06.Pertemuan

4 6 0
                                    


Saat hendak turun dari lantai 2 ke lantai bawah lewat tangga dengan terburu-buru karena takut abang Abi nunggu lama karena saat Lara memberi kabar bahwa dia pulang jam 12 lewat hanphone nya,
Dengan tergesa gesa turun tangga dan tidak melihat ada orang yang naik tangga, hingga tak sengaja Lara menabrak seorang lelaki.
*Brukkk "aduuuuhhh, aww ish sakit tau ngga sih, jalan pake mat-" kalimatnya terhenti karena melihat bahwa yang dia tabrak adalah Lara.
Aduh mampus malah ketemu disini' batin Lara ber ucap
"Sorry, kak galen, aku buru buru tadi"
Ucap gue, gue baru aja nabrak kakak kelas 12 IPS yang bernama angkasa galensyah
"O-oh, iya gakpapa kok" ucapnya sambil tersenyum, yg entah kenapa ngeganjel, karena tadi dia sempat hampir berkata-kata kasar sama gue, tapi setelah natap gue, langsung ubah?

"Ada yang sakit ngga?"
"Nggak kok, dikit doank sakitnya, udah nggak papa"
"Serius kak?" Tanya Lara memastikan karena tadi Lara merasa dia menabrak Galen lumayan kencang.
"Iya, Lara" sahut Galen, entah kenapa Lara merasa ucapan Galen terhadapnya begitu lembut setelah galen melihat sosok Lara lah yang menabraknya.
Dia jadi ingat ucapan Caca dan Tania sebelum bell pulang tadi. Galen juga naksir sama lo' apakah ini kenyataan?

"Lara mau pulang?"
"Iya kak"
"Yaudah bareng ka Galen aja ya turunnya, tunggu disini bentar, ngambil tas dulu" belum sempat Lara menjawab, Galen telah lari sekencang mungkin menaiki tangga untuk mengambil tas ranselnya.
3 menit berlalu, galen telah kembali dengan tas ranselnya di bahu, dan di tangan kirinya dia menggandeng bola berwarna jingga dengan garis garis hitam, yang disebut sebagai bola basket.
"Yok turun" ucap Galen, yang dibalas anggukan oleh Lara.
Mereka jalan beriringan, yang membuat sekumpulan ciwi yang ngelihat langsung berbisik-bisik satu sama lain.
Saat tiba di halaman sekolah, gue berada tiga langkah membelakangi dia, yang membuat dia kemudian bertanya
"Kenapa?"
"Nggakpapa sih, cuman nggak enak aja sama fans kamu, liat kit- eh, maksudnya liat ka Galen jalan sama Lara beriringan, kayak ntar dikiranya Lara sama ka Garen punya hubungan apa gitukan, bisa diserang aku kak"
"Mereka bisik-bisik ya tadi?"
"Mungkin"
"Yaudah biarin, nggak usah di anggepin,"
"Nggak usah di anggepin gimana kak? Mereka itu bagaikan 50 vs 1 kak.
"Haha. Yauda kapan kapan aja,kalau bisa besok" sahutnya
"Hah? Besok apa maksudnya kak?"
"Jalannya"
What the hell?' batin lara berucap "o-,oh"
"See you tomorrow lara" jawabnya, sambil mengedipkan sebelah mata, dan berlalu gitu aja.

Akhirnya gue nyamperin abang gue yang terlihat kepanasan "Lama ya nunggu nya?"
"Nggak si, baru 5 menitan nunggu nya" ucap Abi
"Oh oke deh that's good then"
"Siap berkelana tuan putri?" Guraunya, sambil memasangkan helm dikepala gue
"Siaaapppp" balas ku, yang membuat gue dan bang abie tertawa satu sama lain.

