Jam menunjukkan pukul 1 dini hari saat Seungcheol tiba dirumahnya. Seungcheol memasuki rumahnya dan langsung menuju kamar. Terlihat Cheryl, istrinya yang sudah tertidur lelap. Seungcheol mendekat dan memandang lekat wajah istrinya itu.
"Kangen" gumamnya sambil mengelus lembut pipi istrinya.
Terhitung sudah 3 hari Seungcheol menginap dikantor. Ada beberapa projeknya yang mengharuskan Seungcheol untuk tidur dikantor.
"Seungcheol" ucap Cheryl saat terbangun dari tidurnya dan mendapati Seungcheol didepannya.
"Eh aku ngebangunin kamu ya? Maaf maaf ya"
"Kamu pulang ko nggak ngabarin aku sih?"
"Ini pulang juga dadakan ko, kangen kamu soalnya" ucap Seungcheol lalu memeluk Cheryl.
Cheryl pun memeluk erat tubuh Seungcheol, menghirup wangi tubuhnya yang sudah sangat Cheryl rindukan.
"Kerjaan kamu udah selesai?" tanya Cheryl saat sudah melepaskan pelukannya.
"Dikit lagi selesai makanya aku bisa pulang dulu"
"Kamu udah makan? Mau aku masakin?"
"Laper sih, tapi kamu nggak papa masakin aku?"
"Aneh pertanyaanmu" sahut Cheryl lalu bangkit dari tempat tidur dan menguncir rambutnya. "Kamu mandi dulu aja aku masak dulu" ucapnya lalu bergegas kedapur.
Cheryl membuka kulkasnya dan melihat ada bahan masakan apa saja yang bisa dia olah. Hanya tersisa setengah ekor ayam saja. Cheryl memutuskan untuk membuat sup ayam kesukaan suaminya.
"Kamu masak apa yang?" tanya Seungcheol saat menghampiri Cheryl didapur.
"Sup ayam, aku belum belanja lagi, sisa ayam di kulkas jadi aku masak sup ayam, nggak papa ya?"
"Ya nggak papa, kamu mau masakin aku tengah malem gini juga aku udah seneng ko"
"Nah ini udah mateng, bentar ya aku ambil nasinya" ucap Cheryl sambil menyajikan sup ayamnya.
"Ini nasinya. Selamat makan" lanjut Cheryl.
"Makasih ya yang. Kamu kalau mau lanjut tidur nggak papa"
"Aku temenin kamu makan aja"
"Kamu nggak ngantuk emang?"
"Dikit, tapi nanti aja tidur lagi bareng kamu" ucap Cheryl sambil memeperhatikan Seungcheol makan. "Enak?"
"Enaklah, masakanmu selalu enak" sahut Seungcheol sambil terus melahap sup ayamnya. "Akhirnya aku bisa makan dengan benar"
"Makanmu nggak bener selama dikantor?"
"Ya gitu yang, namanya dikantor kan makan seadanya aja"
"Kamu kan bisa telvon aku Cheol, aku bisa kirimin makanan ke kantor"
"Ngerepotin kamu yang"
"Makan nggak bener, tidur juga udah pasti nggak bener kamu tuh, sakit awas aja ya"
"Kamu nggak mau ngurusin aku kalau aku sakit?"
"Nggak, kamu buat sendiri sakitnya"
"Tega banget sama suaminya" ucap Seungcheol sambil cemberut.
Cheryl mendekat ke Seungcheol dan mengecek dahi suaminya. Panas.
"Kan, udah feeling aku pasti sakit kamu" ucap Cheryl sebal.
Sebenarnya ini alasan Cheryl tidak mau langsung tidur kembali setelah masak untuk suaminya. Cheryl sudah tau suaminya sedang tidak sehat.
"Nggak sakit loh yang"
"Masih aja bilang nggak sakit" dengus Cheryl sebal. "Apa yang dirasain?"
"Cuma nggak enak aja badannya" jujur Seungcheol.
Dan alasan sebenarnya Seungcheol pulang pun karena dia merasa badannya sudah sangat tidak enak. Karena takut akan semakin drop, dia pun memutuskan untuk pulang.
Cheryl pun berjalan kekotak obat yang tergantung tak jauh dari meja makan dan mengambil obat perda demam.
"Ini minum dulu obatnya" ucap Cheryl.
Seungcheol langsung menenggak obatnya. "Yang boleh minta tolong lagi nggak?" tanya Seungcheol ragu.
"Apa?"
"Pijitin boleh nggak yang, sakit sakit banget badan aku"
"Boleh, udah sana kamu kekamar aku cuci piring dulu sebentar"
"Makasih sayang" ucap Seungcheol lalu mencium pipi Cheryl sebelum pergi kekamar.
Selesai mencuci piring dan peralatan masaknya, Cheryl kekamar sambil membawa minyak urut yang biasa dia gunakan untuk mengurut Seungcheol. Saat sampai kamar, Cheryl melihat Seungcheol sudah tertidur.
"Sayang, jadi dipijit nggak?" tanya Cheryl sambil mengguncangkan badan Seungcheol agar bangun.
"Jadi yang" sahut Seungcheol setengah sadar.
"Tengkurap dulu"
Seungcheol menurut dan membalik badannya sambil meringis. Badannya benar-benar kaku.
"Kalau aku tidur nggak papa ya yang, ngantuk"
"Iya"
Cheryl menuangkan minyak ditangannya lalu meratakannya di kaki Seungcheol sebelum mengurut betis Seungcheol yang terasa kaku.
"Sshhh, ngilu banget yang" ringis Seungcheol yang ternyata belum kembali tidur.
"Tahan sebentar, kaku banget kaki kamu" sahut Cheryl sambil terus mengurut kaki Seungcheol.
Setelah dirasa kaki Seungcheol sudah tidak kaku lagi, Cheryl beralih untuk mengurut pinggang dan punggung Seungcheol.
"Merah gini yang, masuk angin kamu ini"
"Iya kali yang, dari kemaren nggak enak badan aku"
"Dikerok mau?"
"Nggak usah yang, pijitin aja"
Cheryl menurut dan kembali mengurut pinggang kearah atas sampai ke pundak.
"Hheeekkk, bener masuk angin. Heeeekkk" Seungcheol sendawa saat Cheryl memijat pundaknya.
"Pinggang aku lamain yang, sakit banget"
"Duduk mulu kamu ya"
"Gerak ko, tapi ya emang banyakan duduk. Ssshhh sakit yang"
"Tahan bentar yang" ucap Cheryl sambil mengurut pinggang Seungcheol dengan sedikit lebih kuat.
"Sssshhh sakit ih. Hhheeekkk"
"Tuh ada anginnya juga, makanya sakit"
"Heeekkk, cape sendawa terus"
Setelah dirasa tidak kaku lagi, Cheryl menekan punggung Seungcheol dengan kuat hingga bunyi Krek.
"Duh enak banget yang di keretek"
"Duduk yang, aku pijitin bahu kamu"
"Leher juga ya yang, nggak enak banget leherku"
Cheryl mulai memijat pundak Seungcheol dengan sedikit keras.
"Heeeekkk, duh masih ada aja anginnya"
"Heeeekkkkk, sssshhh heeekkk"
Seungcheol terus sendawa saat Cheryl memijat pundak dan lehernya.
"Udah" ucap Cheryl.
Seungcheol pun merenggangkan lehernya dan mengeluarkan bunyi Krek.
"Enakan badannya?" tanya Cheryl setelah mencuci tangannya.
"Enak, makasih sayang"
"Yudah tidur, istirahat" ucap Cheryl lalu merebahkan badannya disebelah Seungcheol.
"Sinian tidurnya, aku mau peluk kamu" ucap Seungcheol sambil menarik Cheryl masuk kedalam pelukkannya. "Selamat tidur sayangku" lanjutnya lalu mencium kepala Cheryl.
***