bisa dimaklumi ya, lah ini sekretarisnya perempuan.
Walau sudah didandani sebaik mungkin agar terlihat seperti seorang pria, tetap saja terlihat bedanya. Apakah calon suaminya ini kekurangan orang? seharusnya tidak.
Nara memicingkan matanya, "Siapa lo? Aneh banget tampilannya. Trus, suami gue mana?"
"Maaf nona, Suami anda sedang mengikuti sebuah pertemuan penting yang tidak bisa dibatalkan.
Disini, saya selaku sekretaris Pak Nathaniel diberi tugas untuk menggantikan atau lebih tepatnya mewakili Pak Nathaniel dalam proses pernikahan ini."
"Ya ya, tapi kenapa harus perempuan? Kan bisa yang lain. Gue masih lurus tau."
"Untuk itu saya tidak tahu nona. Disini saya hanya menjalankan tugas sesuai perintah." Mendengar itu, Nara hanya bisa mencebikkan bibirnya kesal.
Harus ditaruh mana harga dirinya saat ini? Walau yang menghadiri acara pernikahannya hanya sedikit, tetap saja malunya terasa.
‘Ini niat nikah kagak sih? Udah nikahnya sembunyi-sembunyi, rahasia, kecil-kecilan, calonnya ga dateng pula. Mana alesannya kuat banget.’
|| Sabar nona, mungkin calon anda tidak tertarik dengan nona || Ucap sistem.
‘Ga tertarik? Kagak tertarik darimananya coba? ketemu aja belum.’
|| Kan calon anda adalah orang kaya, pasti dia sudah tau seluk beluk anda sebelumnya ||
‘Sebenernya lo punya otak kagak sih? Kalau semisal dia ga tertarik, habis tau seluk beluk gue dia ga bakalan mau nerima pernikahan ini.’
|| Anda benar nona. Maafkan saya, saya hanya mengetes kepintaran otak anda ||
‘Bacot’
🚓🚓🚓🚓
Kini, Nara tengah berada di rumah pengantin, menunggu kedatangan suaminya.
“Kalau sampai kali ini ga dateng juga, gue bakalan kabur sejauh-jauhnya.” Gumamnya menatap tajam TV di depannya seraya meremat remote sebagai pelampiasan kemarahannya.
|| Selamat nona, berkat pernikahan tadi, sekarang saya bisa menampilkan dan meningkatkan biodata nona || Nara yang awalnya kesal dan geram, seketika menjadi bahagia setelah mendengar perkataan sistemnya.
‘Beneran lo? cepet tunjukin!’
|| Baik nona, tolong ucapkan “Status buka” untuk membuka dan “Status tutup” untuk menutup ||
'Ya ya, status buka'
♡ ∩_∩
(„• ֊ •„)♡
┏━∪∪━━━━┓
♡ Status。 ♡
┗━━━━━━━┛
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Kinara (21+)
Dla nastolatkówKinara yang meninggal karena sesosok kunti malah bertransmigrasi ke tubuh figuran novel dengan nama yang sama dengannya. Jangan lupakan juga si sistem ngeselin yang akan menemani hari-hari Nara. PERINGATAN!! TERDAPAT BEBERAPA ADEGAN 21++++++++ ⚠️⚠️...