15 menit berlalu, mereka telah tiba di tempat yang mereka tuju yaitu :
toko calimArt Shop.
Dindingnya bernuasa berwarna putih, rak tempat penyimpanan barang barangnya juga putih, orang yang datang membeli lumayan ramai dari biasanya, kami di sambut hangat oleh pekerja disana, dan akhirnya Mereka membeli Macam-macam kuas seperti #1 Round ,
#3 Round, #2 Flat Shader , #12 Flat Shader , #2 Angural, Comb dan 6# Filbert dan macam-macam cat lainnya.
Juga tak lupa Kanvas, Cat air, Palet cat, pisau palet, dan juga wadah airnya.
Awalnya mereka kesusahan membawa barang-barangnya itu, tetapi mereka sampai juga ke rumah setelah berkeliling lumayan lama toko calim art itu.
Lalu saat gue mau membawa semua barang-barang itu kedalam rumah dan menempatkannya di kamar tiba tiba,
"Sini, biar abang aja yang bawain kekamar"
Di ambilnya barang-barang yang berada ditangan gue tadi "eh bang, jangan semua, sini separuh aku yang bawa"
"udah nggak usah, abang kuat kok bawa ini sendirian" sahutnya sambil berjalan menuju anak tangga,
gue ngangguk-ngangguk "iya deh si paling kuat" gurau gue.
"Iya lah, abi gitulooh" membalas gurauan gue.
Gue dan bang Abi sudah Sampai dikamar bercat warna ungu dan putih itu.
"Taruh situ aja bang, biar terang" ucap gue sambil menunjuk arah pojok dekat meja belajar gue, di taruhnya barang-barang itu ditemlat yg gue tunjuk sesuai permintaan gue barusan.
"Nah, beres" ucapnya, sambil menatap barang barang itu
"Bang..." ucap gue "makasih ya, udah ngebantuin Lara"
"Iya Lara, sama-sama" sahutnya sambil tersenyum ke arah gue "yaudah, abang berangkat main futsal dan basket dulu ya, udah beres kan?"
"Iya udah bang, mangat ya"
"Of course, Lara." Jawab abi, Dengan terus tersenyum tulus the painting is enthusiastic ya, Lara"
"Eh? aku hari ini cuman nyiapin aja,besok aja aku latihan melukisnya"
"Oh gitu, yaudah kalau nggak ada kesibukan, mau nemenin abang main futsal dan main basket nggak" tanyanya, yang membuat gue berfikir sejenak "ada cewek kok" ujarnya lagi.
"Yaudah, aku ayok ayok aja"
"let's go, my little sister, Lara"
"let's have fun, bang"
"Ahaha" tawanya.

Dijalan, Lara dan Abi berbincang bincang ringan. "Jadi tujuan abang ngajak Lara biar abang ngga berangkat sendirian ya?"
"maybe so" jawabnya
"Makanya abang cari cewek biar nggak ngejomblo terus dan nggak punya teman kesananya" mereka telah tiba di tempat tujuan mereka
"Yee, biarin" ucapnya selagi mematikan sepeda motor Aerox nya, lalu menatap Lara dengan menjulurkan lidah nya, meledek
"ihhh, ngaselin, di kasih saran juga" dia mukul keras bahu Abi, yang membuat Abi merengek kesakitan.
"Aduh, jan kekencengan donk"
"Eh, maaf bang accidentally " sambil memasak muka rasa bersalah, yang membuat Abi gemas dengan adiknya ini
"Ya ampun, uccu banget cii kamuu" sambil mencubit pipi Lara
"Aw"
"Eh, maaf dek accidentally" dia menirukan cara adiknya berbicara dan cara dia ber ekpresi, yang membuat Lara kesal
"ihh, nggak asik." Ucap lara "udah ah Lara ngambek, bye" kaki lara berjalan tanpa arah dengan tangan di dada dan mata ke arah Abi sambil menjulurkan lidahnya lagi, dan tiba-tiba... *Brukk. Lara terjatuh karena menabrak orang lagi
Dan sialnya orang yang sama lagi.
"Eh, Lara? Lo nggak papa kan?" Satu tangan kanan Garen terulur, dan gue menyambutnya dengan ragu-ragu"keknya kita ditakdirkan untuk bertemu dan bertabrakan ya nggak si Lara?" Guraunya.
"I don't know" jawab gue singkat
"Lara nggak ada yang sakit kan?" Dengan tiba tiba abi muncul dan menengahi gue dan Garen
"Nggak kok, Lara baik-baik aja"
"Eh bro, Lo siapa nya Lara bro?" Tanya Garen penasaran "pacar lo?"
"Ngapa nanya nanya? Naksir lo sama adik gue?" Ucap abi kepada garen.
"Nanya doank aelah, biasanya kan lo dateng sendir-"
"Kayak lo datang berdua aja" sela Abi.
"Oh iya ya, gue kesini sendirian mulu ya?..." Jawab garen "Pulangnya juga sendiri, gimana kalau adek lo sama gue aja biar gue nggak sendiri"
Abi yang mendengar itu langsung bingung, ni anak emang naksir sama adek gue? Pikir abi.
"Kenal lo sama adik gue?"
"Kenal lah, satu sekolah, orang mana yang nggak kenal seorang Lara, paling Lara yang nggak kenal orang, dia sibuk baca novel Cowok fiksi, ya nggak Ra?"
Gue yang dari tadi diam jadi kaget dengan ucapan Garen, kok dia bisa tau?
"Serah adik gue lah"
"Yaudah si, emang itu hak Lara, yaudah yuk Lara kita masuk" tiba tiba tangan gue di tarik lembut oleh Garen
"Heh, adik gue jangan di tarik tarik margarin rebus" ucapnya meledek nama garen dengan margarin, aneh nya kok harus di rebus? Ntahlah.
"Iya iya" dia berhenti menarik, tapi dia mengaitkan jari jarinya ke jari jari gue.
Gue melotot tanpa dia sadari, gue nggak tahu harus ngapain...
"Temani ka garen main basket ya, Lara?"
"T-tapi abang gue minta tem-"
"Temani ka garen sekali aja, please Lara" pintanya.
"Yaudah, ayok"
"Duduk sini, nontonin ka Garen main ya, Lara, jangan kemana mana" ucapnya sambil menaruh tasnya di samping tempat gue duduk
"Iya iya"gue cuman bisa pasrah

Setengah jam gue nontonin dia main, ternyata nggak se membosankan itu melihat orang main basket, terlebih melihat ka Garen, ucap batin Lara.
Selesai dia main, Garen menyusul gue.
"Tolong Ambilin botol dan Kain ka Garen di tas donk Lara" pintanya sambil duduk melonjorkan kaki nya di rerumputan dan mengatur nafas nya yang ter sengal sengal
"O-oke" ragu-ragu gue bukA, karena ini sama persis dengan kejadian salahsatu buku novel yang dia baca *di minta ambilin minuman padahal nggak ada hubungan*
"Maaf, Lara buka ya tas nya" sambil merogoh isi tasnya dan menemukan botol dan kain handuk mini, lalu memberikannya kepada Garen "nih, ka" ucap gue
"Makasih" sambil tersenyum simpul, yang membuat gue membalas senyumannya
Tanpa di sadari abang abi sudah ada di belakang gue dan berkata "weittss, yang niat nya mau nemenin abangnya malah nemenin ayangnya" abi berujar
Yang membuat gue dan garen serempak menatap ke arah abi
"Mana Lara punya ayang, ck ck bang bang"
"Ya biarin lah, dia mau nya nemenin gue"
"Loh, tadi ka Garen yang maksa, jadi aku turutin bang"
"Haha, nggak papa kok, abang dukung kalian" sambil tersenyum tulus dan pergi gitu aja.
Gue yang belum mengerti maksud abi tadi jadi bingung, apa maksudnya?
"Dukung kalian?" Tanya gue ke Garen, yang sedari tadi tersenyum ntah apa yang membuat dia tersenyum
"Iya, dukung kita Lara"
"Oh dukung kit- eh Hah? Maksudnya? Dukung-" ucap gue terpotong
"Iya dukung kita dekat dan jadian"

¤•¤

Lara Kind Girl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang