05. starboy

5 7 0
                                    

Ruangan ini cukup luas untuk ruangan yang berisi empat puluh siswa dan satu orang guru, akan tetapi sepertinya gurunya tidak masuk hari ini, yang artinya jamkosong.
Di dalamnya terdapat dua buah pendingin ruangan yang membuat ruangan kelas ini sejuk walaupun berisi banyak orang. Kelas ini juga wangi karena salah satu siswanya menggantungkan pengharum ruangan di bawah pendingin itu.  Saat kaki gue melangkah masuk dan taruh tas gue di kursi gue

"Hei, Lara" seorang cewek dengan rambut panjang, terurai, berpirang, dan model rambut nya butterfly  yang menandakan dia baru saja ke salon rambut.
"Apaan" jawab gue jutek, karena gue tau kenapa dia manggil, pasti ada maunya
"Weissst, Jutek amat mbak, keselek lo?" gurau nya.
"Nggak, cuman ketelen" jawab gue asal, sambil mengeluarkan buku novel yang telah dibelikan bang abie semalam.
"Haha, udah ah bercanda nya" katanya "oh iya Lara" batin Lara seolah sudah bisa menebak apa yang ingin dia katakan."Gue boleh gabung kelompok lo nggak besok?"
Yapp, tepat sekali tebakan Lara, ada maunya. Sekalipun michella Tania adalah sahabatnya, tapi dia sangat cerewet dan banyak maunya.
"Terserah lo aja Tan" jawabku
"Anggotanya sekarang baru berapa Ra?"

"Nol" jawab gue singkat, tanpa mengalihkan tatapan gue dari buku novel yang gue baca sedari tadi
"HAHHH?" Kata seseorang perempuan lain dengan nada terkejut, menghampiri meja gue secara tiba tiba,  caca tribungawi menyahut mendadak "Lo? Belum milih kelompok? Fiks kita di takdirkan untuk sekelompok sih, jhaha" ujarnya, sebenernya Lara tau, itu godaan agar Caca bisa ikut berkelompok dengan nya.
"Boleh kaga oy" tanya caca lagi
"Serah"
"Yaudah sekalian gue promosi ya Ra"
"Promosi?" tanya gue bingung.
"Iya, ntar gue bilang seisi kelas siapa yang mau masuk kekelompok kita, daftar dulu, ntar kita pilih"
"Dikira audisi kali pake pilih pilih segala" timpal tania
"Yee, biarin suka suka gue! Ga suka lo? Hus hus" walau mereka ber tiga sahabatan tapi tania dan caca sering ribut, berbanding terbalik dengan Lara yang aura nya sangat lah tenang dan cuek, walau di dalem pikiran maupun hati nya terpendam banyak sekali cerita Luka Lara.
"Ciuh, siapa lo? Ngusir ngusir, gue duluan yang minta sama Lara, sewot amat lo Tan"
"Berisik kalian ber dua tau nggak" timpal ketua kelas bernama Dimas yang tiba-tiba ada ditengah mereka.
"Songong lo, nggak liat apa? Noh seisi kelas ribut. Kok kita doank yang di omelin" tutur Tania.
"Nih juga otw gue mau ngasih tau seisi kelas buat nggak Ri Buut" dengan sengaja dimas menekan kata ribut di akhir kalimat.

"Yauda sok, kasi tau sono gih, ketua Ke Las" timpal Caca dengan mengikuti cara Dimas berbicara tadi, menekan kata ter akhir.
"WOII" teriak Dimas, semua mata yang berada di kelas menatap nya, begitu juga Lara yang sedari tadi fokus dengan buku novel bacaan nya, dia tidak terlalu jelas mendengar percakapan dan tengkaran dimas dan sahabat nya itu. Tapi sekarang Lara sudah mendengarkan Dimas yang mulai berbicara.

"Yang berisik gue catat, suruhan ibu Ana, beliau nggak masuk hari ini jadi jam kosong hari ini." Ucap dimas keseluruh siswa yang ada di kelas
"Yaelahhh, percuma jam kosong tapi main catat catatan" keluh salah satu siswa
"Etss, jan bersedih dulu" kata dimas "kita di pulangkan setelah jam menunjukan jam 12, kita dipulang kan cepat karena ada berita buruk, bapak Jaka... mening@l"
"Inallilahi" jawab seisi kelas serempak

Satu setengah jam berlalu dan akhirnya bel istirahat berbunyi.
"Ra, kekantin yuk" ucap Caca kepada Lara.
"Yaudah ayok"
"Gas, Tania ikut kaga?"
"Gass poll ikutt!"balas tania riang, padahal baru saja beberapa jam tadi mereka ribut, tapi langsung baikan tanpa maaf maafan, sudah tidak heran Lara sudah sering melihat kejadian ini "Ouh iya Keira mana?" Tanya gue.
"Keira yang mana Ra?" Tania, bersama pertanyaan yang nggak masuk akal nya
"Yang mana lagi sih, kalau ngga bestie kita si keira ghelisya" timpal gue.
"Ohh, bilang donk kalau keira itu, kan ada tuh kakak kelas namanya juga keira,cuman beda nama belakang aja" jawab Tania
"Oh si paling sinis, judes, banyak tingkah, pick me dan suka pamrih kekayaan itu?" Timpal Caca
"Weh iya, tau nggak, masa dia juga pamrih
Ke gue, dia abis beli sepatu mahal dan tas mahal" ucap Tania.
"Iya, pas dia pernah pacaran sama si salah satu team starboy  yang namanya Bara itu, dia bangga banggain cowoknya, tapi apa? Tapi si bara ngaku bahwa dia cuman kasian kalau harus nolak keira kakak kelas itu, dan akhirnya si keira itu di putusin sam-"
"Weh? Ini lagi bahas keira kemana, kok malah jadi gibahin keira kakak kelas itu si?" Ucap gue dengan sedikit kesal karena sudah mengubah topik.
"Eh, iya ya sorry sorry lupa" timpal Tania dengan cengengesan,
Caca hanya bisa menggaruk belakang lehernya karena baru tersadar.

"Si keira tadi bilang ke gue dari pesan nya dia bilang, dia nggak masuk kelas hari ini. Karena, dia sakit" tutur Caca.
Mereka telah tiba di kantin sekolah, lalu memilih meja kosong untuk mereka ber tiga duduk lalu makan pesanan mereka dengan lahap, lalu mereka akhirnya kembali ke kelas sambil berbincang bincang
"Sakit apa dia?, kok nggak ngasih tau gue sih?"ucap gue memulai obrolan saat berjalan hendak balik ke kelas
"Yee, asal lo tau, lo itu sibuk sama dunia lo sendiri tau nggak Lara? Kalau buku novel udah di tangan lo, nggak mungkin lo rela relain berhenti baca demi buka notifikasi di hp lo." jelas Tania, yang di balas anggukan oleh Caca.
Gue membalas nya dengan memutar balikkan bola mata.

"Serah gue lah, idup idup gue" jawab gue
"Lagian, lo kok suka sama manusia di dalam buku, terlebih manusia fiksi tokoh yang ada di buku buku lo?, apa seru nya coba, mending lo cari yang nyata." Usul Tania
"Iya deh, lo dah berapa tahun menjomblo, nggak ada niatan buat cari cowok?" Tanya Caca kepada Lara.
"Nggatau, nggak ada minat" jawab gue dengan terus berjalan.
"Bukan nggak minat, tapi ngga nemu yang niat, ya ngga Ra?"
"Mungkin, gue rasa gue nggak pantas buat siapa siapa, gue takut di saat sayang sayangnya ya kan, malah ditinggalin karena faktor latar belakang, maupun asal usul gue"
"Yaelah, itumah pikiran negatif lo aja Lara" jawab Caca
"Lagian siapa juga ya kan yang mau sama seorang Lara yang kutu buku, dan jarang ngomong, kan kalian udah tau, gue kalo dikeramaian jarang ngomong kalo nggak dekat, atau kalau nggak di ajak ngomong duluan, nggak bakalan ngomong" ujar gue dengan menatap keduanya secara bergantian, dan mereka telah tiba di kelas, lalu duduk di tempat literasi agar mereka leluasa berbincang.
"Heh!" Ucap Tania dengan sedikit mengeraskan suaranya "lo bilang apa? Nggak ada yang mau sama lo? Ck,ck,ck Lara Lara. Ini nih akibatnya kalau novel mulu yang lo pegang" kata Tania "buka mata lo lebar lebar Lara, Banyak yang naksir dan terpikat sama ELO LARAA"
Jawabnya dengan kesal.
"Iya tuh, lo nya aja yang nggak sadar." Timpal Caca

"Ck, dapet gosip doank kalian mah itu"
"Gosip darimana? Asal lo tau, gara gara gue dan Caca dekat sama lo, jadi banyak cowok yang nyamperin kita cuman buat nanya tentang lo!" Jawab tania semakin kesal.
"Kami dapet info dari orangnya langsung loh Lara, tapi gue bilang kalau lo nggak ada minat buat jalin hubungan, karena dia asik dengan cowok fiksinya yang ada dalam novelnya, gue bilang gitu kesalah satu cowok yang nanya tentang lo" ucap Caca.
Ucapan Caca tidak salah tentang novel itu, tapi untuk tidak minat jalin hubungan itu, sangat salah.
"Oh ya?"
"Iya Lara, buka mata lo sekarang, banyak yang ngincar lo, asal lo tau, lo itu punya banyak kelebihan yang membuat banyak laki laki terpikat sama lo, cuman kebanyakan dari mereka takut mengungkapkannya, karena lo terlihat cuek dan sombong, padahal nggak" ucap Tania.
"Gue mau tanya donk Lara, dari lima team starboy, lo ada naksir salah satunya nggak?"
"Ada sih"
"Siapa tuh?, kasih tau gue donk"
"Angkasa galensyah" jawab gue sambil sedikit memelankan suara saat menyebut nama nya.
"Weitttss, gilakkk sii, si Galen juga naksir sama lo tau nggak si Lara" Ucap Caca yang membuat Lara terkejut dan membuat jantungnya berdebar kencang

"Nggak percaya" jawab gue singkat, pura pura biasa aja karena berita tadi.
"Dih, dikasih tau malah ngga percaya, eh, oh iya, Lara..."
"Apa?" Jawab gue karena dipanggil Caca.
"3 anggota Starboy naksir sama lo tau nggak si Ra?" Kata Caca
"HAHH?" Mata gue membelalak tak percaya, karena dari 5 anggota starboy 3 diantara nya naksir dengan nya? Sungguh tak masuk akal, pikir Lara.
"lo kok kaget? Harusnya senang donk" ucap Tania,
"Senang gimana, bisa bisa gue di serang ciwi-ciwi yang naksir sama cowok starboy. Cowok yang mereka taksir, ternyata naksir sama gue? Tiga lagi? Waduh, berita bahaya ini" ucap gue pelan takut terdengar siswa siswi lain.
"Tenang mah kalau itu, ada gue, Caca, dan keira yang bantu singkirin hama hama itu, milikin aja ngga, malah main serang serang" jawab tania yang dibalas anggukan Caca "yang harusnya lo pikirin adalah, jangan sampai lo bikin team starboy itu rusak karena memperebutkan lo" butuh beberapa detik untuk mengartikan maksud Tania, dan setelah gue paham, gue jadi panik, lalu menggigit bibir, memikirkan itu.
"Bener tuh, lo harus hati hati ya Lara mulai sekarang" saran Caca

Tidak di sadari ternyata meraka berbincang bincang hingga waktu menunjukan pukul 12.00 dan pengumuman pulang cepat itu akhirnya tiba, dan semua siswa bergegas membereskan semua barang-barang bawaannya.

                              ¤•¤

Lara Kind Girl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang