Tiga

766 13 0
                                    

"Tiba-tiba pengen kepuncak nggak si" ucap Seungcheol tiba-tiba.

"Apa sih Cheol ada-ada aja kamu" sahut Cheryl.

"Seru tau Cher, sunmori gitu"

"Terus ke puncak tuh mau ngapain Cheol?"

"Makan mie instan di warpat"

"Makan mie instan aja jauh-jauh ke warpat"

"Vibesnya kan beda Cher, yuk siap-siap yuk aku panasin motor" ucap Seungcheol semangat lalu bergegas ke garasi.

Cheryl cuma menggeleng melihat tingkah Seungcheol yang suka aneh tiba-tiba. Ini masih pukul setengah 5 subuh dan Seungcheol mengajaknya ke puncak hanya untuk makan mie instan di warpat adalah satu dari banyak hal asbun yang kadang Seungcheol lakukan.

"Kamu beneran mau motoran ke puncak Cheol?" tanya Cheryl saat melihat Seungcheol yang sedang menyiapkan motornya di teras rumah.

"Beneran sayang, udah sana kamu siap-siap jam 6 kita berangkat" sahut Seungcheol bersemangat.

"Sarapan dulu?"

"Boleh, bikin sarapan yang simpel aja Cher"

Cheryl langsung bergegas kedapur dan membuat 2 roti bakar untuknya dan Seungcheol. Cheryl pikir itu sudah cukup untuk mengganjal perutnya dan Seungcheol.

Setelah menyantap rotinya, Cheryl dan Seungcheol pun langsung bersiap untuk berangkat ke puncak.

"Jaketnya kancing yang bener ya Cher, udah nggak ada yang ketinggalan kan?" Seungcheol memastikan kembali sebelum mereka berangkat.

"Iya udah aman" sahut Cheryl.

"Oke let's go"

Seungchol pun langsung melajukan motornya. Udara dingin pagi menemani perjalanan mereka. Cheryl pikir ternyata ide Seungcheol ini tidak buruk juga. Ingatnya memang sudah lama mereka tidak pergi motoran seperti ini.

"Cheol, mau pipis" ucap Cheryl saat mereka sudah seperempat jalan.

"Mampir minimarket aja ya" sahut Seungcheol lalu membelokkan motornya.

"Aku pipis dulu" Cheryl langsung berlari kedalam minimarket untuk pipis.

Seungcheol merenggangkan badannya setelah memarkiran motornya. Badannya sudah tidak terbiasa untuk motoran jarak jauh. Ingatnya memang sudah lama dirinya tidak motoran sejauh ini.

"Mau istirahat dulu kah?" tanya Cheryl setelah selesai pipis.

"Kamu capek nggak?"

"Ya nggak lah, kan yang bawa motornya kamu"

"Yaudah lanjut dulu aja yuk aku belom capek banget"

Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan. Pemandangan kiri kanan yang indah menemani perjalanan dadakan mereka. Cheryl benar-benar merasa tidak menyesal mengiyakan ajakan Seungcheol. Pemandangan dan suasana puncak memang selalu berhasil membuat rileks.

Setelah menempuh 2jam perjalanan, mereka pun tiba di warpat. Saat mereka tiba, sudah ramai orang disana.

"Mau pesen apa?" tanya Seungcheol.

"Samaain kamu aja" jawab Cheryl lalu berjalan mencari tempat duduk. Beruntungnya Cheryl mendapat tempat yang langsung menghadap pemandangan yang indah.

"Bagus kan pemandangannya?" tanya Seungcheol lalu duduk di sebelah Cheryl.

"Bagus, nggak nyesel ikut ide kamu" sahut Cheryl yang kembali menikmati pemandangan cantik di depannya. "Kamu cape nggak?"

"Dikit, udah lama nggak pernah motoran jauh lagi tapi nggak apa aman ko"

Cheryl lalu mengambil tangan Seungcheol lalu dipijatnya lembut telapak tangan Seungcheol. "Enak nggak?"

"Enaklah, lagi pegel dipijitin" sahut Seungcheol. "Bunyiin yang jarinya"

Cheryl menuruti permintaan Seungcheol, ditariknya satu persatu jari-jari Seungcheol sampai mengeluarkan bunyi krek.

"Udah bunyi semua, mienya juga udah dateng"

"Terimakasih sayangku, selamat makan" ucap Seungcheol.

Salah satu alasan kenapa Seungcheol menikahi Cheryl waktu itu adalah Cheryl mau menuruti ajakan-ajakan tiba-tiba Seungcheol tanpa mengeluh. Salah satunya ini.

***

Choi SeungcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang