hallo !!
no plagiat !!
cerita pertama nieh..
semoga suka !
***
Udara yang tak kasat mata seperti embun tetapi sangat dingin berada di sekitar gue, rasa nya hampir mati rasa, karena tempat ini sudah mengurungnya begitu lama.
"Siapapun yg ada di luar tolong buka !!" teriak gue.Pendingin ruangan yang berada di gudang kosong ini telah lama mengurung tubuh mungil perempuan ini.
sudah hampir 14 jam dia terkurung, tetapi tidak ada tanda-tanda ada seseorang yang akan membebaskan nya dari tempat ini.
tubuh nya mengigil, tangan dan kaki nya bergetar saat hendak berdiri.
pintu tak jauh dari pandangan, akan tetapi rasanya sangat jauh karena badan gue yang melemas akibat suhu pendingin yang tak masuk akal.
akhirnya gue memilih untuk mendekati pintu itu, dengan berjalan layaknya seorang suster ngesot.
baju drees yang berwarna putih lengkap dengan ikatan pita di belakang pinggang gue menjadi kotor, akibat melap lantai yang penuh debu dengan baju kesayangan gue.
rasanya berat sekali membawa diri ke depan pintu itu, gue menggigil hebat saat hampir sampai.
"S-se-dik-kit la-agi," Ucap gue terbata bata.Saat tangan gue hampir berhasil mencapai ganggang pintu silver itu, secara tiba tiba ganggang itu bergerak pelan dan terbuka dengan sendirinya.
mata gue membelalak tak percaya apa yg sedang gue tatap sekarang.
sungguh di luar dugaan."Lara, ya ampun. ternyata kamu di sini," panggilnya dengan khas suara nya yang serak namun terdengar lembut.
Dia mengulurkan 1 tangannya, yang mengisyaratkan gue untuk menyambut tangan itu.
Lalu tangan gue di tarik dan gue bangun dari posisi ngesot tadi.."Bibir lo terlihat pucat banget Ra, maaf in abang ya baru bisa bertemu kamu sekarang."
"Iya bang Abi. Lara ngerti kok, hehe." jawab ku kepada nya yang bernama Habibie Nuqhayrul.
Tangan nya mengambil tangan kanan gue, dan dia letakkan tangan gue ke bahu nya, lalu mengarahkan gue ke arah dapur.
"Yaudah kalo gitu, mau abang buatin teh, atau kopi panas dek?." Tanya nya sambil terus membantu gue berjalan.
"Eh bang, gausah. abang baru dateng kan pasti cape perjalan panjangnya," Jawab gue
"Gakpapa lah, abang buatin ya, lagian bikin teh maupun kopi bentar doank. Ara duduk di sini aja ya." Tuturnya, yang membuat gue mau nggak mau menurut.
selang beberapa menit, bang Abi sudah tiba dengan tangannya yg membawa teh panas.
"Nih, di habisin ya minumnya. kalau gak habis abang tabok Lara." Kata nya, dengan candaan agar nggak canggung canggung amat setelah sekian lamanya 3 tahun lebih nggak ketemu karena bang abi kuliah di luar negeri.
"Iya iya, bawel." celutuk gue asal.
"Lara," Panggilnya lembut.
bersamaan dengan tangan nya yang memberi sweater di tangan nya ke tangan gue.
"Ya bang?" Sahut gue sambil mengambil sweeter itu "makasih." ucap gue, lalu memakai sweater itu.
"Mama lagi ya?" Tanyanya dengan mendadak.
pukul sudah menunjukan pukul 17.55 AM.
Yang artinya gue sudah setengah hari berada di tempat itu.
"Bang. Ara laper banget, Makan keluar yuk,"
ucap gue mengubah topik. Sebenernya gue ga lapar, tapi gue mau ubah topik, setidaknya untuk sementara."Yaudah, ayok. di bawah dekat teras samping ada mobil abang, masuk duluan aja, ntar abang nyusul setelah ngambil sepatu abang buat latihan besok." ucap nya.
"Siap abang kuh" ujar gue.
"Kuat jalan kan? mau abang anterin dul-"
"Nggak usah bang, Lara bisa kok." potong gue mendadak.
"Yaudah deh, abang ambil sepatu di kamar dulu ya."
Kaki gue yg lemas mulai menyusuri setiap tangga, tangan gue yg tadi nya gemetar sudah mulai normal.
Saat ganggang pintu depan gue buka, gue bisa melihat matahari tlah tenggelam, dan langit berubah menjadi warna jingga.Gue termenung melihat senja itu, sampai sampai nggak sadar, bang abi sudah tiba di sebelah gue.
"Hey. kan tadi abang udah suruh masuk duluan, kok masih di sini Ra? ayok jadi gak makan diluarnya, malah bengong."
"e-eh, i-iya bang," buru buru gue masuk ke mobil civic abu itu."Kamu bengong mulu dari tadi, kenapa si" Tanya nya.
mobil sudah melaju dengan kecepatan sedang, tanpa gue sadari bang abi telah lama memperhatikan gue yg bengong.
"O-oh, itu, mikirin tugas, iya tugas MTK hehe." Sahut ku.
sejujurnya gue nggak ingin berbohong, tetapi jika gue jujur, gue nggak mau merepotkan abang lagi. terlalu banyak sudah, bang Abi membantu gue, dan merepotkan nya melulu.
"oh tugas. kirain mikirin apa gitu, biar bisa cerita ke abang. kalo tugas mah bang abi juga dulu waktu SMP nggak terlalu pinter kalo urusannya sama MTK, mudah puyeng ahahaha" ungkap nya. yg membuat gue langsung tertawa juga.
10 menit berlalu. akhirnya gue dan mas abi tiba di restoran yg dulu, seringkali kami datangi. dulu.
3 tahun yang lalu menjadi tempat favorite. akan tetapi, sejak bang abi ninggalin indonesia, tiada keberanian aku untuk mendatangi tempat ini lagi.
.
"Restoran favorite kita dek. tempat kita berbagi cerita disaat senang maupun sedih" dulu maksudnya.
Matanya tak berhenti menyusuri setiap sudut restoran itu. dari binar matanya, sepertinya dia sangat amat merindukan tempat ini. begitu juga dengan ku.
"Iya, bang," Ucapku. Kaki gue sudah menginjak lantai restoran itu, udaranya cukup segar diluar jadi kami memilih meja makan yang berada diluar. Disini nggak terlalu ramai namun, nggak terkesan sepi juga.
Restoran nya tidak mewan namun, terkesan aestetic, dan karyawan yang bekerja di sini terkenal ramah ramah.
"Mbak ella." Sapa bang abi terhadap salah satu pelayan restoran. perempuan yg merasa di panggil itu pun menghampiri kami.
Rambut nya yg tersanggul rapi, alis nya yg tipis, hidung yg mancung, bibir yang merah muda, dan jari jari yg lentik itu sangat cocok dengan tubuhnya yg kurus ideal itu.
"eh, hai bang Abi, dan - " Bisa di lihat dari tatap matanya, bahwa dia seperti ingin mengingat ingat siapa diri gue atau siapa nama gue.
"Laraska Nuqhayra" Terang gue.
"oh, iya. hai Lara, kamu makin cantik Lara.
maaf kan aku telah lupa dengan nama mu, karena kamu dengan bang abi sudah lama nggak kesini" jelasnya.
"iya, nggak apa mba ella, hehe." jawab ku dengan tersenyum tipis kepada pelayan itu
bisa dilihat dari tatapan bang abi, seperti bingung. "karena kamu dengan bang abi sudah lama nggak kesini" mungkin karena kata mbak Ella tadi itu, membuat dia bingung. yap emang itu sebabnya."Silahkan, mau pesan apa"
Perempuan itu menyondorkan menu makanan itu kepada kami, lalu kami memilih makanan yang berbeda namun minuman yang sama.
Gue sudah pesan duluan. Dan tinggal bang Abi.
"itu saja?" Tanya mbak ella kepada kami. Dia kenal bang abi dari jaman SMA karena mereka satu sekolah. dan bernama Sheila, biasa di panggil ella."Samain kayak lara ya minumannya cappucino drink ya ella." sahut bang abi.
nggak perlu nunggu lama pesanan kami tiba sudah tiba. dan kami menyantap nya dengan menikmati suasana diluar.
Dapat terlihat banyak pengemudi berlalu lalang dan ada juga yang menunggu lampu merah berubah menjadi warna hijau.
Bulan malam ini tidak terlihat, entah kemana dia pergi nya.(¤•¤)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Kind Girl.
RomanceLara yang hampir setiap malam nya bercerita kepada bulan tentang keluh kesal nya. dirinya yang sangat amat tertutup. namun jika kamu bilang dia adalah orang yang pendiam, nggak banyak omong, maka artinya kamu tidak dekat dengannya. banyak luka dan r...