After Scandal

8 2 1
                                    

Yellow Team : Hijrana, Anis Siti Bariyah, & Dila

...

Suasana restoran yang cukup ramai pelanggan, tak membuat sepasang manusia dengan pakaian tertutup itu lantas memecah keheningan di antara mereka. Pandangan laki-laki dan perempuan itu justru berkelana ke sekeliling restora, seolah takut ketahuan.

"Aman 'kan? Nggak ada paparazi yang nemuin?" tanya si perempuan.

"Aman, Irene, aman. Lo tenang aja!"

Perempuan yang dipanggil Irene itu menghela napas lega sembari memperbaiki telat masker dan topinya agar wajah cantiknya tetap tersembunyi. "Lo apa kabar, Tuan Tae?

Belum sempat laki-laki yang bernama V itu menjawab, seorang pelayan datang membawa pesanan mereka. "Masih napas, nih," kata laki-laki itu sambil nyengir, meski tak kelihatan karena ia pun memakai masker dan topi.

Irene tak menanggapi ucapan V, ia malah sudah fokus dengan kimbap yang ada di depannya. Tanpa basa basi langsung menyantap makanan menggiurkan itu.

V terkekeh melihat Irene yang makan begitu lahap. "Lo nggak berubah, dari kecil makanan kesukaan lo tetap kimbap, ya?"

Irene dengan mulut penuh makanan lantas menjawab, "Iyalah! Lagian kapan lagi gue bisa makan kimbap sepuasnya kayak gini. Di asrama makanan sangat dibatasi, katanya biar berat badannya nggak naiklah."

V mengangguk mendengar gerutuan Irene, ia paham karena di asramanya pun ada peraturan seperti itu. "Ya, ginilah resiko jadi idol. Kita harus selalu menjaga penampilan biar disukai orang-orang kita."

"Benar banget! Gue naik dikit berat badannya langsung dikritik sama haters, katanya idol kok gendut. Tersiksa banget, tapi harus ditahan, ini 'kan mimpi kita untuk jadi idol terkenal," terang Irene dengan wajah sedih. Ia tak pernah terbayang bahwa jadi idola banyak orang akan sesusah ini. Salah sedikit langsung jadi bulan-bulan haters.

V hanya menyimak curahan hati Irene, memang apalagi yang bisa dilakukan. Itu sudah menjadi resiko mereka karena menjadi seorang idol, bahkan untuk mereka bisa bertemu saja sangat sulit dan jarang. Sebab jika ketahuan, maka akan muncul berita yang tidak-tidak tentang mereka di mana-mana.

"Gue capek sebenarnya, tapi mau gimana lagi, ini mimpi gue, nggak mungkin bakal gue Lepas gitu aja!" Irene dengan segala prinsipnya itu tak terbantahkan. Apa pun yang ia ingin, harus tercapai, meski jalannya berliku-liku.

V selalu suka dengan prinsip teman kecilnya itu, makanya ia selalu mengikuti langkah Irene, bahkan hingga dirinya ikut menjadi salah satu member BTS. Alasannya tentu saja karena Irene, ia akan selalu mengikuti jalan perempuan itu.

......

Udara pagi menyerbak dengan gerak dingin yang paling dramatis, bahkan sesekali seseorang dengan hoodie hitam itu harus menyembunyikan tangannya di balik saku rapat-rapat.

Korea selalu begini, ramai tapi keruh, gambaran hidupnya. _Flash_ kamera yang menyudutkan setiap pangkal hidupnya, red karpet yang terlalu melelahkan untuk dilewati pada remangnya malam.

Dahulu seseorang pernah berkata begini, bahwa terkadang pada titik tertentu hidup akan membawamu pada titik sepi yang tidak bisa di hindari. Dan cowok yang biasa di panggil V itu, sampai pada titik ini. Titik di mana ucapan sahabat kecilnya terbukti.

"Kalo Nikola Tesla berhasil nemuin mesin waktu, kira-kira gue bakal ambil kesempatan buat putar ulang hidup nggak, ya?"

Cowok itu bermonolog pada ketinggian gedung sebuah perusahaan _entertainment,_ sorot matanya keruh, menatap gamang Seoul yang ramai. Gedung-gedung pencakar langit yang terlihat menarik, sibuk sekaligus.

Kolaborasi CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang